Selasa, 29 Juli 2014

tata cara sholat istikharah dan doa nya

CARA, WAKTU, NIAT & DO’A/BACAAN SHOLAT ISTIKHARAH YANG BENAR : “Sholat Istikhoroh” untuk jodoh maupun urusan lain | Bolehkan do’a Istikharah dengan bahasa Indonesia? | Bolehkah do’a Istikhoroh tanpa Sholat dulu? | Apakah hasil sholat Istikharah harus dalam bentuk “mimpi” atau hati yang mantap? Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu anhu berkata: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي قَالَ وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajari kami istikharah dalam setiap urusan yan kami hadapi sebagaimana beliau mengajarkan kami suatu surah dari Al-Qur’an. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika seorang dari kalian menghadapi masalah maka ruku’lah (shalat) dua raka’at yang bukan shalat wajib kemudian berdo’alah: Allahumma inniy astakhiiruka bi ‘ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as-aluka min fadhlikal ‘azhim, fainnaka taqdiru wa laa aqdiru wa ta’lamu wa laa ‘Abdullah’lamu wa anta ‘allaamul ghuyuub. Allahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amru khairul liy fiy diiniy wa ma’aasyiy wa ‘aaqibati amriy” atau; ‘Aajili amriy wa aajilihi faqdurhu liy wa yassirhu liy tsumma baarik liy fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna haadzal amru syarrul liy fiy diiniy wa ma’aasyiy wa ‘aaqibati amriy” aw qaola; fiy ‘aajili amriy wa aajilihi fashrifhu ‘anniy washrifniy ‘anhu waqdurliyl khaira haitsu kaana tsummar dhiniy.” (Ya Allah aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmuMu dan memohon kemampuan dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon karunia-Mu yang Agung. Karena Engkau Maha Mampu sedang aku tidak mampu, Engkau Maha Mengetahui sedang aku tidak mengetahui, Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini -atau beliau bersabda: di waktu dekat atau di masa nanti- maka takdirkanlah buatku dan mudahkanlah kemudian berikanlah berkah padanya. Namun sebaliknya ya Allah, bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini -atau beliau bersabda: di waktu dekat atau di masa nanti- maka jauhkanlah urusan dariku dan jauhkanlah aku darinya. Dan tetapkanlah buatku urusan yang baik saja dimanapun adanya kemudian jadikanlah aku ridha dengan ketetapan-Mu itu”. Beliau bersabda: “Dia sebutkan urusan yang sedang diminta pilihannya itu”. (HR. Al-Bukhari no. 1162) Cara menyebutkan urusannya misalnya: Ya Allah, jika engkau mengetahui bahwa safar ini atau pernikahan ini atau usaha ini atau mobil ini baik bagiku …, dan seterusnya. Penjelasan ringkas: Sesungguhnya manusia adalah makhluk yang sangat lemah, mereka sangat membutuhkan bantuan dari Allah Ta’ala dalam semua urusan mereka. Hal itu karena dia tidak mengetahui hal yang ghaib sehingga dia tidak bisa mengetahui mana amalan yang akan mendatangkan kebaikan dan mana yang akan mendatangkan kejelekan bagi dirinya. Karenanya, terkadang seseorang hendak mengerjakan suatu perkara dalam keadaan dia tidak mengetahui akibat yang akan lahir dari perkara tersebut atau hasilnya mungkin akan meleset dari perkiraannya. Oleh karena itulah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mensyariatkan adanya istikharah, yaitu permintaan kepada Allah agar Dia berkenan memberikan hidayah kepadanya menuju kepada kebaikan. Yang mana doa istikharah ini dipanjatkan kepada Allah setelah dia mengerjakan shalat sunnah dua rakaat. Allah Ta’ala berfirman: وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ. وَرَبُّكَ يَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ. وَهُوَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْحَمْدُ فِي الْأُولَى وَالْآخِرَةِ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ “Dan Rabbmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan. Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kalian dikembalikan.” (QS. Al-Qashash: 68-70) Imam Muhammad bin Ahmad Al-Qurthuby rahimahullah berkata, “Sebagian ulama mengatakan: Tidak sepantasnya bagi seseorang untuk mengerjakan suatu urusan dari urusan-urusan dunia kecuali setelah dia meminta pilihan kepada Allah dalam urusan tersebut. Yaitu dengan dia shalat dua rakaat shalat istikharah.” (Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur`an: 13/202) Shalat istikharah termasuk dari shalat-shalat sunnah berdasarkan kesepakatan para ulama. Al-Hafizh Al-Iraqi berkata -sebagaimana dalam Fath Al-Bari (11/221-222), “Saya tidak mengetahui ada ulama yang berpendapat wajibnya shalat istikharah.” Faidah: Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam Al-Fath (11/220), “Ibnu Abi Hamzah berkata: Amalan yang wajib dan yang sunnah tidak perlu melakukan istikharah dalam melakukannya, sebagaimana yang haram dan makruh tidak perlu melakukan istikharah dalam meninggalkannya. Maka urusan yang butuh istikharah hanya terbatas pada perkara yang mubah dan dalam urusan yang sunnah jika di depannya ada dua amalan sunnah yang hanya bisa dikerjakan salah satunya, mana yang dia kerjakan lebih dahulu dan yang dia mencukupkan diri dengannya.” Maka janganlah sekali-kali kamu meremehkan suatu urusan, akan tetapi hendaknya kamu beristikharah kepada Allah dalam urusan yang kecil dan yang besar, yang mulia atau yang rendah, dan pada semua amalan yang disyariatkan istikharah padanya. Karena terkadang ada amalan yang dianggap remeh akan tetapi lahir darinya perkara yang mulia.” Berikut beberapa permasalahan yang sering ditanyakan berkenaan dengan istikharah: 1. Apakah boleh istikharah dengan doa selain doa di atas atau dengan bahasa Indonesia? Jawab: Jabir bin Abdillah radhiallahu anhu berkata dalam hadits di atas, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajari kami istikharah dalam setiap urusan yang kami hadapi sebagaimana beliau mengajarkan kami suatu surah dari Al-Qur’an.” Ucapan ini menunjukkan bahwa dalam istikharah seseorang hanya boleh membaca doa di atas sesuai dengan konteks aslinya, tidak boleh ada penambahan dan tidak boleh juga ada pengurangan. Hal itu karena Nabi shallallahu alaihi wasallam menyerupakan pengajaran istikharah seperti pengajaran surah Al-Qur`an. Maka sebagaimana suatu ayat dalam Al-Qur`an tidak boleh ditambah atau dikurangi atau dirubah maka demikian halnya dengan doa istikharah. Karenanya tidak boleh berdoa dengan membaca terjemahannya semata, tapi dia harus membacanya sebagaimana Nabi mengajarkannya. Barangsiapa yang berdoa dengan terjemahannya maka dia tidak teranggap melakukan istikharah, akan tetapi dia hanya dianggap sedang berdoa kepada Allah. Hal ini telah diisyaratkan oleh Muhammad bin Abdillah bin Al-Haaj Al-Maliki rahimahullah dalam Al-Madkhal (4/37-38) 2. Apakah boleh langsung berdoa dengan doa di atas tanpa melakukan shalat sebelumnya? Jawab: Wallahu a’lam, yang nampak bahwa 2 rakaat dengan doa ini merupakan satu kesatuan dalam istikharah. Karenanya barangsiapa yang hanya berdoa tanpa mengerjakan shalat maka dia tidak dianggap mengerjakan istikharah yang tersebut dalam hadits ini. Walaupun dia tetap dianggap sebagai orang yang berdoa kepada Allah. Akan tetapi jika dia ada uzur dalam mengerjakan shalat -misalnya wanita yang tengah haid atau nifas-, maka dia boleh langsung berdoa dan itu sudah dianggap sebagai istikharah karenanya adanya uzur untuk tidak mengerjakan shalat. Ini merupakan mazhab Al-Hanafiah, Al-Malikiah, dan Asy-Syafi’iyah. Imam An-Nawawi berkata dalam Al-Adzkar hal. 112, “Jika dia tidak bisa mengerjakan shalat karena ada uzur, maka hendaknya dia cukup beristikharah dengan doa.” 3. Apakah dua rakaat ini merupakan shalat khusus, ataukah berlaku untuk semua shalat sunnah dua rakaat? Jawab: Lahiriah hadits menunjukkan ini merupakan shalat dua rakaat khusus dengan niat untuk istikharah. Hanya saja jika seseorang shalat sunnah rawatib dengan niat rawatib sekaligus niat istikharah (menggabungkan niat), maka itu sudah cukup baginya dan dia sudah boleh langsung berdoa setelahnya. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Jika dia meniatkan shalat itu dengan niatnya dan dengan niat shalat istikharah secara bersamaan (menggabungkan niatnya, pent.) maka shalatnya itu sudah syah dianggap sebagai istikharah, berbeda halnya jika dia tidak meniatkannya (sebagai shalat istikharah).” (Fath Al-Bari: 11/221) Sekedar menguatkan isi hadits, bahwa dua rakaat yang dimaksud haruslah merupakan shalat sunnah. Karenanya shalat subuh tidak bisa diniatkan sebagai shalat istikharah karena dia merupakan shalat wajib. 4. Adakah surah khusus yang disunnahkan untuk dibaca dalam shalat istikharah? Jawab: Al-Hafizh Al-Iraqi rahimahullah berkata, “Saya tidak menemukan sedikitpun dalam jalan-jalan hadits istikharah adanya penentuan surah tertentu yang dibaca di dalamnya.” (Umdah Al-Qari`: 7/235) Inilah pendapat yang benar karena tidak ada satupun dalil yang menunjukkan adanya surah tertentu yang lebih utama dibaca dalam shalat istikharah. Sementara tidak boleh menentukan lebih utamanya suatu surah dibandingkan yang lainnya dari sisi bacaan kecuali dengan dalil yang shahih. 5. Bagi yang tidak menghafal doanya, apakah dia bisa membacanya dari sebuah buku? Jawab: Yang jelas, yang pertama kita katakan: Hendaknya dia berusaha semaksimal mungkin untuk menghafalnya. Jika dia tidak sanggup, maka Allah tidak membebani seseorang kecuali dengan kemampuannya. Dalam keadaan seperti ini dia diperbolehkan membaca doa ini dengan melihat kepada kitab atau catatannya. Al-Lajnah Ad-Da`imah menjawab ketika diajukan pertanyaan yang senada dengan di atas, “Jika engkau menghafal doa istikharah atau engkau membacanya dari kitab, maka tidak ada masalah. Hanya saja kamu wajib bersungguh-sungguh dalam berkonsentrasi dan khusyu’ kepada Allah serta jujur dalam berdoa.” (Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah: 8/161) 6. Bolehkah shalat istikharah pada waktu yang terlarang shalat? Jawab: Jika shalat istikharahnya masih bisa ditunda hingga keluar dari waktu yang terlarang maka inilah yang lebih utama dia kerjakan. Akan tetapi shalat istikharah ini jika tidak bisa diundur atau dia butuhkan saat itu juga, maka dia boleh mengerjakannya saat itu juga walaupun pada waktu yang terlarang. Karena jika shalat istikharah itu dibutuhkan secepatnya, maka jadilah dia shalat sunnah yang disyariatkan karena adanya sebab, sementara sudah dimaklumi bahwa waktu-waktu terlarang shalat ini tidak berlaku pada shalat-shalat sunnah yang mempunyai sebab, seperti tahiyatul masjid, shalat sunnah wudhu, dan semacamnya. Bolehnya shalat sunnah yang mempunyai sebab dikerjakan pada waktu-waktu terlarang merupakan mazhab Imam Asy-Syafi’i dan sebuah riwayat dari Imam Ahmad, serta pendapat yang dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiah. (Lihat Majmu’ Al-Fatawa: 23/210-215) 7. Apa yang dia lakukan setelah istikharah? Jawab: Sebelumnya butuh diingatkan bahwa sebelum melakukan istikharah hendaknya dia mengosongkan hatinya dari kecondongan kepada salah satu urusan dari dua urusan yang dia akan mintai pilihan (tidak berpihak kepada satu pilihan). Akan tetapi hendaknya dia melepaskan diri dari semua pilihan tersebut dan betul-betul pasrah menyerahkan nasibnya dan pilihannya kepada Allah Ta’ala. Imam Al-Qurthuby berkata, “Para ulama menyatakan: Hendaknya dia mengosongkan hatinya dari semua pikiran (berkenaan dengan urusan yang akan dia hadapi) agar hatinya tidak condong kepada salah satu urusan (sebelum dia istikharah).” (Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur`an: 13/206) Kemudian, setelah dia melakukan istikharah, maka hendaknya dia memilih untuk mengerjakan apa yang hendak dia lakukan dari urusan yang tadinya dia minta pilihan padanya. Jika urusan itu merupakan kebaikan maka insya Allah Allah akan memudahkannya dan jika itu merupakan kejelekan maka insya Allah Allah akan memalingkannya dari urusan tersebut. Muhammad bin Ali Az-Zamlakani rahimahullah berkata, “Jika seseorang sudah shalat istikharah dua rakaat untuk suatu urusan, maka setelah itu hendaknya dia mengerjakan urusan yang dia ingin kerjakan, baik hatinya lapang/tenang dalam mengerjakan urusan itu ataukah tidak, karena pada urusan tersebut terdapat kebaikan walaupun mungkin hatinya tidak tenang dalam mengerjakannya.” Dan beliau juga berkata, “Karena dalam hadits (Jabir) tersebut tidak disebutkan adanya kelapangan/ketenangan jiwa.” (Thabaqat Asy-Syafi’iah Al-Kubra: 9/206) Maksudnya: Dalam hadits Jabir di atas tidak disebutkan bahwa hendaknya dia mengerjakan apa yang hatinya tenang dalam mengerjakannya, wallahu a’lam. Karenanya, termasuk khurafat adalah apa yang diyakini oleh sebagian orang bahwa: Siapa yang sudah melakukan istikharah maka dia tidak melakukan apa-apa hingga mendapatkan mimpi yang baik atau mimpi yang akan mengarahkannya dan seterusnya. Ini sungguh merupakan perbuatan orang yang jahil tatkala dia menyandarkan urusannya pada sebuah mimpi, wallahul musta’an. 8. Jika hatinya masih ragu-ragu atau hatinya belum mantap dalam mengerjakan urusan yang tadinya dia sudah beristikharah untuknya. Apakah dia boleh mengulangi shalat istikharahnya? Jawab: Boleh berdasarkan beberapa dalil di antaranya: 1. Istikharah merupakan doa, dan di antara kebiasaan Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam berdoa adalah mengulanginya sebanyak tiga kali. Hadits ini kami bawakan bukan untuk menunjukkan shalat istikharah diulang sebanyak tiga kali, akan tetapi hanya untuk menunjukkan bolehnya mengulangi doa. 2. Shalat istikharah adalah shalat yang disyariatkan karena adanya sebab. Karenanya, selama sebab itu masih ada dan belum hilang maka tetap disyariatkan mengerjakan shalat ini. Inilah yang dipilih oleh sejumlah ulama di antanya: Imam Badruddin Al-Aini dalam Umdah Al-Qari` (7/235), Ali Al-Qari dalam Mirqah Al-Mafatih (3/406), dan Imam Asy-Syaukani dalam Nailul Authar (3/89). 9. Haruskah shalat istikharah dikerjakan di malam hari? Jawab: Dalam hadits di atas tidak ada keterangan waktu pengerjaannya. Karena shalat ini bisa dikerjakan kapan saja baik siang maupun malam hari. Barangsiapa yang meyakini shalat ini hanya bisa dikerjakan di malam hari maka keyakinannya ini keliru. Walaupun tentunya jika dia mengerjakannya pada waktu-waktu dimana doa mustajabah -seperti antara azan dan iqamah, sepertiga malam terakhir, dan seterusnya-, maka itu lebih utama.

Senin, 28 Juli 2014

kisah cinta dramatis dua

Kisah Cinta Dramatis " Semoga hari ini kita semua diberi anugrah kesehatan kedamaiaan hati, agar kita merasakan bahwa bersyukur itu Indah^^ ada sebuah cerita renungan inspiratif tentang cinta yang mudah2han bisa menginspirasi kita semua untuk menanamkan nilai-nilai kesetiaan, kejujuran dan komitmen dalam detik kehidupan. Cinta yang sudah jatuh hati pada seorang pemuda sedang menghadapi cobaan yang sangat berat keluarganya tidak menyetujui hubungannya dengan sang pemuda. Mereka mengajukan alasan mengenai latar belakang keluarga si pemuda, keluarganya berpendapat jika Cinta memaksa terus bersama dengan sang pemuda, dia akan menderita seumur hidupnya, penderitaan yang sangat berat yang menuatnya tidak berdaya. Suatu ketika Cinta bertanya kepada sang pemuda, “Seberapa besar kamu mencintaiku?” Sang pemuda tidak begitu pandai berbicara, itu membuat Cinta kesal dan sangat marah. karena begitu banyak komentar negatif dari keluarganya tentang sang pemuda Cinta semakin hari semakin emosional kepada sang pemuda jadilah Sang pemuda menjadi sasaran pelampiasan kemarahannya. Dan sang pemuda tetap sabar membiarkan cinta melampiaskan kemarahannya kepadanya… Saat sang pemuda lulus dari perguruan tinggi. Ia bermaksud meneruskan kuliahnya ke luar negeri, tapi sebelum dia pergi, dia melamar Cinta, “Saya tidak tahu bagaimana mengucapkan kata-kata manis, tapi saya tahu bahwa saya mencintaimu. Jika kamu setuju, saya ingin menjagamu seumur hidupmu. Mengenai keluargamu, saya akan berusaha keras untuk meyakinkan mereka agar menyetujui hubungan kita. Maukah kamu menikah denganku?” Cinta setuju, dan keluarganya setelah melihat usaha dari sang pemuda, akhirnya merestui hubungan mereka. Sebelum pemuda itu berangkat, mereka bertunangan terlebih dahulu. Cinta tetap tinggal di kampung halaman dan bekerja, sementara sang pemuda meneruskan kuliahnya. Mereka melanjutkan hubungan mereka melalui surat dan telepon. Kadang-kadang timbul kesulitan, tapi mereka tidak menyerah terhadap keadaan. Suatu hari, dalam perjalanan ke tempat perhentian bis sepulang dari kerja, Cinta tertabrak mobil hingga tak sadarkan diri. Ketika siuman, dia melihat kedua orangtuanya dan menyadari betapa beruntungnya dia dapat selamat. Melihat air mata orangtuanya, dia berusaha untuk menghibur mereka. Tetapi dia menemukan… bahwa dia tidak dapat berbicara sama sekali. Dia bisu. Menurut dokter kecelakaan tersebut telah mencederai otaknya, dan itu menyebabkannya bisu seumur hidupnya. Mendengar orangtuanya membujuknya, tapi tidak dapat menjawab sepatah kata pun, Cantik tersebut pingsan. Sepanjang hari hanya dapat menangis dan membisu. Ketika akhirnya dia boleh pulang dari RS, dia mendapati rumahnya masih seperti sedia kala. Hanya jika telepon berdering, dia menjadi pilu. Dering telepon telah menjadi mimpi terburuknya. Dia tidak dapat memberitakan kabar buruk tersebut kepada tunangannya dan menjadi bebannya. Dia menulis sepucuk surat untuknya, memberitahukan bahwa dia tidak mau lagi menunggunya. tidak ada lagi hubungan diantara mereka, bahkan dia mengembalikan cincin pertunangan mereka. Mendapat surat dan telepon dari si pemuda, dia hanya bisa menitikkan air mata…. Ayahnya tidak tahan melihat penderitaannya, dan memutuskan untuk pindah. Berharap bahwa dia dapat melupakan segalanya dan menjadi lebih bahagia. Pindah ke tempat baru, Cinta mulai belajar bahasa isyarat. Dia berusaha melupakan sang pemuda itu Suatu hari sahabatnya memberitahukan bahwa pemuda itu telah kembali dan mencarinya ke mana-mana. Dia meminta sahabatnya untuk tidak memberitahukan di mana dia berada dan menyuruh pemuda itu untuk melupakannya. Lebih dari setahun, tidak terdengar lagi kabar pemuda itu sampai akhirnya sahabat Si Cinta yang menyampaikan bahwa sang pemuda akan menikah dan menyerahkan surat undangan. Dia membuka surat undangan itu dengan hati pedih, dan menemukan namanya tercantum dalam undangan. Sebelum dia sempat bertanya kepada sahabatnya, tiba-tiba sang pemuda muncul di hadapannya. Dengan bahasa isyarat yang kaku, ia menyampaikan bahwa, “Aku telah menghabiskan waktu lebih dari setahun untuk mempelajari bahasa isyarat, agar dapat memberitahukan kepadamu bahwa aku belum melupakan janji kita, berikan aku kesempatan, biarkan aku menjadi suaramu. " Aku Mencintaimu dengan Tulus" Melihat bahasa isyarat tersebut, dan cincin pertunangannya, si cinta akhirnya tersenyum. Sahabat Jika cinta yang hadir dalam hidupmu kamu perlakukan seakan-akan itu cinta terakhirmu pasti kamu akan belajar cara memberi. begitu pula jika kamu Perlakukan setiap hari seakan hari terakhirmu kamu pasti akan belajar cara menghargai. Jangan pernah menyerah. Ingatlah bahwa kasih yang paling indah dan sukses yang terbesar, mengandung banyak resiko. Yakinlah pada dirimu ketika kamu berkata: Aku mencintaimu Setulus hati. Dalam hidup ini kesetiaan dan ketulusan adalah 2 point terpenting dalam hubungan ketika kamu telah mempunyai keduanya kamu akan bisa mencintai pasanganmu apa adanya mencintai apa adanya bukan berarti kamu harus membiarkan kekuarangannya tapi malah sebaliknya, satu sama lain harus saling melengkapi saling menolong satu sama lain dan jika salah satu berbuat salah Dia pasti akan mengatakan " Maafkan aku ya sayang^^". Semoga menginspirasi ....

sebuah kisah cinta dramatis

''SEBUAH KISAH CINTA DRAMATIS" Ada kisah tentang sepasang kekasih sebuah cinta mengajarkan kita tentang bagaimana cara mencintai dan setia. Dikisahkan ada seorang gadis yang jatuh cinta kepada teman dekat kampusnya si gadis tidak pernh menunjukkan bahwa dia sangat menginginkan pemuda itu utk mjd pendamping hidupnya, si gadis begitu pintar menyimpan perasaannya karena menurutnya jika sudah jodoh tak akan kemana...sambil berharap teman karibnya mengetahui ketulusan cintanya. Detik bergNti detik dan menitpun silih berganti harapannya agar teman karibnya itu tahu perasaannya telah sirna, karena sebenarnya sipemuda hanya menganggap si gadis sebagai sahabat dekatnya tidak lebih dari itu. pada suatu ketika si gadis mendengar kabar dari orang lain bahwa si pemuda akan menikah, pada saat itu hati dan perasaannya sangat begitu sesak dan saat berjumpa dengan sahabatnya sambil tersenyum si gadis berkata; "Aku berdoa agar kamu bahagia". karena cintanya yang begitu besar kepda si pemuda sepanjang hari si gadis bersedih dan hilang semangat untuk melakukan yang terbaik untuk hidupnya tapi lepas dari semua itu si gadis tidak putus berdoa kepada tuhan yang maha kuasa agar sahabatnya itu selalu diberi kebahagiaan dan kedamaian dalam hidupnya.... Si pemuda mendapat kesempatan untuk bekerja di sebuah perusahaan yang jauh dari kotanya maka merekapun tidak pernah lagi berjumpa sudah lebih dari 2 tahun mereka tidak pernah bertatap mata. Tepat setelah beberapa tahun si gadis dan simuda tak bertemu secara kebetulan mereka bertemu pada acara resepsi perkawinan sahabatnya, pada saat itu si pemuda baru bertmu dngan sahabat baiknya itu meihat si gadis begitu kurus dan pancara wajahnya secerah dahulu. maka si pemudapun bertanya: "kamu terlihat ada masalah, sakit ya...?" tanya sahabatnya. si gadis tersenyum sambul berkata: "kamu yang salah lihat, sejak dulu aku baik2 saja dan tak puna masalah apa2..." Sudah begitu lama si gadis terbaring dirumah sakit ia mengalami koma dan telah didiagnosis mengidap kanker darah stadium akhir, kecil harapannya utk hidup, semua organnya yang berfungsi hanya pendengaran dan otaknya yang lain bisa dikatakan mati bahkan dokterpun mengatakan hanya keajaiban dan kuasa tuhan yang menyembuhkannya .. si pemuda yang baru mendengar bahwa sahabatnya sedang terbaring dirumah sakit hampir setiap hari menjenguknya, menunggunya dan bahkan ia minta izin untuk tidak bekerja sementara waktu....... Sebagian keuarga si gadis yang tidak tega melihat penderitaan demi penderitaan yang dialami si gadis sudah pasrah jika tuhan akan mengambil nyawanya dan bahkan salah seorang dari keluarganya mengusulkan untuk menyuntik mati si gadis agar penderitaannya tidak berkepanjangan. si pemuda yang mendengar akan hal itu begitu sedih hatinya lalu dgn penuh keyakinan si pemuda mencoba berbicara untuk terakhir kalinya, sambil menatap wajah si gadis yang pucat ia mendekat berbisik ditelinganya " Apa kau ingat ingat waktu kita mencari belalang, menangkap kupu2 bersama...? kmu tahu aku sedikitpun tak pernah melupakan hal itu dan apa kamu masih ingat keyika kita terlambat dihukum sama2...? apa masih teringat dibenakmu saat aku mengejekmu kamu terjatuh terguling-guling dilumpur saat kau ikut lomba lari, saat itu kau marah sekali dan mendorongku hingga akupun kotor ...? hanya satu pintaku Aku hanya ingin kau sembuh, Aku ingin melihatmu senyum seperti dulu Aku tidak bisa terima jika kamu meninggalkanmu dengan cara seperti ini". Tanpa sadar si pemuda meneteskan air mata dan membasahi wajah cantik si gadis itu seperti kisah film animasi Tangled 2010 kira2 seperti itu. "Kamu tahu betapa berartinya dirimu untukmu, aku tidak setuju jika kamu disuntik mati, ingin rasanya aku membawamu kabur dari sini dan mencari orang yang bisa menyembuhkanmu, Aku hanya ingin kamu hidup, kamu tahu kenapa...? karena sebenarnya aku sangat mencintaimu aku takut mengungkapkannya kepadamu takut kalau nanti kamu menolakku dan persahabatan kita akan hambar dan tika seperti dahulu. Aku tahu kamu tidak pernah mencintaiku, tapi yang aku inginkan adalah kamu tetap hidup ku mohon, dengarkan aku bangunlah, aku menunggumu. aku selalu berdoa untuk kesembuhanmu, aku harap tuhan berikan keajaiban untukmu agar kamu bisa sembuh seperti dahulu, aku tuhan selalu mendengar doaku bahkan aku puasa agar doaku semakin didengar tuhan' jika kamu harus meninggalkan aku, aku pasti tak kuat saat melihat pemakamanmu, sungguh begitu jahat nya dirimu sudah tidak mencintaiku sekarang malah kamu ingin begitu saja pergi meninggalkanku selamanya mungkin pernah kamu mendengar bahwa aku akan menikah, semua itu aku lakukan agar aku bisa menghapus bayang2 dirimu dalam memori hidupku sehingga pada akhirnya kamu bisa mencari seorang peria yang baik agama dan hatinya yang selalu kamu impikan itu, seandainya saja kamu mencintaiku dan rela menjadi pendamping hidupku selamanya aku tidak akan berfikir panjang untuk memilih menjalani detik kehidupan bersamamu, aku akan membatalkan rencana pernikahanku, Si pemuda berkata dengan setengah berbisik ''aku sayang padamu aku mencintaimu aku ingin kamu menjadi kekasihku." Setelah itu apa yang terjadi....? Tanda2 kehidupan dalam diri si gadis pun mulai tampak, jari tangannya bisa bergerak, jantungnya, paru2nya, organ2 tubuhnya bekerja, sungguh sebuah keajaiban lambat laun si gadispun akhirnya bisa membuka mata dan berbicara...sang dokter sangat kagum dengan kejadian itu, si pemuda yang ada disana berkata "Aku senang kamu bisa bangun, kamu sahabatku terbaik." si gadis tersenyum "kau yang memintaku bangun, kamu bilang kamu mencintaiku dan menikah denganku, tahukah kamu berapa lama aku menantikan kata2 itu." Begitulah kisah cinta si gadis dan sahabat dekatnya begitulah cinta bisa menyembuhkan segalanya. jika dipadukn dengan doa dan keyakinan yang tulus tentunya kepada tuhan yang maha kuasa atas segala sesuatu.....

Minggu, 27 Juli 2014

aku dan cerita ku

Lelaki Itu Terkadang Munafik Kenapa aku bilang kalau lelaki itu terkadang munafik? Baru-baru aja terfikirkan beberapa kalimat yang udah banyak dibicarakan dikehidupan sehari-hari. Contohnya : "Beauty is Pain" Hampir sebagian besar cewek rela mati-matian nahan rasa sakit agar bisa terlihat cantik. Udah banyak dengerkan masalah ini? Contohnya facial, facial itu sakit tapi kenapa cewek-cewek tetep suka facial? Karena para cewek pengen wajah mereka keliatan cantik dan terawat. Contoh lainnya diet, diet itu keliatannya sepele, tapi sebenernya cukup menyiksa buat para cewek. Kenapa menyiksa? Karena para cewek harus rela nggak makan makanan yang mereka suka yang dianggap bikin gendut, mereka rela nahan laper kalo emang udah masuk jam makan yang bikin gendut. Itu cukup menyiksa loh. Contoh lainnya yang juga ngga kalah sering dibicarakan, cewek yang pergi kemana-mana pakai sepatu tinggi/wedges. Wedges itu bikin kaki sakit, bisa lecet dan pegel-pegel di bagian betis. Tapi kenapa cewek tetep pakai wedges kalau pergi? Karena sebagian cewek beranggapan kalau mereka memakai wedges itu bikin mereka keliatan lebih cantik dan anggun. Proporsi tubuh juga bisa terlihat lebih tinggi dan otomatis itu bikin proporsi tubuh keliatan lebih oke. Sebenernya, apa yang dilakuin para cewek itu cuma untuk para cowok mereka. Mereka para cewek pasti mau kalau cowok mereka cuma melihat ke satu arah, cuma dia. Tapi banyak para cowok yang kadang-kadang bersikap layaknya orang munafik. Mereka sering bilang ke pacar mereka "Udah sayang kamu nggak usah diet-dietan, aku suka apa adanya kamu kok" kalau nggak "Tanpa kamu facial wajah kamu udah keliatan bagus kok" dan banyak hal-hal lain yang mereka ucapkan seakan-akan mereka suka apa adanya cewek mereka. Tapi.. Disamping kata-kata manis mereka yang sepertinya selangit itu, para cowok itu pasti pernah, barang cuma sekali, bilang "Duh, itu cewek badannya seksi banget" kalau nggak "Gila itu cewek, mulus bener kulitnya". Bayangin aja kalau cowok-cowok ngomong kaya begitu didepan ceweknya, pasti secara nggak langsung si cewek bakalan mikir, "Oh, cowok aku suka sama cewek model begituan" dan secara nggak langsung pasti si cewek akan melakukan segala cara agar bisa terlihat paling sempurna dihadapan cowoknya. Nggak semua cewek sih bakalan bersikap kaya gitu, nggak semua cowok juga bakal ngelakuin hal seperti itu. Tapi nggak ada salahnya kan para cowok itu menghargai sedikit aja usaha ceweknya yang pengen terlihat sempurna dihadapan cowoknya itu. Sakitnya cewek buat keliatan sempurna itu bakal terbayar waktu cowoknya kasih pujian ke dia kok. Ya kalaupun para cowok itu beneran suka apa adanya cewek mereka, nggak perlu juga kan muji-muji cewek lain. Apalagi kalau sampai ngomongnya itu didepan ceweknya sendiri. Sakit Boy! Tapi semua itu nggak menutup kemungkinan juga sih si cewek bakal ngelakuin hal yang sama. Yang penting tetep menghargai usaha pasangan untuk jadi yang terbaik aja, dan stop being a hypocrite! Diposkan oleh Aicha Lubis di 02.13 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Kamis, 06 Maret 2014 Mereka Tidak Mau Mendengar Saat mereka yang ada disampingmu tak lagi mau mendengarmu. Lalu, kemana kamu akan pergi menceritakan segala keluh kesahmu? Lalu kemana kamu akan bertanya tentang segala bimbang yang kamu rasakan? Mereka yang ada disampingmu tidak mau lagi mendengarkan semua yang keluar dari bibirmu. Mereka yang kamu anggap paling mengerti kamu ternyata sama sekali tidak mengertimu. Lalu bagaimana dengan orang lain yang sama sekali tidak mengertimu. Mereka pasti jauh lebih tidak mengerti kamu lagi. Aku selalu berusaha mengungkapkan apa yang ingin aku ungkapkan. Aku ingin mengatakan setiap kata yang muncul dalam otakku dan setiap rasa yang hadir didalam hatiku. Setiap orang yang ada disisiku tau bagaimana ceritaku. Tapi setiap orang yang ada disisiku itu tidak tau bagaimana perasaanku. Setiap kata yang keluar dari bibirku hanyalah sebuah kata bagi mereka. Tidak ada sebuah rasa yang tersirat dalam setiap katanya. Dan semakin lama aku mengatakan setiap kata itu, aku semakin sadar, mereka adalah pendengar yang tidak ingin mendengar. Bagaimana bisa aku terus menceritakan segala hal yang aku rasakan dan aku alami pada mereka yang tidak mau mendengar? Aku bukan orang bermuka tebal yang tetap bercerita walaupun aku tau mereka tidak ingin mendengar. Lalu siapa pendengarku? Karena tidak ada lagi pendengar untukku, diam adalah pilihan terbaik. Mereka yang ada disisiku pasti tidak akan terganggu dengan celotehan sampah yang keluar dari bibirku. Mereka yang ada disisiku tidak perlu mendengarnya lagi, karna aku tidak ingin mengungkapkannya. Memendam semuanya memang bukan suatu hal yang mudah. Tertawa saat dalam hati ingin menangis, tersenyum saat hati terasa teriris. Hanya aku yang tau bagaimana perasaanku. Karena mereka tidak ingin tau bagaimana perasaanku. Mereka hanya ada disisiku saat aku bahagia, mereka hanya bersamaku saat ak tertawa. Aku? Mulai sekarang aku akan melakukan hal yang sama dengan yang mereka lakukan kepadaku. Bukan untuk membalas dendam, tapi aku rasa memang itu yang mereka mau. Saat mereka tidak mau lagi mendengar, aku berjanji tidak akan menganggu mereka dengan ceritaku. Saat mereka memang tidak ingin mendengar, aku akan meminta maaf kepada mereka karena mereka telah terganggu dengan cerita yang aku berikan. Saat mereka tidak mau mendengar, aku hanya akan menyembunyikan setiap rasa yang aku punya sendiri. Aku akan selalu baik-baik saja dimata mereka. Selalu. Diposkan oleh Aicha Lubis di 02.03 1 komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Jumat, 15 Maret 2013 Siapa Aku, Tak Perlu Ada yang Tau Aku. Aku hanya cewek biasa yang hidup dan bernafas di bumi. Makan makanan yang sama dengan orang lain dan menginginkan hal yang sama. Aku tidak memiliki keinginan yang muluk. Aku hanya butuh dan ingin suatu kenyamanan. Semua orang butuh dan ingin kenyamanan kan? Aku juga. Karena seperti yang aku bilang, aku menginginkan hal yang sama dengan orang lain. Aku termasuk orang yang suka bersmbunyi. Ya, aku berusaha dengan sebaik-baiknya menyembunyikan siapa aku sebenarnya. Bukan bermaksud untuk sok misterius. Aku hanya ingin memilah-milah siapa yang berhak mengetahui tentang diriku dan siapa yang tidak. Aku tidak ingin semua melihat siapa aku yang sebenarnya sehingga mereka bisa meremehkanku. Ya, aku tidak suka diremehkan. Siapapun itu, tidak ada yang suka diremehkan! Awalnya aku hanya bersembunyi dibalik sebuah nama. Aku akui, semua itu tanpa aku sengaja. Mungkin memang itu semua salahku, tapi aku punya alasan. Aku menyembunyikan nama panggilan dari orang tua ku yang awalnya tidak bermaksud untuk menyembunyikan. Bukannya aku tidak menghargai nama panggilan dari orang tuaku. Hanya saja aku menyadari aku bukan anak baik-baik yang dapat menjaga nama itu dengan sangat baik. Aku berusaha menyembunyikan semuanya agar apapun yang aku lakukkan tidak terdengar sampai ketelinga orang tuaku. Ia sudah mempunyai banyak sekali pikiran, dan berani-beraninya aku menambah beban pikirannya dengan sikapku diluar sana yang sebenarnya wajar terjadi ketika remaja. Namun itu sedikit dari alasanku. Alasan yang lain? Tak perlu tau! Kebiasaan-kebiasaan itu berlanjut sampai sekarang. Ketika semua orang mulai bertanya bagaimana bisa aku dipanggil dengan nama itu sedangkan nama lengkapku ini. Aku hanya bisa tersenyum. Kali ini bukan bermaksud untuk melindungi namaku, karena sebenarnya disini pun aku sudah aman. Apapun yang aku lakukan, orang tuaku tidak akan tau. Semua karena sebuah kebiasaan dan karena sudah terlalu banyak orang yang mengenalku dengan nama itu. Lalu apa yang salah? Tidak ada yang salah sampai akhirnya beberapa orang yang merasa pintar dan sok tau memghakimiku seakan aku ini penjahat yang memalsukan identitasku. Membom bardirku dengan sejuta pertanyaan mereka yang berulang-ulang dan berusaha mengalahkan aku. Itulah yang mengusik kenyamananku. Aku hanya ingin nyaman dengan nama ini. Nama yang telah aku pakai beberapa tahun ini untuk menjaga dan tidak merusak nama indah dari orang tuaku. Aku tidak memalsukan identitasku. Karena itu hanya sebuah panggilan. Aku tetap menggunakan nama yang tercatat dalam sebuah akta kelahiran dan ijazahku selama aku duduk dibangku sekolah. Mereka yang tidak tau apa-apa tentangku, yang merasa sangat mengenalku dan berusaha menjatuhkanku, aku harap mulai menutup mulut mereka. Mereka yang merasa sangat mengenalku dan mengetahui semua hal tentangku. Tetaplah diam karena sebenarnya merekalah belum tau apa-apa tentangku. Siapapun aku, apapun yang aku lakukan, bagaimanapun aku. Tidak ada yang perlu tau. Hanya aku dan Tuhanlah yang tau semuanya! Diposkan oleh Aicha Lubis di 06.05 3 komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Label: aichalubis Sabtu, 27 Oktober 2012 Who Says I Never Tried? Semua teman, semua sahabat dan semua orang yang selalu setia berada disekitar ku pasti tau dan menyadari bagaimana sikap dan sifat ku. Ya, aku memang bukan orang yang sangat baik. Bukan yang ramah, baik hati, berjiwa sosial dan semua teman-temannya itu. Aku bukan orang yang seperti itu. Beberapa orang teman yang juga sebagai sahabatku yang sudah mengenal ku dengan sangat baik pasti katakan aku itu orangnya cuek, judes sama orang yang nggak aku kenal dan mereka bilang aku angkuh. Dan yang paling aku sadari adalah aku termasuk orang yang anti sosial. Yap, Anti Sosial! Tapi bukan maksudku buat bersikap seperti itu. Sumpah. Aku nggak pernah berusaha buat menjadi manusia yang anti sosial seperti sekarang ini. Mungkin takdir yang buat aku menjadi manusia anti sosial. Tapi, bukan salah takdir juga sih. Keadaan yang harus bertanggung jawab atas anti sosialnya aku ini. Kenapa keadaan yang bertanggung jawab? Nggak tau juga, anggap saja begitu. Siapa bilang aku tidak pernah mencoba untuk menjadi seseorang yang peduli sosial? Aku selalu mencoba untuk menjadi seseorang yang sadar sosial. Tapi bukankah semua itu butuh proses? Bayangkan, hampir seluruh masa hidupku yang kurang lebih 18 tahun aku menjadi manusia yang anti sosial. Dan baru 1 tahun terakhir, eh hampir 2 tahun ini aku mencoba untuk untuk menjadi seseorang yang sadar sosial. Tapi sampai umur ku 19 tahun pun, aku belum berhasil menjadi seseorang yang sadar sosial. Salah ku kah kalau proses yang aku lewati terlalu panjang? Menurutku itu masih merupakan waktu yang sangat singkat. Iya lah, mana mungkin sifat orang selama 18 tahun bisa berubah dengan sangat singkat dalam waktu 2 tahun? Itu menurutku. Saat ini aku mulai terganggu dengan predikat anti sosial. Terlalu membebani hati sepertinya. Ya, apa baiknya sih menjadi seseorang yang anti sosial? Nggak ada. Orang-orang malah bakal berfikiran negatif pada diri kita yang anti sosial kan? Seseorang juga sepertinya sangat berjiwa sosial. Dan aku belum bisa sepertinya. Seseorang juga sepertinya dulu bersama dengan orang yang berjiwa sosial. Sekarang seseorang itu bersama dengan aku yang anti sosial. Merasa berbeda dengan seseorang itu, dan karenanya aku selalu berusaha untuk menjadi sama dengannya. Sedikit sama, bukan jauh berbeda. Aku nggak mau seseorang menyesal telah bersamaku karena sikapku yang anti sosial ini. Aku selalu berusaha kok. Jadi jangan pernah bilang aku nggak pernah mencoba untuk merubah semuanya. Aku selalu mencoba, walaupun semua nggak gampang. Nggak gampang! Diposkan oleh Aicha Lubis di 10.47 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Label: aichalubis Kamis, 20 September 2012 The Poem Aku buat puisi ini bukan karena sebuah pengalaman pribadi atau segala jenis lainnya yang bersangkutan sama diri aku sendiri. Ini pengalaman sahabatku, namanya Ren. Puisi ini khusus aku bikin buat dia. Spesial deh.. This is for you, Ren.. Tidakkah kau mendengar dentang waktu itu? Dentang waktu itu adalah tanda bagiku Ya, tanda seberapa lama aku menunggu mu Tanda seberapa lama kau meninggalkan aku Tidakkah kau melihat catatan harian ku? Ya, catatan itu yang selalu menemani ku Mendengarkan segala keluh kesahku Ketika aku tak dapat menemukan mu disisi ku Tidakkah kau merasakan sinyal-sinyal itu? Sinyal-sinyal rindu yang selalu aku kirimkan Ya, aku sangat merindukan mu Merindukan kehadiran mu disisi ku Segala penantian ku, segala rindu ku Lenyap ketika aku bersama mu Keluh kesah dan segala rasa amarah Hilang ketika aku melihat mu Andaikan Tuhan membiarkan mu tinggal Tinggal disisi ku lebih lama, bahkan selamanya Karena aku masih menginginkan mu tinggal disisi ku Andaikan belum ada dia disisi ku Aku mengharapkan mu, jika tidak ada dia By: Aicha Lubis NB: Percayalah, "Kamu" itu akan kembali jika "Kamu" memang lebih baik dari "Dia" dan "Kamu" adalah yang terbaik untukmu. :) Diposkan oleh Aicha Lubis di 22.32 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Label: aichalubis Sabtu, 18 Agustus 2012 Kopi Itu Mirip Sama Kamu Kalau dibilang aku ini penggila kopi, mungkin belum. Aku tidak segila itu dalam hal perkopian. Aku juga tidak memahami bagaimana sejarahnya kopi, bagaimana cara paling enak menikmati kopi dan segala macamnya tentang kopi. Yang aku tau hanyalah bagaimana enaknya ketika otak tidak lagi dapat berfikir dan secangkir kopilah yang dapat menenangkan nya dan membuat aku mulai berfikir kembali dengan baik. Dengan lebih tenang pastinya. Jadi definisi kopi menurutku itu adalah minuman yang dapat memberikan ketenangan ketika seseorang merasa gelisah, suntuk, bad mood atau hal-hal lain yang dapat menguras emosi seseorang tersebut. Sekali lagi itu menurutku. Sedangkan kamu itu. Kamu itu adalah seseorang yang sangat berpengaruh dalam hidupku. Itulah kamu, yang tidak akan aku definisikan dengan lebih terperinci lagi disini. Kenapa Kopi itu mirip sama Kamu? Jawabannya pasti karena. Yap! Jawabannya karena. Karena: 1. Kopi itu selalu bisa menenangkan aku ketika aku bad mood dan segala jenis emosi yang lainnya. Mirip sama kamu yang selalu bisa menenangkan aku ketika aku bad mood, marah atau butuh dukungan dari seseorang seperti kamu. 2. Kopi itu tidak bisa dihindari, berasa nggak lengkap kalau nggak ada kopi. Mirip sama kamu yang sampai sekarang tidak pernah bisa untuk aku hindari. Dan sepertinya tidak ingin aku hindari. 3. Kopi itu memberikan efek nagih, sekali dicoba nggak bisa berhenti buat minum lagi dan minum lagi, tanpa rasa bosan. Mirip sama kamu yang kalau aku ketemu sama kamu jadi nagih buat ketemu lagi dan ketemu lagi. Tidak ada rasa bosan. Tapi tetap ada perbedaan yang ada pada Kopi dan Kamu. Perbedaannya: 1. Kopi itu memberikan efek negatif pada kesehatan ketika aku meminumnya secara berlebihan. Sedangkan kamu, tidak memberikan efek negatif seperti kopi. 2. Kalau aku diminta untuk menghindari kopi dan mengurangi jumlah konsumsi kopi, aku pasti bisa melakukannya. Tapi kalau aku diminta untuk menghindari kamu, aku tidak pernah yakin bisa melakukannya. 3. Kalau stok kopi didunia ini habis dan memaksa ku untuk berpindah haluan untuk menyukai minuman lain, aku pasti akan berusaha untuk mencobanya. Tapi jika kamu tidak ada lagi, aku tidak yakin dapat menemukan yang lain selain kamu. Sepenting-pentingnya kopi dalam hidupku, bagiku Kamu jauh lebih penting lagi dalam hidupku jika dibandingkan dengan kopi. Tapi aku akui, Kopi dan Kamu, cukup berperan untukku. Diposkan oleh Aicha Lubis di 10.58 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Label: aichalubis Senin, 23 Juli 2012 Sesuku?? Sedikit mengutip kalimat yang sering aku dengar pada sebuah iklan. " Kebebasan itu omong kosong, katanya urusan jodoh ada ditangan ku, asalkan sesuku ........." Bukan terjadi secara pribadi pada ku. Tapi beberapa kali terjadi pada teman dan sahabatku. Beberapa kali terjadi pada orang-orang disekitar ku dan membuat sebuah pendapat muncul dalam otak ku. Sesuku. Kata-kata itu yang sebenarnya ingin aku bahas. Kenapa masalah suku masih di permasalahkan? Beberapa temanku merasa harus putus dengan pasangannya hanya karena pasangannya berasal dari suku yang berbeda dengannya. Lalu perasaan harus mengalah, begitukah? Masih banyaklah orang yang memandang kepribadian seseorang dari asal seseorang itu dan beberapa hal lainnya. Namun hal-hal yang menyolok dan sering aku jumpai adalah orang lebih dulu menilai buruk pada seseorang yang baru dikenalnya yang berasal dari suatu suku tanpa berusaha mengenalnya lebih dekat lagi. Bukannya itu berarti berburuk sangka? Bukankah setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda walaupun berasal dari daerah atau suku yang sama? Mungkin ada beberapa sifat atau sikap yang sama, tapi hal itu juga tidak dapat dijadikan patokan bahwa semua Suku A memiliki sifat A. Itu menurutku. Buatku, darimana pun asal orang itu, mau dia berasal dari Suku A, Suku B, Suku C, aku harus mengenal orang itu terlebih dahulu sebelum membuat suatu judgement tentang sikap atau sifat yang dimiliki orang itu. Apa gunanya ada komunikasi jika komunikasi itu tidak dimanfaatkan untuk mengenal seseorang lebih dekat? Terkadang merasa aneh ketika masih ada orang yang menilai orang lain dari suku. Tapi mau bagaimana lagi? Sepertinya hal itu sudah terlalu mendarah daging pada beberapa orang termasuk orangtua dari teman-temanku. Dan aku menjadi salah satu orang yang tidak setuju dengan pandangan orang seperti itu. Bukan mau berlagak sok sosial atau sok apalah itu namanya, tapi memang itu yang aku rasakan. Don't judge the book from the cover! Mungkin itu bisa menjadi satu kata-kata yang sedikit menyinggung permasalahan yang sedang aku bicarakan. Bagaimanapun orang menilai tentang orang lain, ada baiknya ketika kita berusaha mengenal orang lain itu terlebih dahulu sebelum setuju dengan penilaian orang terhadap orang lain tersebut.

ceramah idul fitri

CERAMAH IDUL FITRI ALLAHU Akbar, dengan takbir dan tahmid, umat Islam melepaskan bulan Ramadan dan menyambut 1 Syawal 1427 H. Mudah-mudahan pelepasan bulan Ramadan dan penyambutan bulan Syawal terpenuhi makna dan arti kedua peristiwa yang terjadi dalam suasana bergembira ria itu. Sebagaimana diketahui, bulan Ramadan berarti mengasah. Dengan arti tersebut diharapkan selama bulan tersebut, jiwa, ruh, dan hati umat benar-benar telah terasah dengan amal-amal kebajikan, sehingga hati mereka yang merupakan wadah ketakwaan semakin terbuka lebar dan luas guna lebih mengembangkan dan meningkatkan kualitas takwa yang sudah diperoleh selama beribadah di bulan Ramadan, Mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa? (QS [al-Hujurat] 49 : 3). Jika hal itu telah berhasil maka kita memasuki bulan Syawal dengan harapan semakin terangkat, sesuai arti bulan Syawal yaitu terangkat, sehingga derajat kita di sisi Tuhan terangkat dengan meningkatnya pengabdian kita kepadaNya, pengabdian kita kepada Negara, kepada bangsa dan agama. Puasa segera selesai kita laksanakan, zakat fitrah pun telah kita tunaikan. Menyusul dua peribadatan itu ialah Idul Fitri. Kalimat Idul Fitri mengandung tiga makna. Dia dapat bermakna kembali kepada kesucian, dapat berarti kembali kepada asal kejadian, dan dapat bermakna agama yang benar. Kembali kepada kesucian artinya dengan merayakan Idul Fitri ini kita mendeklarasikan kesucian kita dari berbagai dosa sebagai buah dari ibadah sepanjang bulan Ramadan. Sedang kembali kepada agama yang benar berarti seorang yang melaksanakan Idul Fitri akan melaksanakan perintah agama yang benar. Beragama dengan benar menuntut keikhlasan dalam pengabdian. Alquran menyatakan :Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama dengan lurus. (QS [al Bayyinah] 98 : 5). Manusia yang beragama dengan benar dituntut agar setiap saat dalam perjalanan hidupnya tidak terjadi pelanggaran besar atau pelanggaran kecil. Kalaupun terjadi segera disadari dan dimohonkan ampun. Agama adalah keserasian hubungan, keserasian hubungan manusia dengan Tuhan, keserasian hubungan manusia dengan sesama manusia dan keserasian manusia dengan lingkungannya, serta keserasian hubungan manusia dengan alam raya. Dengan kata lain, beragama dengan benar berarti berakhlak yang mulia, Sabda Nabi: "Aku hanya diutus untuk menyepurnakan akhlak yang mulia". Itulah antara lain makna beragama yang benar yang segala tuntutannya bermuara kepada akhlakul karimah. Idul Fitri dapat bermakna kembali kepada asal kejadian. Asal kejadian tidak saja bermakna keadaan suci bersih sebagaimana ia dilahirkan oleh ibunya, yaitu: kayaumi waladtshu ummuhu. Akan tetapi asal kejadiannya bermakna membawa potensi untuk menjadi orang beriman dan berpotensi untuk menjadi orang kafir. Firman Allah: Faalhamaha fujuraha wataqwaha (Allah mengilhamkan kepada jiwa (manusia) kefasikan dan ketakwaan). (QS [al-Syams] 91: 8). Oleh karena itu bagi kita yang beridentitas makhluk manusia terbuka lebar dua jalan menuju dua arah yang berbeda yaitu bahagia hidup di dunia dan selamat di akhirat dengan balasan surga jannatun naim atau bersenang-senang di dunia tetapi mendapat siksaan di akhirat dengan siksaan api neraka. Dan agar umat Islam terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela yang menyebabkan dirinya terancam dengan siksaan neraka, Allah sejak awal memperkenalkan kepada manusia dua jenis musuh bebuyutan. Musuh pertama, setan atau Iblis dan musuh kedua, nafsu syahwat yang tidak terkendali. Tekad setan dan iblis untuk menjerumuskan manusia ke jalan sesat antara lain diperoleh dari penjelasan Allah dalam Alquran (QS al-Araf [7] : 16-17). Sedang klaim bahwa setan itu adalah musuh yang nyata manusia terungkap dalam Alquran: Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. (QS Yusuf [12] : 5). Nafsu atau hawa nafsu bagi manusia berfungsi ganda, sebagai kawan dan lawan. Nafsu yang menjadi kawan dan terpuji nafsu muthmainnah (QS al-Fajr [89] : 27-30). Sedang nafsu yang menjadi musuh dan menyesatkan ialah nafsu amarah.Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu (ammarah) itu selalu menyuruh kepada kejahatan. (QS Yusuf [12] : 53). Kedua jenis musuh umat manusia ini menyesatkan lawannya dengan cara-cara yang berbeda tetapi dengan tujuan yang sama dan kerja sama yang apik. Nafsu amarah mendesakan kenikmatan berlebihan kepada manusia tanpa kompromi sedikit pun. Berbeda dengan nafsu, setan dalam menggelincirkan manusia kepada kekufuran mempergunakan cara-cara yang bersifat kompromistis atau tawar menawar. Pada saat iman manusia sedang menguat, setan menyingkir untuk sementara, tetapi pada saat manusia lengah, maka saat seperti itulah waktu yang tepat bagi setan memperdaya manusia. Kemiskinan, kebencian, dan permusuhan merupakan macam-macam godaan setan terhadap manusia yang memungkinkan terjerumus dalam dosa. Setan dengan uletnya membisikkan dan menakut-nakuti manusia akan bahaya kemiskinan, dengan bisikan itu manusia menjadi kikir dan pelik. Pada kondisi lain, setan berkolaborasi dengan nafsu amarah mendesak manusia untuk menjauhi kemiskinan dengan memompakan sifat serakah dan korup. Ketakutan dari kemiskinan membuat manusia serakah, terlalu bernafsu untuk memperbanyak harta, walaupun diperoleh melalui korupsi atau cara-cara yang tidak halal lainnya. Yang pasti bagi manusia yang telah terserang sifat serakah akan menghalalkan segala cara untuk memenuhi nafsu setannya. Semua pengaruh sesat dari nafsu, dan semua godaan keji dari setan dapat dilawan dan diatasi dengan beragama yang berkualitas. Kualitas agama ditentukan dengan kualitas takwa. Sedang kualitas takwa diperoleh melalui buah dari ibadah puasa. Agar orang-orang beriman tidak terputus dari bimbingan dan arahan puasa, Rasulullah memperkenalkan sejumlah puasa yang dapat ditunaikan sepanjang tahun. Kalau puasa Ramadan yang temponya hanya satu bulan, masih ada puasa Syawal. Sesudah puasa Syawal masih ada puasa Asyura. Selain dari ada puasa Senin Kamis. Ini berarti manusia selalu dilengkapi perisai dari desakan nafsu bejat dan godaan setan yang menyesatkan. Ban9, SMS siapa ini ban9?? IsinYa k0q paKai “MaaF, SYan9!?” Ban9, ToLon9 don9 maaFin aYe, ban9! KaLo Ka9ak, HaTi ‘ni taK tenan9. Ban9, MinaL aiDin waL faidZin ban9! No Card, No Ketupat, No Parcel, Just SMS Represents Everything …Sins… Laugh.. Tears.. Happy ‘iedul Fitrie 1429 H…Maaf lahir batin y..Btnnn Selepas Ramadhan, semoga mutiara kesabaran, keimanan, dan mahabbah pada Allah selalu terpatri dalam diri, seharmoni dengan gelombang kehidupan yang tak selalu datar. Mohon maaf lahir batin. SePuTiH CoCaInE SeBeNiNg VoDkA SeHaRum GaNjA MhOn DiMaAfKaN SgAlA KsAlAhAn MeSkI HnYa SeKeCil EcStAsY “Met Idul Fitri 1429 H, m0Hon MAaf LHR dAn Btn MäTä iñI kDänG släH mLihÄtmUlüt iNI kdANg sLAh BruCäp haTi iNi kdAnG slAh mENduGa SoMiNAl aiDzIN waL fA IdZiN mOhoN MaaF lAhiR BatiN.maafin smua slhku ada badai menghadang… gempa mengguncang… halilintar menyambar… tsunami menyerang… sblm semuanya trlambat.. q mo bilang sesuatu ma kamu.. q mo bilang…minal Minal Aidin wal Faidzin Bila ada kata terselip dusta, ada sikap membekas lara, dan langkah menoreh luka, semoga masih ada maaf tersisa. Minal Aidin wal Faidzin Sebening fiber optic, setinggi tower BTS, secepat broadband access. Kami sekeluarga mohon dibukakan bandwidth maaf selebar-lebarnya. Maaf saldo amal anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ke surga..untuk itu isilah segera saldo amal anda di bulan puasa ini. Ya Allah, maafkanlah temanku ni, karana aku telah memaafkannya minal Minal Aidin wal Faidzin Kt2q tlh bny menyaktimu,prbutanq tlh bny melukaimu.di hr nan fitri ni ijnkanq ucpkan”TAQOBBALALLAHUMINNA WA MINKUM”,minal aidzin wal faidzin,mhn maaf lahr&btin $ènäñdùng Aluñån Tåkbir Menyerukän Kemenängän Hätì .Buät U, Äa ucäpiñ Met IDUL FITRI 1428 H Minäl Aidzin Wäl Fåidzìn Mohøn Määf Làhir & Båtìn Yä.. kata RCTI gw OK trz kata SCTV gw NGETOP klo kt TPI gw MAKIN ASYIK kt ANTV gw WOWW KEREN kt LAtivi gw PAS DIHATI so….gw pengen minta maaf sama loe Gadis mnyulam diatas kain,seindah bunga dlm jambangan.Walo hanya sms yg sy kirim,serasa qt brjabat tangan.MinalAidzinWalFaidzin.Mhn maaf lahir&batin ya ancik-ancik pucuking eri selamat hari raya idul fitri ndas gundul di kipasi njaluk ngapuro awaku iki ngutik-utik macan turu mugi Alloh nglebur dosaku taqobballohuminna wa minkum MEMBANGUN INDONESIA BARU DENGAN KEMBALI KEPADA FITHRAH الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا لااله إلا الله وحـده ,صد ق وعـده ,ونصرعـبده، واعزجـنـد و هزم الأحزاب وحـده لااله الاالله ولانعبد الا اياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون ولو كره المشركون ولو كره المنافقون لااله الاالله و الله اكبر الله اكبر ولله الحمد الحمد لله الذى انعم علينا وهدانا الى دين الأ سلام و جعل رمضان شهرا مباركا ورحمة للناس واشكرونعمة الله ان كنتم اياه تعبدون و لعلكم تتقون. اشـهـد ان لااله الاالله وحده لاشريك له واشـهـد ان محمدا عبده ورسوله اللهم صل وسلم وبارك على سيد المرسلين وعلى آله وصحبه اجمعين. فيا ايها المؤمنون والمؤمنات:أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فازالمتقون واتقوا الله حق تـقاته ولاتموتن إلاوانتم مسلمون Maha Besar Allah, kepada-Nya segala makhluk tunduk dan bersimpuh! Kepada-Nya kita menyembah. Kepada-Nya kita meminta, Kepada-Nya kita mengarahkan dzikir dan do’a. Ditangan-Nya segala kekuasaan. Dia menebar rahmat, dan Dia pula pelimpah ‘adzab. Saat ini kita kumandangkan takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil menyambut datangya ‘Iedul Fithri setelah sebulan berpuasa yang mengantarkan kita ke gerbang fithrah!Allahu Akbar. ‘Iedul Fithri adalah hari raya Agung Ummat Islam, setelah ‘Iedul Adha dan hari Jum’at. Keagungan hari raya ‘Iedul Fithri antara lain pada kedalaman kandungan makna Fithrah. Fithrah dalam arti kembali pada kemurnian agama (H.R. Muttafaqun Alaihi dari Abu Hurairah). Kembali pada kesucian. Kesucian hati dan jiwa (tadzkiyah nufus), kesucian pikiran (tadzkiyatul fikrah). Fithrah dalam pengertian sunatullah: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah atas) fithrah Allah yang telah menciptkan manusia menurut fithrah itu. Tidak ada perubahan pada fithrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Ar-Rum ayat 30) Dan fithrah dalam pengertian kembali berbuka (ifthar), setelah sebulan penuh menempa diri lewat madrasah Ramadhan. Alangkah baiknya bila ‘Iedul Fithri dijadikan sebagai momentum bagi mempererat ukhuwwah dengan memperbanyak silaturrahim, saling menziarahi seraya mengucapkan: “Taqabbolallahu minna wa minkum”. Saling memaafkan dan saling mengasihi. Akhirnya kembali kepada fithrah dalam arti seutuhnya mengandung makna kembali kepada tuntunan Allah; kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kaum Muslimin dan Muslimat Rahimakumullah! Ramadhan dengan seluruh ‘amaliyah ramadhan, sejak berpuasa, qiyamullail, tilawatil qur’an, infaq, shadaqah, dsbnya menuju terbentuknya jati diri ummat yang merelakan hidupnya di bawah naungannya al-Qur’an, di bawah bayang-bayangnya firman Allah: Al hayat fi zhilalil qur’an! Ramadhan mengantarkan kita untuk committed terhadap nilai-nilai Islam, terhadap al-Qur’an. Kini sejauh mana ummat ini committed terhadap al-Qur’an? Diantara manusia yang mengaku Islam, Allah memberikan konstalasi tentang sikap mereka terhadap wahyu, sikap mereka terhadap Al-Qur’an, sikap mereka terhadap Allah ! Ada manusia yang tergolong mengimani isi Al-Qur’an (namun hanya sebagian) dan bersikap ingkar (kufur) terhadap bagian (isi) Al-Qur’an lainnya. Mereka mau menerima Al-Qur’an sebatas urusan ukhrawi mereka (sebatas hubungan mereka dengan Allah), tetapi menolak Al-Qur’an dalam membimbing kehidupan duniawi mereka, kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan, hubungan antar manusia, dan sebagainya). Mereka melakukan dikotomi terhadap nilai-nilai Al-Qur’an. Dalam nada bertanya Allah berfirman: أفتؤمنون ببعض الكتاب وتكفرون ببعض “Adakah engkau iman kepada sebagian isi kitab (Al-Qur’an) dan bersikap kufur terhadap sebagiannya lagi?” (Al-Baqarah: 85) Ada lagi golongan yang disitir Allah dalam surah Al-Hajj ayat 11: ومن النّاس من يعبدالله على حرف “Diantara manusia ada yang menyembah Allah (beragama) di tepi-tepinya saja (menurut kepentingan hidupnya)”. (Al-Hajj: 11). Bahkan diawal surah Al-Baqarah Allah mengkonstatir adanya manusia yang mengaku beriman sesungguhnya mereka itu tidak beriman. Bekas iman tidak tereflesikan dalam prilaku, amal perbuatan sehari-hari, tidak dalam pola fikir, tidak dalam mencari rezeki, tidak dalam system moral, tidak dalam way of life. ومن النّاس من يقول, آمنّا باالله وبا اليوم الأخروماهم بمؤمنين “Diantara manusia ada yang berkata: Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman”. (Al-Baqarah: 8) Allah Swt. menuruh setiap hamba yang mengaku beriman agar memeluk Islam secara totalitas, mencakup seluruh hidup dan kehidupan kita dengan shibghah Allah, corak Ilahi, mengamalkan al-Islam dalam seluruh doktrinnya sebagaimana firman Allah: يآ ايّها الذين آمنوا اد خلوا في السّلم كا فّة ولاتتّبعوا خطوات الشّيطان إنّه لكم عدوّ مبين. “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (Al-Baqarah: 208). Prof. Dr. Khurshid Ahmad, ulama dan cendekiawan muslim terkemuka dewasa ini dalam memberikan makna ayat tersebut dengan amat tepat. “Islam bukanlah sebuah agama dalam pengertian umum yang salah itu. Islam bukanlah agama yang hanya menyangkut kehidupan pribadi manusia. Islam adalah cara hidup total yang menyangkut seluruh sisi kehidupan manusia. Ajarannya merupakan petunjuk hidup yang menyangkut seluruh bidang kehidupan baik ekonomi maupun politik, baik hukum maupun budaya, baik nasional maupun internasional” (Khurshid Ahmad, Islam: Basic Principles and Characteristic). Dalam pengertian inilah kita memasuki, memeluk dan menghayati, mempedomani dan mengamalkan Islam. Kita bersyukur meskipun kita belum mampu melaksanakan nilai-nilai Islam secara totalitas, syari’at Islam telah diaplikasikan dalam berbagai perangkat hukum seperti: UU Perkawinan (UU No. 1 th. 1974, UU Wakaf, Undang-undang Peradilan Agama, UU Zakat, UU Haji dll. Selain itu diaplikasikan dalam bentuk ekonomi Syari’ah, Bank Syari’ah, Asuransi Syari’ah, Pengadaian Syari’ah, dan diberlakukannya Syari’at Islam di Nanggroe Aceh Darussalam. Amat disayangkan ketika terbuka peluang konstitusional yakni Sidang Tahunan MPR-RI (2001) pada saat Amandemen UUD ’45 berkenaan dengan pasal 29 Bab Agama elit politik muslim di MPR tidak kompak untuk memperjuangkan dilaksanakannya syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Sekali lagi bagi pemeluk-pemeluknya. Inilah peluang konstitusional yang terbuka sejak akhir konstituante pada tahun 1959. Kita kehilangan logika untuk memahami mengapa ada elit politisi muslim “yang menolak” pemberlakuan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya?lebih-lebih apabila mengaitkan penolakan tersebut dengan Piagam Madinah terasa bagai panggung jauh dari api, tidak kene mengena. Ada tiga hal penting dalam Piagam Madinah yakni : Daulah Islam; Syari’at Islam dan kepemimpinan Rasulullah. Terlindunginya hak-hak Yahudi dan Nasrani justru karena Rasulullah menerapkan Syari’at Islam. Atau adakah syari’at lain yang diterapkan Rasulullah di Madinah ? Ketiga hal yang wujud di Madinah tidak kita miliki saat ini di negeri ini. Jadi menggunakan Piagam Madinah sebagai sebuah analogi terasa tidak tepat. Kaum muslimin dan Muslimat Rahimakumullah! Sebagai ummat pendukung da’wah, bahkan sebagai ummat Islam terbesar di seluruh dunia dan bagian dari mayoritas bangsa, kaum Muslimin Indonesia memikul tanggung jawab dan beban sejarah. Kita bertanggung jawab terhadap kebangkitan kembali ummat di semua bidang kehidupan. Mengentaskan kemiskinan, mengembangkan potensi sosial-ekonomi ummat, mengejar ketertinggalan kita di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dengan dilandasi iman dan taqwa, membangun manusia Indonesia seutuhnya, sebagaimana didesign Allah dalam Al-Qur’an: Ummatan Wasatha’! Ummat yang berkesinambungan. Tidak semata-mata mendewa-dewakan materi atau mendewa-dewakan sains dan teknologi. Seorang tokoh muslim (muallaf) Roger Garaudy yang juga cendekiawan terkemuka Prancis menyampaikan pandangannya mengoreksi konsepsi pembangunan Barat antara lain: “Kesalahan terbesar dalam kebudayaan Barat adalah bahwa ia terlalu berpegang pada pembangunan materi. Development of production dianggap sebagai lambang satu-satunya bagi kemajuan dan kebahagiaan ummat manusia. Tetapi sesudah itu mau apa? Sesudah mobil-mobil, alat-alat mekanis dan komputer diproduksi secara besar-besaran dan terus meningkat, lalu mau apa? Sesudah bank-bank dibangun di mana-mana dan menghasilkan keuntungan yang berlimpah, lalu mau apa? Sesudah dibangun kota-kota, jalan-jalan dan pabrik-pabrik, lantas mau ke mana? Akan kemanakah kita sesudah itu semua? Manakah pembangunan di bidang nilai? Mental, akhlak, sikap dan kebahagiaan sejati? Mereka berusaha membangun kebudayaan tanpa iman dan tanpa Tuhan. Hasil satu-satunya dari teori pembangunan yang sarat ini adalah bahwa dunia sekarang ini telah memiliki sarana-sarana yang telah siap untuk menghancurkan dirinya”. Kita ungkapkan penilaian Roger Garaudy sebagai intelektual Perancis yang muallaf, yang setelah meneguk kehidupan Barat sepuas-puasnya, lalu memberikan penilaian kritis objektif terhadap kebudayaan Barat itu sendiri. Untuk apa kita ungkapkan penilaian Garaudy tersebut? Tidak lain untuk menghindarkan ummat dan bangsa kita dari kesalahan yang ditempuh negara-negara maju dengan modernismenya yang sekuler! Yang hampa dari nilai-nilai wahyu, hampa dari nilai-nilai rohaniah! Ummat Islam sebagai penduduk mayoritas di negeri ini harus kembali memotivasi diri membangun kepekaan spiritual dengan firman-firman Allah dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan memulai dari keluarga sebagai komunitas ummat terkecil hingga tercipta masyarakat Islami, masyarakat Qur’ani. Menjadikan keluarga sebagai starting point da’wah bersama jama’ah Islamiyah menjadi benteng da’wah, benteng akhlaq, benteng ‘aqidah menjadi kekuatan bangsa membangun peradaban dan kemanusiaan. Untuk bangkit kembali menjadi bangsa yang bermartabat, memiliki harga diri dan jati diri, kita memerlukan pemimpin-pemimpin yang berakhlaq mulia, jujur, amanah, profesional dan memiliki komitmen yang teguh untuk menegakkan syari’at: Tathbiqusysyari’ah! Wakil-wakil ummat Yang Hanya tunduk Pada Kehendak Allah! Kaum Muslimin dan Muslimat Rahimaatulullah Tantangan da’wah kini semakin berat dan kompleks. Namun kita tidak boleh berhenti melaksanakan kewajiban beramar ma’ruf nahi munkar. Gerakan Da’wah berada diantara dua kecenderungan yang sekilas seakan sama kuat: Kecenderungan transenden dan kecenderungan sekular. Kecenderungan sekuler tampak dari bergesernya nilai-nilai (agama, adat istiadat, tradisi) yang selama ini menjadi acuan kearah nilai-nilai baru yang “serba boleh”, : primissivness, tampak dari gaya hidup serba longgar dari nilai-nilai agama (Islam). Implikasinya hampir meliputi semua bidang kehidupan: mulai dari mode (gaya berpakaian), musik, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, seni dan sebagainya. Kecenderungan transeden tampak dari gairah masyarakat untuk semakin religius. Kegiatan kajian-kajian agama (bahkan merambah ke hotel-hotel), kawasan industri, minat masyarakat mengenakan busana muslim/muslimah, kegiatan umrah, pesanatren kilat, bahkan ada yang tertarik memperdalam tasawwuf. Abad ke XXI ditandai oleh pencapaian dibidang teknologi yang menakjubkan. Revolusi dibidang teknologi komunikasi telah melahirkan era baru: Era Globalisasi; sesuatu yang tak mungkin dielakkan dengan segala dampak positif dan negatif. Sebagai akibat dari pencapaian teknologi komunikasi itu ada sesuatu yang hilang dari kehidupan umat manusia, yakni jarak. Kita berada dalam apa yang disebut the global village, yang menjadikan dunia tanpa sekat. Segi-segi positif dari Era Global ini ditandai oleh kemajuan dibidang teknologi komunikasi. Hal ini tentunya kita terima dan manfaatkan bahkan bisa menunjang kegiatan da’wah. Tetapi dampak buruk dari muatan yang dikandung dalam bentuk media cetak dan elektronik seperti : pornografi, adegan-adegan kekerasan, menciptakan realitas sosial yang amat buruk bagi perkembangan da’wah. Maraknya VCD porno, film, majalah, tabloid porno yang semakin mudah diperoleh termasuk akses ke internet yang mengumbar seks bebas dan pendorong kuat merebaaknya maksiat. Dalam berita (running teks) stasiun TV diberitakan bahwa menurut AP (Associated Press) menyebutkan Indonesia menempati posisi ke 2 dalam masalah pornografi sesudah Swedia(?). Dunia ketiga termasuk negeri-negeri muslim sedang mengalami apa yang disebut pakar komunikasi: penjajahan budaya. Melalui Media cetak/elektronik, budaya yang cenderung mengabaikan nilai-nilai agama meyerbu rumah tangga kaum muslimin. Akhirnya terjadi benturan budaya, benturan norma, benturan nilai. Apa yang dimasa lalu dipandang tabu kini tidak saja dipandang sesuatu yang biasa bahkan tidak jarang dianggap sebagai ciri-ciri modernitas atau ciri-ciri orang modern. Kini masyarakat dilanda penyakit-penyakit sosial : miras, judi, perzinahan, narkoba, pornografi, pornoaksi, penyimpangan seksual: homoseks, lesbianisme. Pergaulan semakin bebas. Angka pengguguran kandungan (aborsi) mencapai dua juta jiwa pertahun. Surat kabar Suara Pembaharuan, Selasa 19 Juni 2001 mengangkat rangkaian lapaoran ekslusif dibawah judul : “Aborsi di Indonesia, Dua Juta Calon Manusia Dibunuh Tiap Tahun.” Sebelum itu salah satu stasiun TV menayangkan wawancara Prof. DR. Azrul Azwar, pejabat tinggi Departemen Kesehatan, Mantan Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang menyatakan bahwa pengguguran kandungan sudah sangat mencemaskan. Beliau menyatakan 3 (tiga) juta jiwa aborsi setiap tahun tersebut 20 % pelaku aborsi adalah puteri-puteri remaja yang belum menikah. Disisi lain upaya mencerdaskan bangsa merupakan amanah kemerdekaan. Namun setelah 60 tahun usia Republik ini masih ada sekitar 15,24 juta atau 10,21% penduduk usia 15 – 45 tahun yang tidak bisa baca tulis, di Jakarta saja sebagai Ibu Kota Republik, laporan resmi menyebutkan ada lebih dari 128.000 penduduk usia produktif yang buta huruf. Program PBH yang disponsori pemerintah hanya mampu memelekhurufkan 200.000 orang per tahun. Bila hal seperti ini terus menerus berjalan, perlu waktu 60 tahun lamanya untuk menuntaskan masalah buta huruf dan pendidikan dasar. Dalam banyak hal Indonesia tertinggal jauh dibanding negara-negara ASEAN dan negara-negara yang sedang berkembang. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) yang dicapai Indonesia dibawah negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina dan Thailand. Peringkat Indonesia saat ini dibayang-bayangi oleh Vietnam. Bahkan pada tahun 2002 dan 2003 posisi Indonesia berada dibawah Vietnam. Sejak 1975 pencapaian Indonesia berada jauh dibawah rata-rata Indeks Pembangunan Manusia di dunia maupun diantara negara Asia Pasifik. Indeks Pembangunan Manusia Indonesia saat ini berada pada peringkat 111 dari 177 negara. Memang sesekali kita terhibur dikejutkan oleh keberhasilan beberapa remaja Indonesia yang menjuarai Olimpiade Sains. Namun kemampuan pelajar Indonesia dalam bidang matematika dan sains tergolong rendah. Untuk bidang matematika siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas II di Indonesia berada pada perinagkat ke-34 dari 45 negara, sementara untuk bidang sains siswa Indonesia ada di urutan ke 36 dari 45 negara. Demikian laporan yang diberikan oleh International Associativy for the Solution of Educational Achievement (IEA) berdasarkan hasil studi Trends in International Mathematic and Science Study (TIMMS) 2004. Untuk tingkat SD Indonesia memperoleh nilai E, sedang Malaysia dan Thailand memper oleh nilai A Demikian juga di tingkat Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi di Indonesia yang paling top sekalipun belum memiliki syarat internasional. Sementara India sebagai negara yang digolomgkan miskin memiliki belasan Perguruan Tinggi yang diperhitungkan ditinagkat dunia dan lulusannya siap berkompetisi secara global. Persoalan obat bius, peredaran dan penggunaan Narkoba telah mencapai tingkat yang amat serius. Indonesia bukan lagi kawasan transit, tempat persinggahan, tapi Indonesia kini salah satu dari negara produsen. Potret kita sebagai bangsa kini semakin memprihatinkan ketika berbagai usaha untuk memecahbelah bangsa ini dengan mengkapling-kapling NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) menjadi negara-negara merdeka seperti : RMS, Papua Merdeka, Aceh Merdeka, dst nya, untuk bernasib seperti Rusia, terpecah-pecah. John Pilger dalam bukunya yang berjudul “The New Rules of The World”, mengungkapkan dengan tandas sebagai plundered, sebagai perampokan massal, hal ini dilakukan sejak tahun 1967. Syukur alhamdulillah ummat Islam Indonesia merupakan garda depan mengawal NKRI menjaga dan memelihara keutuhannya. Namun NKRI hanya bisa kita pertahankan dengan mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat lahir dan batin. Selain memecah belah bangsa ini yang terus menerus mengalami keterpurukan ekonomi, politik bahkan moral, memang tidak terlepas dari global strategi kapitalisme global yang ingin memporakporandakan dunia Islam atau negeri-negeri muslim agar bertekuk lutut. John Perkins, Konsultan bisnis Amerika Serikat memberikan pengakuan dalam bukunya : Confessions of Economic Hit man”, mengaku disewa oleh kekuatan kapitalisme global untuk merusak dan membuat ekonomi negara-negara berkembang termasuk Indonesia, menjadi terjajah dan sangat tergantung pada tuannya yakni Kapitaalisme Global. Yang lebih mengejutkan lagi John Perkins mengakui memulai startnya dari Indonesia. Negara-negara yang digarap dikondisikan untuk menjadi negara yang dililit hutang, selanjutnya sumber alamnya dikuras. Selain itu merajalelanya korupsi bagaikan kanker ganas merasuk keseluruh tubuh bangsa menjadikan bangsa ini nyaris bangkrut. Di tingkat global Indonesia (dalam hal korupsi) menduduki peringkat ke 5 dan ditingkat Asia peringkat ke I. Sementara rakyat kecil tertatih-tatih mempertahankan hidup akibat kenaikan BBM yang luar biasa, sementara itu elit politik (anggota DPR/DPRD) dan para menteri menikmaati kenaikan tunjangan dan gaji ditengah-tengah rintihan kaum dhuafa. Disaat sebagian terbesar dari bangsa ini sedang berada dilorong perjuangan para pengambil keputusan sudah berpesta. Dana pencabutan subsidi itu sebagian sudah ditelan. Mereka berpesta diatas mayat para korban pengantre dana kompensasi, berpesta diatas amayat orang miskin yang tercekik kenaikan harga BBM, berpesta diatas keringat para buruh yang gajinya tergerus oleh kemahalan barang, berpesta diatas keringat petani dan nelayan yang tak mamapu lagi membeli minyaka tanah dan alat-alat produksinya. Karena itu, yang kita butuhkan adalah kepekaan nuraani, bukan kalkulasi rasional. Atau memang nurani elite kita sudah hilang ? Bisa jadi nurani itu memang sudah lenyap digondol setan ketamakan. Kita mendengar di radio, menyaksikan di televisi, dan membaca di koran. Para politisi ini itu berteriak bahwa mereka menolak kenaikan tunjangan. Mereka kaget. Namun saat rapat paripurna mereka diam. Jadi, mereka sedang membuktikan kebenaran postulaat “berbedanya hati, lidah dan otak” untuk kesuksesan berpolitik. Sedemikian kotorkah kehidupan politik kita ? Akhirnya tibalah kami di akhir khutbah Idul Fithri ini dengan mengajak jama’ah sekalian di hari yang mulia ini, di hari yang penuh barakah ini, menundukkan hati kita masing-masing, mendekatkan diri di hadapannya Yang Maha Besar dan Maha Kuasa, munajah dan berdo’a kepada-Nya Yang Maha Rahman dan Maha Rahim. Allahumma, Ya Allah, Tuhan kami Kami yang berdo’a disini, di bumi-Mu yang subur dan indah ini, adalah hamba-hamba-Mu yang dha’if, hamba-hamba-Mu yang banyak berbuat khilaf dan dosa. Karenanya ya Allah, ampunilah segala dosa-dosa kami, ampunilah juga yang Allah segala dosa orang-orang tua kami, dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminn dan mukminat di manapun mereka berada. Ya Allah ya Tuhan kami betapa kami telah menzhalimi diri-diri ini. Nikmat-Mu alangkah besar, anugerah-Mu tak terkira, kami menghirup udara segar, kami meminum air-Mu penghapus dahaga ummat-Mu. Engkau karuniakan kami segala kenikmatan, segala kenikmatan namun terasa betapa kami tak pandai mensyukuri segala anugerah karunia-Mu itu. Betapa tidak wahai Tuhan kami! Alangkah lemah semangat kami, alangkah beku hati kami, alangkah kelu lidah kami. Bagaikan tak berdaya membela agama-Mu, tak berdaya mengucapkan yang haq itu haq dan yang bathil itu bathil! Ya Allah ya Tuhan kami, jangan engkau biarkan kami mengembara di tengah kegelapan dan kebathilan, tanpa petunjuk-Mu, jangan biarkan kami tersesat jalan tanpa bimbingan-Mu, jangan biarkan kami tenggelam dalam keserakahan, dalam ketamakan dunia, tanpa peringatan dari-Mu, jangan Engkau biarkan kami sendiri wahai Tuhan sekejap sekalipun! Jadikanlah kami ummat yang pandai bersyukur ni’mah bukan ummat yang kufur ni’mah! Anugerah-Mu Ya Allah, alangkah besar, Indonesia yang permai, sumber alam yang kaya namun bangsa ini masih jauh dari sejahtera. Kembalikanlah ya Allah sifat-sifat amanah kepada pemimpin bangsa ini, keadilan, kejujuran, penegakan hukum dan penghargaan terhadap martabat kemanusiaan. Ya Allah ya Tuhan kami betapa semakin hari bangsa ini semakin jauh dari firman-firman-Mu. Ajarilah kami ya Allah ya Rabb akan makna sabda Rasul-Mu: Qul Amantu billah tsummastaqiem! Katakanlah aku beriman kepada Allah kemudian bersikaplah istiqamah! Sabda yang amat sangat singkat dari Rasul-Mu itu seolah semakin tidak kami mengerti. Bahkan mereka yang menyandang sebagai pemimpin-pemimpin ummat semakin tidak istiqamah dalam melangkah, ya Allah ya Rabb, terasa diantara kami semakin menjauhi ‘aqidah-Mu, merendah-rendahkan syari’at-Mu bahkan ada yang menolak diberlakukannya syari’at-Mu. Mereka berlindung dibalik hujjah buatan manusia bukan bersikap sami’na wa atha’na terhadap ayat-ayat Mu. Ya Allah ya Rabb Tuhan kami, ajarilah kami ya Allah untuk memahami makna kalimah Tauhid La ilaha illallah simpul syari’at-Mu. Sehingga kami mampu menegakkannya, teguh mempertahankannya, tegar membelanya dan ….mengakhiri hayat kami ya Allah, ya Rabb al a’lamin dalam pelukan kalimah tauhid: La ilaha illallah! Ya Allah Tuhan kami, belum banyak amal yang bisa kami persembahkan kepada-Mu, tanda kami mencintai-Mu. Namun curahkan selalu kasih sayang-Mu, hidayah dan maghfirah-Mu agar kami selalu menebarkan kebaikan menebarkan rasa kasih rahmatan lil ‘alamien. Ya Allah Tuhan kami, berilah hidayah kepada kaum Muslimin di seluruh dunia, di Palestina, di Iraq, di Afghanistan, Kashmir, di seluruh jagat ini, berikanlah hidayah kepada pemimpin-pemimpin kami, hilangkan benih-benih tafarruq, perpecahan, gantikanlah ia dengan ishlah, ukhuwwah, mahramah dan mahabbah! Jadikanlah pertemuan kami di tempat ini pertemuan daru kalbu-kalbu yang rindu akan rahmat-Mu, pertemuan dari hati-hati yang ikhlas menjalankan Risalah-Mu, syari’at Mu, da’wah-Mu, Istiqamah di jalan-Mu Jadikan pula perpisahan kami dari tempat ini perpisahan yang Engkau pelihara dari rasa perpecahan. Hapuskanlah segala khilaf dan dosa diantara kami yang hadir. Ya Allah ya Tuhan kami, di antara kami yang berkumpul ini banyak yang telah lanjut usia, generasi muda kami tumbuh di tengah kemelut budaya, peliharalah mereka generasi di belakang kami agar tumbuh menjadi zurriyah yang saleh yang mampu meneruskan jejak risalah Rasul-Mu Muhammad Saw. Ya Allah ya Tuhan kami, akhirnya kami pun memohon kepada-Mu, terimalah amal ibadah kami, shalat kami, puasa kami, zakat kami, sujud dan ruku’ kami, tilawah dan shadaqah kami, tasbih, tahmid, tahlil, takbir kami, jadikanlah ia wahai Tuhan penebus dosa-dosa kami. Ya Rahman, ya Rahim, ya Mujibassailin, Engkau Maha Mengetahui, Engkau Maha Mengabulkan, Engkau Maha Mendengar. Kabulkanlah do’a dan permohonan kami. Ya Arhamarrahimien Irhamna 3x Walhamdulillahi Rabbil a’lamien. Diposkan oleh Marhadi Muhayar, Lc., M.A. (Silahkan menukil dengan menyebut sumbernya) di 00:35 PEMBENTUKAN JATI DIRI MELALUI RAMADHAN بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُسُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ Allahu Akbar, wa lillahilh hamd .... Dengan bersyukur ke hadirat Allah Swt. atas karunia dan rahmat-Nya pagi hari yang berbahagia ini kita menyambut kedatangan hari yang agung, hari raya fitri, hari raya kemuliaan dan kesucian. Dengan rasa haru dan penuh ikhlas, kita semua melepas bulan Ramadhan, bulan yang luhur dan mulia yang dipenuhi dengan ampunan dan karunia. Kita bertakbir, mengagungkan Allah Swt. dan mensucikan-Nya dengan bertasbih, mensucikan dari segala sesuatu yang tidak layak pada-Nya. Takbir, tahlil dan tahmid silih berganti, berkumandang di angkasa raya diucapkan dengan lisan yang fasih denga penuh keikhlasan dan kepasrahan. Rona dan wajah setiap manusia muslim menanpakkan kebahagiaan yang cemerlang dan ketulusan yang mendalam, jauh sampai ke lubuk hati. Melukiskan kesan yang kuat dan mengakar ke dalam jiwa yang suci. Semua itu merupakan perwujudan dari pernyataan syukur kita, ke hadirat Allah Swt. atas segala karunia dan nikmat-Nya. terutama karunia yang paling agung berupa petunjuk dan hidayah-Nya. Hidayah itu membibing kita meniti cahaya yang terang benderang, menuju kehidupan yang sukses, lahir dan bathin. Kita bersyukur telah dapat melaksanakan ibadah shiyam sebulan penuh dengan ketabahan dan keikhlasan. Artinya: Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, (al-Baqarah, 2 : 185) Pagi ini, kita merayakan Idul Fitri, hari raya kesucian yang dinantikan kehadirannya oleh setiap insan yang beriman, dengan demikian kita kembali kepada fitrah, yaitu kemurnian dan kesucian. Kembali kepada kemurnian dan kesucian berarti kita kembali kepada suasana yang bersih telepas dari dosa dan kesalahan. Setiap orang yang melaksanakan puasa Ramadhan sesuai denga petunjuk al-Qur’an dan al-Sunnah akan terlepas dosa dan kesalahannya sehingga menjadi suci kembali, seperti bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya. Kesucian yang telah kita peroleh dengan susah payah itu hendaklah terus dipertahankan sampai bulan-bulan berikutnya dengan meingkatkan iman dan takwa kita serta bertaqarub kepada-Nya dengan tunduk dan patuh. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Puasa Ramadhan yang baru saja kita jalani membentuk setiap diri umat Islam agar memiliki kemampuan untuk mengendalikan hawa nafsu dan dapat meningkatkan potensi kesucian rohaninya. Ibadah shiyam dapat membentu jati diri muslim yang pari purna dengan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt. Iman dan takwa itu dibuktikan dengan senantiasa berpegang teguh kepa petunjuk-Nya, melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Dengan mempertahankan kelestarian iman dan taqwa, kita meniti jalan yang lurus untuk mencapai keridhaan Allah Swt, keridhaan yang senantiasa didambakan oleh setiap manusia yang beriman. Menuju keridhaan yang agung dan luhur itu harus ditempuh dengan melaksankan ibadah dan amal shaleh secara ikhlas dan jujur, sesuai dengan ikrar kita yang selalu kita ucapkan dalam do’a iftitah yang dibaca pada saat awal melaksanakan shalat. “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tidak ada sekutu baginya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama kali menyerahkan diri (kepada Allah) (QS. al-An’am : 162-163). Pembentukan jati diri dalam ibadah shiyam merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan manusia mukmin, karena dengan jati diri itulah kita akan bersikap istiqomah dalam menjalani ajaran agama. Ibadah shiyam yang kita laksanakan, harus mampu membentuk jati diri setiap muslim dan meningkatkan kualitasnya dari tahapan yang paling rendah menuju tahapan yang paling tinggi. Kaum muslimin, para jamaah yang kami muliakan. Pembentukan jati diri itu, menuju perubahan pada yang lebih sempurna, sebagaimana yang dicontohkan oleh kehidupan para sahabat Nabi dan Tabiin generasi awal. Perubahan yang sangat mendasar menuju jati diri yang sempurna misalnya kita bisa mengambil contoh dar peristiwa berikut ini: Pada suatu saat Rasulullah Muhammad Saw. menerima tamu, seorang pria dari kalangan musyrik Arab jahiliyah. Nabi menerima tamu itu sebagaimana layaknya beliau menerima tamu yang lain, dihormati selayaknya dan dipersilahkan duduk di ruang yang telah disediakan. Nabi Saw. menyuguhkan kepada tamu itu segelas air susu murni. Demikianlah kebiasaan dan kebangaan orang-orang Arab pada waktu itu, mereka sangat berbahagia sekali apabila dapat menyuguhkan pada tamunya air susu murni yang mereka perah dari kambing atau unta. Setalah disuguhi segelas air susu, tamu itu meminumnya sampai habis. Kemudian Nabi menyediakan gelas yang keduanya, itupun diminum sampai habis lalu Nabi menyediakan gelas yang ketiga itupun diminum sampai habis. Hal itu terus berlangsung sampai tujuh gelas. Pertemuan itu kemudian berlalu begitu saja, tidak ada hal yang perlu dicatat, pria Arab jahiliyah kembali ke rumahnya dan Nabi pun melaksanakan aktivitas dakwahnya sebagaimana biasa. Kira-kira beberapa bulan setelah itu, pria Arab jahiliyah tadi masuk Islam, sebagai seorang mualaf dia merasa ketinggalan dengan para sahabat lain, karena itu dia terus mempelajari agama dengan sungguh-sungguh dan mengamalkannya dengan baik. Dalam jangka waktu tidak begitu lama pria mualaf itu telah menjadi seorang muslim yang sangat baik. Setelah menjadi pria muslim yang baik dia mengujungi rumah Nabi kembali. Nabi menerima tamu mualaf ini, langsung teringat dengan kunjungan yang pertama dulu, kemudian Nabi menyediakan segelas air susu, sebagaimana dulu menyediakannya. Pria mualaf itu kemudian minum segelas air susu yang disediakan oleh Nabi sebagaimana dulu ia meminumnya. Ketika Nabi akan menyediakan gelas yang kedua, tiba-tiba pria mualaf itu mengatakan, “Wahai Rasulullah cukup untukku, cukup untukku dengan segelas susu itu.” Nabi Saw. mengomentari sikap pria mualaf yang telah berubah drastis dari kebiasaan jahiliyahnya dan menggantinya dengan jati diri seorang muslim, beliau mengatakan: الْمُؤْمِنُ يَشْرَبُ فِي مِعًى وَاحِدٍ وَالْكَافِرُ يَشْرَبُ فِي سَبْعَةِ أَمْعَاءٍ Seorang mukmin cukup meminum dengan satu gelas, sedangkan orang kafir baru puas minum dengan tujuh gelas. (HR. Muslim. No Hadis: 3843) Dari contoh itu kita bisa melihat secara langsung betapa besarnya perubahan sikap dan jati diri dari seorang jahiliyah menjadi seorang mukmin. Pola hidup yang tadinya dipenuhi dengan kerakusan digantinya dengan kesederhanaan. Kesederhanaan dalam pola makan, dalam pola berpakaian dan bertingkah laku. Manusia mukmin yang melaksanakan ibadah Ramadhan juga diarahkan agar melakukan perubahan yang besar dalam membentuk jati dirinya, dari manusia yang berkualitas rendah menjadi berkualitas tinggi menuju kesempurnaan sesuai dengan ajaran Islam. Puasa Ramadhan pada hakikatnya dapat membentuk jati diri seseorang menjadi pribadi yang berkualitas dan memiliki kemampuan yang tinggi dalam meraih kesuksesan di dunia dan akhirat.Salah satu jati diri manusia mukmin adalah berpola hidup sederhana dan dapat mengendalikan nafsunya sehingga tidak terjerembab dalam lembah kehinaan dan kehancuran. Ada tiga macam nafsu yang sering menjerumuskan seseorang ke lembah kehinaan yaitu nafsu dari dorongan perut, libido sexual, dan hawa nafsu yang menyesatkan. Nabi Saw. sangat mengkhawatirkan umatnya terjerembab dalam tiga macam nafsu yang menghancurkan itu, sehingga beliau bersabda: إِنَّ مِمَّا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ فِي بُطُونِكُمْ وَفُرُوجِكُمْ وَمُضِلَّاتِ الْهَوَى Artinya: “sesungguhnya aku mengkhawatiri kamu sekalian terjerembab dalam keinginan hawa nafsu dari dorongan perutmu, dorongan seksualmu dan hawa nafsu yang menyesatkan. (HR. Ahmad. No Hadis:18951) Dalam kenyataan pada kehidupan modern yang kita jalani sekarang, dimana sikap hidup materialisme, konsumtivisme, dan hedonisme, terus menggerogoti masyarkat kita, kita jumpai betapa banyakanya orang yang telah terjerembab dalam lembah kenistaan dan kehinaan. Ada sebagian dari masyarakat yang terjerembab ke dalam hawa nafsu perutnya sehingga ia menjadi budak perutnya sendiri, maka ia pun makan secara berlebihan, minum secara berlebihan, sehingga hidupnya hanya memenuhi dorongan perutnya. Orang seperti ini tergolong dalam kelompok manusia yang paling buruk dari umat Nabi Muhammad Saw. Kalau orang pertama tadi menjadi budak perutnya sendiri, sehingga ia terjerembab dalam kehinaan dan kehancuran, sedangkan kelompok kedua banyak orang yang menjadi budak dari dorongan libidonya sehingga ia menjadi budak nafsu seksualnya. Keadaan seperti ini lebih membahayakan lagi, karena akan menimbulkan kerusakan dan kehinaan yang lebih parah. Banyak keluarga dan masyarakat yang hancur karena menjadi budak libido dan nafsu seksualnya. Akibat memperturutkan nafsu seksual banyak menyebabkan manusia bergelimang dengan dosa, seperti; perselingkuhan, perzinahan, dan timbulnya deviasi seksual yang mengerikan. Kalau orang kedua tadi menjadi budak dari dorongan seksualnya sendir, maka kelompok yang ketiga, adalah manusia-manusia yang diperbudak oleh hawa nafsunya sendiri, keadaan ini jauh lebih berbahaya lagi, karena memperturutkan hawa nafsu akan mencampakkan pelakunya menuju kehancuran yang sangat menakutkan. Bahkan terkadang hanya berapa detik saja orang tidak bisa mengendalikan hawa nafusnya ia telah terjerumus dalam kerusakan dan kehancurn dan penyesalan yang sangat berat selama-lamanya di dunia dan akhirat Karena itu Nabi menyatakan: “Musuhmu yang paling berbahaya adalah hawa nafsumu yang berada di antara kedua lambungmu sendiri” (Ihya’ Ulumuddin). Al-Qur’an memperingatkan orang-orang yang terjerembab dalam kemauan hawa nafsu yang menyesatkan, sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Ahqaf : 20. Dan (Ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): "Kamu Telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu Telah bersenang-senang dengannya; Maka pada hari Ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan Karena kamu Telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan Karena kamu Telah fasik". Berbagai kejahatan timbul dalam kehidupan masyarakat, karena manusia memperturutkan hawa nafsunya sendiri.Ibadah puasa Ramadhan yang kita jalani sekarang ini, dapat melatih dan melindungi diri kita agar tidak terjerembab dalam kubangan hawa nafsu, sebagaimana yang disebutkan di atas. Dengan demikian puasa dapat membentuk jati diri yang paripurna, menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa. Allahu Akbar, wa lillahil hamd Hadirin dan hadirat yang mulia Kembali kepada fitrah yang suci dan bersih itulah yang sesungguhnya kita jalani sekarang ini. Hari yang amat berbahagia ini dinamakan ‘Idul Fitri’, yaitu kesucian dan keutuhan yang telah kita peroleh kembali setelah kita melakukan puasa Ramadhan sebulan penuh. Karena itu hari ini adalah hari kemenangan dan kejayaan bagi kita semua, karena kita telah berusaha meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, ucapan yang paling tepat kita ikrarkan pada hari ini adalah suatu do’a: اللّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْعَآئِدِيْنَ وَالْفَآئِزِيْنَ وَالْمَقْبُوْلِيْنَ “Wahai Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang kembali kepada fitrah yang memperoleh sukses dan kemenangan serta diterima amal ibadahnya oleh Allah Swt”. Dengan kembali kepada fitrah, kita akan mencapai kebahagiaan dan kesuksesan lahir batin yang selalu kita harapkan. Sesuai dengan petunjuk Ilahi, marilah kita bertakbir mengagungkan asma Allah atas segala petunjuk-Nya dan marilah kita bersyukur atas segala rahmat dan karunia-Nya. Semoga kita semua senantiasa dapat mengikuti petunjuk Allah dan senantiasa memperoleh rahmat-Nya. Amiin. عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فِي هذَا الْعِيْدِ السَّعِيْدِ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ، فَمَنْ أَطَاعَهُ فََهُوَ سَعِيْدٌ وَمَنْ أَعْرَضَ وَتَوَلَّى عَنْهُ فَهُوَ فِي الضَّلاَلِ الْبَعِيْدِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَآئِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. *** اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ، أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اللّهُمَّ ارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ جَمِيْعِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلاً وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَتَوْبَةً نَصُوْحًا. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، اللّهُمَّ أَصْلِحِ الرَّعِيَّةَ وَاجْعَلْ إِنْدُوْنِيْسِيَّا وَدِيَارَ الْمُسْلِمِيْنَ آمِنَةً رَخِيَّةً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار. عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فِي السِّرِّ وَالْعَلَنِ وَجَانِبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ. Diposkan oleh Marhadi Muhayar, Lc., M.A. (Silahkan menukil dengan menyebut sumbernya) di 00:40 NABI MUHAMMAD SAW MAKHLUK TERAGUNG (Fostur Tubuh dan Perawakan Rasulullah SAW) Nabi Muhammad saw meskipun sama kejadiannya dengan manusia lain di muka bumi ini, namun bentuk lahiriah dan rohaniahnya tidak sama. Baginda mempunyai keistimewaan yang sama sekali tidak terdapat pada manusia-manusia biasa. Sebagai manusia yang terbaik di muka bumi ini, Baginda dianugerahkan dengan keperibadian dan perwatakan yang istimewa kerana padanyalah terdapat contoh untuk diteladani. Umum mengetahui keadaan yang zahir adalah gambaran yang terjelma dari unsur-unsur batin. Rupa paras seseorang boleh membantu menjelaskan keperibadian setiap individu. Ciri-ciri seperti bentuk badan, sifat fizikal dan rupa bentuk anggota adalah menggambarkan tentang akal dan akhlak seseorang. Begitulah dengan Nabi Muhammad saw. yang mempunyai bentuk badan yang indah dan segak, namun tidak dapat digambarkan oleh mana-mana pelukis potret di dunia ini. Allah mengharamkan penggambaran potret Baginda oleh sesiapa saja. Sungguhpun begitu sifat-sifat kecantikan baginda masih boleh diillusikan melalui pertuturan dan riwayat para sahabat dan tabi'in. Begitu indahnya sifat fizikal Baginda, sehinggakan seorang ulama Yahudi yang pada pertama kalinya bersua muka dengan Baginda lantas melafazkan keIslaman dan mengaku akan kebenaran apa yang disampaikan oleh Baginda. Ulama Yahudi berkenaan terpukau dengan raut paras dan akhlak baginda yang sudah tentunya milik seorang Rasul Agung di muka bumi ini. Para sahabat yang sentiasa bersamanya sentiasa meneliti bentuk tubuh dan sifat-sifat Rasulullah SAW, tokoh kesayangannya secara terperinci. Baik secara lahiriah maupun psikisnya. Di antara kata-kata appresiasi mereka yang pernah melihat baginda saw: • Aku belum pernah melihat lelaki yang se tampan Rasulullah SAW . Aku melihat cahaya memancar dari lidahnya. • Seandainya kamu melihat Rasulullah, kamu akan merasa seolah-olah sedang melihat matahari terbit. • Aku pernah melihat Rasulullah saw di bawah sinaran bulan. Aku bandingkan wajahnya dengan bulan, akhirnya aku sedari bahawa Rasulullah saw jauh lebih cantik daripada sinaran bulan. • Rasulullah saw seumpama matahari yang bersinar. Aku belum pernah melihat lelaki setampan Rasulullah saw. • Apabila Rasulullah saw berasa gembira, wajahnya bercahaya seperti bulan purnama dan dari situ kami mengetahui yang baginda sedang gembira. • Kali pertama memandangnya, sudah tentu kamu akan terpesona. • Wajahnya tidak bulat tetapi lebih cenderung kepada bulat. • Wajahnya seperti bulan purnama. • Dahi Baginda luas, raut kening tebal, terpisah di tengahnya. Urat darah kelihatan di antara dua kening dan nampak semakin jelas semasa marah. • Mata Baginda hitam dengan bulu mata yang panjang. • Garis-garis merah di bahagian putih mata, luas kelopaknya, kebiruan asli di bahagian sudut. • Hidungnya agak mancung, bercahaya penuh misteri, kelihatan luas sekali pertama kali melihatnya. • Mulut baginda sederhana luas dan cantik. • Giginya kecil dan bercahaya, indah tersusun. • Apabila berkata-kata cahaya kelihatan memancar dari giginya. • Janggutnya penuh dan tebal menawan. • Lehernya kecil dan panjang, terbentuk dengan cantik seperti arca. Warna lehernya putih seperti perak sangat indah. • Kepalanya besar dan sangat elok bentuknya • Rambutnya sedikit ikal • Rambutnya tebal kadang-kadang menyentuh pangkal telinga dan kadang-kadang mencecah bahu tapi disisir rapi • Rambutnya terurai dan terbelah di bagian tengah kepala • Di tubuhnya tidak banyak rambut kecuali satu garisan rambut menganjur dari dada ke pusat • Dadanya bidang dan selaras dengan perut. Luas bidang antara kedua bahunya lebih daripada biasa • Seimbang antara kedua bahunya • Pergelangan tangannya lebar, lebar tapak tangannya , jarinya juga besar dan tersusun dengan cantik. • Aku tidak pernah menyentuh sebarang sutera yang tipis mahupun tebal yang lebih lembut daripada tapak tangan Rasulullah saw. • Perut betisnya tidak lembut tetapi cantik. kakinya berisi, di tapak kakinya terlalu licin sehingga tidak melekat air. Terlalu sedikit daging di bahagian tumit kakinya. • Warna kulitnya tidak putih seperti kapur atau coklat tapi campuran antara coklat dan putih. Warna putihnya lebih banyak. • Warna kulit Baginda putih kemerah-merahan. • Warna kulitnya putih tapi sehat. • Kulitnya putih lagi bercahaya. • Binaan badannya sempurna, tulang-temulangnya besar dan kukuh. • Badannya tidak gemuk, kekar berisi/agak gempal. • Badannya tidak tinggi dan tidak pula rendah, kecil tapi berukuran sederhana lagi kacak. • Perutnya tidak buncit. • Badannya cenderung kepada tinggi. Semasa berada di kalangan orang ramai, baginda kelihatan lebih tinggi daripada mereka. • Sekalipun baginda miskin dan lapar tapi tubuhnya lebih gagah dan sihat daripada orang yang cukup makan.Aku tidak pernah melihat seorang lelaki yang lebih gagah dan berani daripada Rasulullah saw. Begitu hebat personaliti dan ketokohan Baginda saw., makhluk terpuji dan teragung di muka bumi. Kesimpulannya Nabi Muhammad saw. adalah manusia agung yang ideal dan sebaik-baik contoh sepanjang zaman. MORAL & IKTIBAR • Nabi Muhammad saw. adalah manusia terbaik pilihan Allah. • Sifatnya yang terpuji merangkumi aspek fizikal dan rohani. • Atas sifatnya yang superior inilah baginda dilantik menjadi pemimpin seluruh manusia di dunia ini. • Baginda adalah manusia mithali yang serba lengkap dan serba kamil dan layaklah baginda tidak disentuh sebarang dosa lagi bersifat dengan maksum. • Kepimpinan Baginda sepatutnya menjadi contoh teladan kepada semua manusia di muka bumi ini. Barangsiapa mentaati Allah tanpa mengakui kerasulan Nabi saw, nescaya Allah tidak menerima keimanannya. REJAB/RAJAB BULAN ALLAH (Isra dan Mi'raj) Rejab digelar bulan Allah. Dikatakan begitu kerana ia adalah satu bulan yang mulia di mana Allah telah bermurah hati mengampunkan dosa-dosa hamba-hambaNya, mengangkatkan darjat mereka serta melipatgandakan pahala mereka yang melakukan amal ibadat dalam bulan ini. Sekiranya dalam bulan-bulan biasa, satu kebajikan dibalas dengan 10, tetapi dalam bulan Rejab setiap kebajikan dibalas dengan 70. Dalam bulan ini juga Allah telah menjalankan Nabi Muhammad saw dalam peristiwa Isra' dan Mi'raj iaitu dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjid Aqsa dan dari sana pula dibawa ke Sidratul Muntaha, untuk menerima kewajiban solat 5 waktu sehari semalam. Sempena bulan Rejab yang mulia ini, saya ingin membawa satu kisah untuk kita renungkan bersama. Setiap kali kedatangan bulan Rejab, seorang abidah (waniita yang kuat beribadat) mewiridkan bacaan 'Qulhuwallahu Ahad' sebanyak 11 kali selepas solat Subuh. Ini dilakukannya setiap hari sepanjang Rejab pada tiap-tiap tahun. Usaha ini dilakukannya sebagai tanda memuliakan Bulan Rejab. Selain itu, wanita ini akan memakai pakaian yang kasar menggantikan pakaian biasa yang dipakainya pada bulan-bulan lain. Suatu hari, dia jatuh sakit. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, wanita itu sempat berwasiat kepada anak-anaknya jika dia mati kafankannya dengan kain kasar yang dipakainya. Dalam keadaan yang tenang, wanita itu menghembuskan nafasnya yang akhir. Semasa mengkafankan jenazah ibunya, anak-anaknya terasa aib untuk menggunakan kain kapan yang sudah uzur dan lusuh, lalu menggantikannya dengan kain kafan yang baru. Pada malam itu, anaknya bermimpi berjumpa ibunya. Ibunya bertanya mengapa mereka tidak mematuhi wasiatnya. Perbuatan mengkafannya dengan kain baik menyebabkan ibunya tidak meredhai mereka. Sebaik saja anaknya terjaga, dia berasa amat sedih dan menyesal atas perbuatannya. Dia segera ke kubur pada malam itu juga lalu menggali kubur ibunya untuk menggantikan dengan kain kafan yang lusuh. Alangkah terperanjatnya apabila mendapati mayat ibunya tidak ada di situ. Anaknya berasa amat hairan. Tiba-tiba kedengaran satu suara 'Hai anak! Tidakkah kau tahu bahawa orang yang memuliakan bulan Rejab tidak akan bersendirian di dalam kubur.' Mendengar suara itu, anaknya segera faham. Dia pun menimbus semula kubur yang digalinya lalu beredar dari situ. MORAL & IKTIBAR • Sesiapa yang memuliakan bulan Rejab akan dimuliakan Allah. • Allah lebih suka melihat hambaNya yang beramal sedikit tetapi berkekalan daripada mereka yang beramal banyak tetapi tidak kekal. • Kita hendaklah mencari keredhaan ibu kerana keredhaan Allah bergantung pada keredhaannya. • Syurga di bawah tapak kaki ibu. Dalam kata-kata lain salah satu syarat untuk memasuki syurga ialah mentaati kedua ibu bapa. • Anak yang taat akan segera meminta keampunan daripada ibubapa jika dia melakukan kesalahan. • Orang yang memuliakan bulan Rejab akan dimasukkan ke dalam syurga. • Liang lahad (tanah perkuburan) menjadi pintu syurga bagi mereka yang beramal soleh. Sebaliknya akan bertukar menjadi pintu neraka bagi mereka yang kufur dengan Allah. • Liang lahad menjadi amat luas dipenuhi dengan taman syurga untuk mereka yang taat kepada Allah dan RasulNya. • Liang lahad juga menjadi amat sempit dengan dipenuhi dengan ular dan kala jengking yang sentiasa menyeksa mayat yang kufur dan sentiasa membuat maksiat di dunia ini. • Kejadian ini berlaku adalah kerana Allah hendak membukakan rahsia balasan Allah kepada orang yang memuliakan bulan Rejab. • Setiap sesuatu yang berlaku di dunia ini tidak berlaku secara sia-sia. Bahkan ada sesuatu yang tersirat di sebaliknya. Inilah yang perlu kita fikirkan untuk diambil iktibar. • Amal ibadat semasa hidup menjadi teman sejati semasa di kubur. Harta kekayaan yang dikumpul semasa di dunia belum tentu menjamin kebahagiaan di akhirat. Wallahu 'Alam. TAKHTA BERNILAI SECANGKIR MINUMAN Seorang Sufi, Ibnu Sammak mengadap raja dengan membawa secangkir minuman. Raja itu meminta sedikit nasihat daripada Ibnu Sammak. Ibnu Sammak bertanya raja, "Katakanlah tuanku dalam kehausan yang amat sangat dan hanya terdapat secangkir minuman yang ada di tangan saya ini. Relakah tuanku membayar secangkir minuman ini dengan seluruh harta benda tuanku?" Raja itu mengatakan, "Sudah tentu." Orang sufi itu meneruskan, "Kalau tuanku terpaksa menyerahkan takhta kerajaan tuanku untuk menghilangkan kehausan itu, bagaimana, bolehkah tuanku serahkan?". Raja menjawab, "Sudah tentu aku serahkan!" Ibnu Sammak lantas berkata, "Nah tuanku, janganlah tuanku bergembira dengan takhta kerajaan yang nilainya hanya seteguk minuman!" MORAL & IKTIBAR • Seorang yang bagaimana tinggi sekalipun pangkatnya perlu merujuk kepada ulama untuk kebahagiaan dan keselamaatn di akhirat • Kurniaan Tuhan berupa secangkir air untuk menghilangkan dahaga saja lebih besar nilainya daripada takhta kerajaan seluas bumi • Janganlah sombong dan bongkak dengan apa yang ada pada kita kerana itu juga adalah kurniaan Allah. • Setiap nikmat dan kurniaan perlulah kita syukuri dan lahirkan kesyukuran kepada Allah yang mengurniakannya. • Sekiranya kita bersyukur atas nikmat Allah, nescaya akan diberikan tambahan nikmat. Sebalinya jika tidak bersyukur, azab Allah yang amat pedih menunggu kita di akhirat nanti. SATU AMALAN NILAINYA SYURGA Di padang Mahsyar segala amalan manusia ditimbang oleh Allah. Mana yang lebih banyak pahala dimasukkan ke syurga sementara yang berat timbangan dosa dihumban ke neraka. Seorang hamba Allah didapati kurang satu amalan (mata) saja untuk melayakkan dia masuk ke syurga. Jika mengikut perkiraan, dia adalah calon neraka tapi Allah Maha Penyayang akan hambanya. Allah memerintahkan orang itu mencari satu lagi mata untuk melayakkan dia ke syurga. Puas dia merayau dan mengemis dari seorang ke seorang untuk mendapatkan satu kebajikan saja namun hampa. Masing-masing memerlukan walau satu kebajikan. Kesemuanya mengatakan nasib mereka belum menentu, bagaimana hendak memberikan satu pahala. Namun dia tidak berputus asa. Akhirnya berjumpa dengan seorang hamba Allah yang bersimpati dengannya. Dia mengatakan hidupnya bergelumang dengan dosa dan sepanjang hidupnya hanya membuat satu kebajikan saja. Padanya satu pahala itu tidak membawa sebarang makna, kerana menyangkakan dia akan masuk ke neraka akhirnya. Oleh sebab simpatinya kepada orang itu, dia memberikan satu pahala itu kepadanya. Dengan gembira yang tidak terhingga dia kembali menghadap Allah membawa pahala tersebut. Dia menerangkan apa yang berlaku. Oleh sebab sikap penderma yang pemurah itu, Allah menyuruh orang itu mencari penderma berkenaan untuk dimasukkan bersamanya ke dalam syurga. MORAL & IKTIBAR : o Allah bersifat dengan AR-RAHIM o Jangan remehkan kebajikan walaupun hanya amalan sunat o Satu kebajikan amat berat timbangan di sisi Allah Satu amalan boleh meletakkan diri sama ada syurga atau neraka o Di padang mahsyar semuanya nafsi-nafsi; masing-masing mau melepaskan diri dari azab yang pedih o Orang yang pemurah akan dirahmati Allah yang bersifat dengan Pemurah o Penghakiman di akhirat amat teliti serta berlandaskan keadilan yang hakiki SI-BUTA DAN GAJAH Dalam suatu negeri terdapat sekumpulan orang buta. Mereka mendengar berita satu sarkis datang ke tempatnya dengan membawa bersama seekor haiwan ajaib bernama gajah. Naluri ingin tahu mereka melonjak kerana selama ini mereka belum pernah melihat rupa atau mengenalinya bahkan nama gajah pun mereka belum pernah dengar. Kata sepakat diambil untuk menghantar wakil ke tempat itu. Salah seorang berkata meskipun kita buta tapi kita masih boleh mengenalinya dengan cara meraba. Perwaklilan yang dilantik terus ke tempat itu. Sebaik saja sampai, masing-masing terus memainkan peranan. Ada yang terpegang kaki gajah, ada yang terpegang gading dan sebahagian lain memegang telinga gajah. Setelah puas meraba, mereka pun kembali ke kampungnya. Mereka dihujani dengan pelbagai pertanyaan oleh orang-orang buta yang tidak pergi dan ingin mengetahui bentuk gajah ajaib itu. Orang yang terpegang kaki gajah mengatakan gajah itu seperti tiang besar, kesat tapi lembut pada sentuhan. Kenyataan ini dibantah keras oleh orang yang terpegang gajah pada gading. Dia mengatakan gajah tidak kesat, tidak lembut dan jauh sekali dari berbentuk seperti tiang seperti yang dilaporkan oleh orang pertama tu, sebaliknya katanya gajah keras dan licin dan hanya sebesar galah saja. Kenyataan ini disanggah oleh pelapor ketiga yang memegang gajah pada telinga. Dia bersetuju dengan pelapor pertama yang mengatakan gajah itu kesat dan lembut tetapi tidak bersetuju bentuknya seperti tiang atau galah. Dia menegaskan bahawa gajah itu kesat, lembut dan saiznya hanya seperti kulit terkembang yang tebal sebesar dulang. Orang-orang buta lain yang ingin mendengar cerita mengenai bentuk gajah itu melopong kebingungan. MORAL & IKTIBAR o Naluri ingin tahu yang ada pada setiap orang mendorong mereka untuk menyelidik o Penggunaan satu deria saja tidak memadai untuk mengetahui sesuatu fakta secara syumul dan terperinci o Pendapat seseorang mengenai sesuatu perkara adalah betul dari satu persepsi/sudut saja o Penguasaan ilmu perlu menggunakan teknik gabungan pelbagai media dan juga melalui 'brainstorming' o Jangan lekehkan pandangan orang lain kerana ia adalah betul dari sudut pandangannya o Melekehkan pendapat orang menyekat diri kita dari menguasai ilmu secara global o Dapatkan fakta atau maklumat mengenai sesuatu dari banyak sumber dan cara o Maklumat yang diperolehi secara 'second-hand' belum dapat dipastikan kesahihan; jauh sekali untuk dijadikan dalil atau hujah. ANAK KECIL YANG TAKUT API NERAKA Dalam sebuah riwayat menyatakan bahwa ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai, ketika dia berjalan-jalan dia terlihat seorang anak kecil sedang mengambil wudhu' sambil menangis. Apabila orang tua itu melihat anak kecil tadi menangis, dia pun berkata, "Wahai anak kecil kenapa kamu menangis?" Maka berkata anak kecil itu, "Wahai kakek saya telah membaca ayat al-Qur'an sehingga sampai kepada ayat yang berbunyi, "Yaa ayyuhal ladziina aamanuu quu anfusakum" yang bermaksud, " Wahai orang-orang yang beriman, jagalah olehmu sekalian akan dirimu." Saya menangis sebab saya takut akan dimasukkan ke dalam api neraka." Berkata orang tua itu, "Wahai anak, janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu terpelihara dan kamu tidak akan dimasukkan ke dalm api neraka." Berkata anak kecil itu, "Wahai kakek, kakek adalah orang yang berakal, tidakkah kakek lihat kalau orang menyalakan api maka yang pertama sekali yang mereka akan letakkan ialah ranting-ranting kayu yang kecil dahulu kemudian baru mereka letakkan yang besar. Jadi tentulah saya yang kecil ini akan dibakar dahulu sebelum dibakar orang dewasa." Berkata orang tua itu, sambil menangis, "Sesungguh anak kecil ini lebih takut kepada neraka daripada orang yang dewasa maka bagaimanakah keadaan kami nanti?" SAKIT MATA SEMBUH DENGAN WUDLU Suatu hari Junaid Al-Baghdadi sakit mata. Ia diberitahu oleh seorang tabib, jika ingin cepat sembuh jangan sampai matanya terkena air. Ketika tabib itu pergi, ia nekad berwudhu membasuh mukanya untuk sholat kemudian tidur. Anehnya, sakit matanya malah menjadi sembuh. Saat itu terdengar suara "Junaid menjadi sembuh matanya kerana ia lebih ridha kepada-Ku". Seandainya ahli neraka minta kepada-Ku dengan semangat Junaid niscaya Aku luluskan permintaannya." Kata suara itu. Tabib yang melihat mata Junaid sembuh itu menjadi keheranan, "Apa yang telah engkau lakukan?" "Aku telah membasuh muka dan mataku kemudian sholat", ujarnya." Tabib itu memang beragama Nashrani, dan setelah melihat peristiwa itu, dia beriman. "Itu obat dari Tuhan yang menciptakan sakit itu. Dia pulalah yang menciptakan obatnya. Aku ini sebenarnya yang sakit mata hatiku, dan Junaidlah tabibnya." Diposkan oleh Marhadi Muhayar, Lc., M.A. (Silahkan menukil dengan menyebut sumbernya) di 00:48 KHUTBAH JUMAT (Masjid dan Kuburan) MASJID DAN KUBURAN Marhadi, Lc., M.A. Khutbah Jumat Pertama الحمد لله العزيز الغفور، الذي جعل في الإسلامِ الحنيفِ الهُدَي والنور، الذي قال: (وما الحياةُ الدنيا إلا مَتَاعُ الغرور)، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خاتم الأنبياء والمرسلين، وعلي آله الطيبين، وأصحابه الأخيار أجمعين، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. قَالَ الله تَعَالَى في القرآن العظيم: (يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ). وَقَالَ أَيْضًا: (يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا). أَمَّابَعْدُ؛ Hadirin, jamaah shalat Jum’at yang dimuliakan oleh Allah SWT! Pada kesempatan shalat Jumat yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan suatu topik permasalahan yang cukup penting, yang akhir-akhir ini cukup meresahkan sebagian kaum muslimin dalam beribadah kepada Allah SWT. Suatu permasalahan yang dahulunya itu adalah bukan suatu masalah, namun sekarang dijadikan masalah. Bahkan menyeret kepada perpecahan umat. Padahal apa yang mereka yakini, bahkan mereka paksakan kepada kita, sebenarnya adalah suatu kekeliruan dan kesalahan fatal. Lebih jelasnya, saya akan menyampaikan suatu topik permasalahan tentang kuburan dan mesjid, atau apa hukumnya jika ada suatu mesjid yang di dalamnya atau di sampingnya ada kuburan? Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh... Perlu kita sadari bersama, bahwa di zaman kita sekarang ini sangat banyak fitnah yang terjadi di dalam tubuh umat Islam. Di antara fitnah-fitnah itu adalah timbulnya suatu aliran baru di awal abad 19. Aliran ini banyak berpegang kepada pendapat seorang ulama kontroversial yang hidup di abad ke-7 H./13 M. Faham ini telah memporak-porandakan persatuan dan kesatuan umat. Mereka secara sadar ataupun tidak sadar, secara âlim ataupun jâhil, disengaja maupun tidak, dengan niatan baik ataupun buruk, telah berani mengkafirkan saudara-saudaranya yang seiman dan seakidah, saudaranya yang meyakini bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasulullah. Di antara faham yang mereka usung, sampai terkadang rela mengkafirkan umat ini adalah tentang sabda Nabi SAW yang berbunyi: لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ (متفق عليه) “Allah SWT melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai mesjid.” Pemahaman yang benar dari hadis ini sesungguhnya adalah, bahwa kuburan itu yang dijadikan sebagai mesjid, bukan kuburan yang menempel atau ada di salah satu ruangan di dalam mesjid. Karena sesuatu yang menempel dengan kuburan bukanlah kuburan. Bangunan mesjid yang ada kuburan di dalamnya, tidak disebut sebagai kuburan. Demikian juga, kuburan itu tidak dikatakan sebagai mesjid. Jika demikian adanya, berarti tidak ada sesuatu yang diperdebatkan di dalam kandungan hadis ini, karena tuduhan dengan yang dituduhkan tidak terbukti. Ini jika kita memahami hadis ini dari sisi lahiriahnya atau jika kita ingin menelan mentah-mentah arti hadis ini apa adanya seperti yang mereka inginkan. Sebagai pertimbangan, mari kita coba simak firman Allah SWT dalam surat al-Kahfi ayat 21: قَالَ الَّذِينَ غَلَبُوا عَلَى أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِمْ مَسْجِدًا(21) “Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka (yakni orang-orang yang beriman) berkata, “Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah mesjid di atas kuburan mereka.” Lahiriah ayat ini menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan “orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka” di dalam ayat ini adalah orang-orang beriman. Karena mesjid dibangun oleh orang-orang beriman. Sedangkan orang-orang kafir mendirikan bangunan bukan mesjid seperti perkataan mereka dalam ayat ini, “Ubnû ‘alaihim bun-yânâ” yang artinya “dirikanlah sebuah bangunan di atas kuburan mereka”. Dari ayat ini dapat difahami, bahwa Allah SWT menyetujui dan menguatkan keberadaan orang-orang beriman yang membangun mesjid di atas makam orang shaleh, para Ashabul Kahfi. Bahkan, dirasakan ada semacam pujian ketika kuburan mereka dijadikan sebagai tempat untuk menyembah Allah SWT. Jika tidak demikian halnya, pasti Allah SWT akan memperjelas maksud dari ayat tersebut. Maka ayat ini menunjukkan bahwa membangun mesjid di atas kuburan adalah boleh. Hal ini juga pernah terjadi di zaman Rasulullah SAW. Seorang sahabat mulia yang bernama Abu Jandal bin Suhail telah membangun mesjid di atas kuburan seorang sahabat lain yang bernama Abu Bashîr ast-Tsaqafi dengan dihadiri oleh sekumpulan sahabat Rasulullah SAW yang lain, dan itu dilakukan di saat Rasulullah SAW masih hidup dan atas sepengetahuan beliau tanpa beliau ingkari. Riwayat lengkap hadis ini bisa hadirin temukan di dalam kitab-kitab turats terkenal, semisal kitab Asadul Ghâbah pada juz 5 halaman 35. Kitab hadis Sunanul Kubra karya ulama hadis terkemuka; Imam Baihaqi pada juz 9 halaman 227, kitab Al-Istî’âb karya Ibnu Abdul Bar pada juz 4 halaman 21, maupun kitab-kitab lain seperti riwayat Ibnu Ishaq dalam kitab As-Sîrah, riwayat Abu Mûsa dalam kitab al-Maghâzi. Ini alasan yang pertama. Yang kedua, Rasulullah SAW telah dikuburkan di dalam rumah Siti Aisyah atas wasiat Rasulullah SAW sendiri. Beliau bersabda, مَا قُبِضَ نَبِيٌّ إِلاَّ دُفِنَ حَيْثُ قُبِضَ (رواه ابن ماجه في سننه 1\520، والبزار في مسنده 1\55، وأبو يعلي في سننه 1\31،32، وابن عبد البر في التمهيد 24\399) “Seorang nabi tidak dikuburkan kecuali di tempat dia wafat.” Sedangkan rumah Siti Aisyah menempel erat dengan mesjid, dan pintunya terbuka lebar serta nampak dari dalam mesjid. Para sahabat –sebagai orang-orang yang paling mengerti betul tentang Islam— tidak pernah menutup dan merapatkan pintu rumah Aisyah ini sepeninggal Rasulullah SAW. Tidak seorang pun sahabat Rasulullah maupun para Tabiin setelahnya yang mengingkari kenyataan ini, padahal di tempat itu selalu didirikan shalat maupun rutinitas keagamaan yang lain. Maka sikap para sahabat ini merupakan ijma sahabat atau suatu kesepakatan seluruh sahabat Rasulullah SAW atas bolehnya kuburan menyatu dengan mesjid. Realitas tentang kuburan yang menyatu dengan mesjid ini bisa diartikan sebagai sunah para sahabat nabi yang lurus. Dalam hadis shahih dikatakan, عليكم بسنتي وسنتة الخلفاء الراشدين من بعدي عضوا عليها بالنواجد (رواه أحمد 4\126، وأبو داود 4\200، والترميذي 5\44، وابن ماجه 1\15، وابن حبان في صحيحه 1\179، والحاكم في المستدرك 4\126). “Kalian harus berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah khulafâurrâsyidîn sepeninggalku, genggamlah erat-erat.” Sampai-sampai, pada masa khilafah Bani Umayah, semua yang tejadi dengan makam Rasulullah SAW ini berkaitan dengan perbaikan bangunan fisik makam Rasulullah SAW, dan tidak ada seorang pun dari imam-imam mazhab yang empat (Abu Hanifah An-Nu’man, Malik bin Anas, Syafi’i, Ahmad bin Hamabl) maupun orang-orang yang hidup sebelumnya meminta untuk mengeluarkan makam Rasulullah SAW atau setidak-tidaknya lingkungan makam Rasulullah SAW dari dalam mesjid, padahal mereka mengetahui hadis tentang larangan menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah atau mesjid. Bahkan makam Rasulullah SAW selalu ramai dikunjungi seusai para sahabat menunaikan shalat. Yang Ketiga, Sejarah telah mencatat dan menegaskan bahwa kuburan Nabi Ismail AS ada di bekas reruntuhan di bawah dinding Ka’bah bersama kuburan-kuburan yang lain. Jika keberadaan kuburan di dalam mesjid suatu yang terlarang sebagaimana faham yang mereka anut, maka hadis masyhur dari Rasulullah SAW tentang shalat di dalam mesjidil Haram lebih baik dari shalat di tempat lain di muka bumi ini menjadi tidak benar. Paling tidak, Rasulullah SAW pasti akan memerintahkan untuk menggali atau memindahkan keberadaan kuburan itu. Namun Rasulullah tidak melakukan itu. Begitu juga dengan kuburan-kuburan yang ada di dalam mesjid Al-Aqsa di Palestina. Telah dapat dipastikan dan ditetapkan, bahwa di sana banyak kuburan para nabi dari keturunan nabi Ibrahim AS. Sebagaimana kita tahu bersama, Rasulullah SAW melakukan shalat di sana pada malam Isra dan Miraj. Mesjid Aqsha juga sebagai mesjid ketiga yang paling afdhal dan besar pahalanya di dalam mendirikan shalat. Dalam hadis riwayat Bazzâr yang seluruh para perawi hadisnya terpercaya disebutkan, bahwa di atas mesjid Khaif yang ada di Mina terdapat puluhan kuburan orang-orang shaleh. Nabi SAW, para Sahabat, juga para Tabiin shalat di dalamnya tanpa ada satu orangpun yang mengingkari. Yang Keempat, Mesjid-mesjid semacam ini sengaja dibangun di sisi kuburan berdasarkan dalil-dalil yang telah disebutkan tadi. Juga untuk memperoleh berkah dan rahmat dari Allah SWT atas pembacaan Al-Quran yang dilantunkan di dalam mesjid, dzikir dan kumandang azan, berharap mayit di dalam kubur mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah atas kedekatannya di sisi mesjid. Jika si mayit adalah orang yang alim dan shaleh, semoga dia menjadi contoh dan suri tauladan bagi yang masih hidup. Yang Kelima, Dari sejak zaman Rasulullah SAW sampai sekarang, tidak ada satupun ulama Islam yang mengatakan haram hukumnya jika kita shalat menghadap kuburan atau shalat di atas kuburan, kecuali seorang ulama kontroversial yang saya sebutkan tadi. Hukum shalat menghadap kuburan atau di atas kuburan adalah boleh, paling maksimal adalah makruh tidak haram. Di dalam kitab Mudawwanah Kubra karya Imam Malik (seorang Imam Mazhab dalam Islam) sangat jelas disebutkan, “Ibnu Qâsim sahabat Imam Malik ditanya, “Apa pendapat Imam malik jika ada seseorang yang shalat di depan kuburan. Ibnu Qasim menjawab, “Imam Malik tidak melihat ada masalah jika seseorang shalat di depan kuburan. Bahkan dia sendiri jika shalat, kuburan terkadang ada di depannya, atau di belakangnya, atau di samping kanan dan kirinya,”. Sehingga Imam Malik berkata, “Telah sampai hadis kepadaku, bahwa para sahabat Rasulullah SAW shalat di kuburan.” Coba kita perhatikan sekali lagi! Anehnya, kelompok faham ini mengklaim bahwa Imam Malik melarang umat Islam untuk shalat di depan kuburan. Oleh karena itu, Siti Aisyah tinggal dan menetap satu ruangan dengan makam Rasulullah SAW. Di ruangan itu juga ada makam sahabat yang lain; Abu Bakar dan Umar ra. Yang Keenam, yang masih ada kaitannya dengan hukum shalat di kuburan atau menghadap kuburan adalah pendapat Imam Malik, seorang ulama hadis dan Imam Mazhab. Beliau mengatakan bahwa larangan untuk duduk di atas kuburan adalah larangan untuk duduk membuang hadas seperti kencing dan buang air besar. Beliau mengatakan boleh hukumnya untuk duduk di atas kuburan dengan dalil hadis shahih bahwa Sayidina Ali Karamallahu Wajhah dan para sahabat yang lain menggelar tikar, duduk dan tidur di atas kuburan. Sedangkan Sayidina Ali ra. digelari oleh Rasulullah SAW sebagai kota ilmu. Dalam hadis lain dikatakan Sayidina Ali ra. sebagai pintu dari kota ilmu. Oleh karena itu, maka dapat dipastikan, bahwa arti duduk dalam hadis itu adalah kinayah atau kiasan yang berarti duduk untuk buang hajat. Adapun tuduhan bahwa menguburkan mayit di sisi mesjid sebagai suatu kemusyrikan adalah fitnah, tidak rasional, bukan akhlak islami, penyelewengan agama, penggelapan ilmu, dusta yang nyata kepada Allah SWT dan nabi-Nya, kepada para ulama dan orang-orang mukmin. Na’ûdzubillâh… Karena kita semua mengetahui bahwa kita tidak menyembah dan meminta kepada kuburan. Hadis لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ (متفق عليه) . “Allah SWT melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai mesjid.” Adalah larangan untuk menjadikan kuburan para Nabi dan orang-orang shaleh sebagai sesuatu yang disembah dengan menyekutukan Allah SWT. Para sahabat Rasulullah SAW dan ulama hadis memahami larangan Nabi SAW dalam hadis: "لا تصلوا إلي قبر ولا تصلوا علي قبر" "Janganlah kalian shalat menghadap dan di atas kuburan” sebagai pemahaman tauhid, yaitu larangan bagi orang yang tauhidnya kepada Allah SWT masih lemah, sehingga dikhawatirkan dia akan goyah dan salah pemahaman ketika dia shalat menghadap kuburan. Oleh karena itu Nabi SAW bersabda, "كنت نهيتكم عن زيارة القبر فزوروها". “Dahulu aku melarang ziarah kubur, tetapi sekarang ziarahilah oleh kalian”. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. Ada cerita bagus untuk perenungan. Mata saya selalu basah kalau mendengar cerita ini. Saya sarikan dari Insipring Audio By Budi Prayitno. Semoga bermanfaat dan menginspirasi! ****** Seorang ayah sedang memerikasa buku pe-er anaknya, “Lho kok pe-er matematikanya belum dikerjakan. Bukankah ini PR untuk besok? Kenapa kakak tidak segera mengerjakannya?” tanya sang ayah dengan lembut. Anak kelas 3 SD itu menjawab, “Sebentar yah, aku kerjakan sebentar lagi,” katanya juga dengan suara yang lembut. “Jangan begitu dong, pe-er untuk besok harus dikerjakan sekarang. Tidak ada waktu lagi. Ayo kerjakan”. Ayah yang peduli itu mulai memerintah dengan suara yang lebih tinggi dan tatapan yang lebih tajam. Anak kecil usia 8 tahun itu tidak memiliki kekuatan untuk melawan. Dengan langkah yang berat dia pun mengambil buku dan pena dan mulai mengerjakan pe-ernya. Satu-dua soal mulai dikerjakan. Di nomor berikutnya, ia tampak tidak konsenterasi. Hitungan sederahana pun tampak seperti perhitungan matematika yang rumit. “4 x 8 berapa?” Ayahnya bertanya. Anak itu mentap langit-langit rumah dan menjawab, “Tiga puluh, eh… salah ya?” katanya ketika melihat ayahnya menatap dengan sorot mata heran bercampur marah. “Bagaimana kakak ini? 4 x 8 saja tidak bisa. Kakak khan sudah kelas 3, masa mau turun lagi ke kelas 2? atau ke kelas 1? Ayo jawab cepat! Berapa 4 x 8?”. Suasana belajar telah berubah menjadi pengadilan atau ruang interogasi. Pertanyaan-pertanyaan dilontarkan dengan nada yang cepat dan tidak bersahabat. Ayah dan anak telah berganti peran menjadi seperti musuh yang berhadapan. Namun sangat tak seimbang, seperti Nabi Daud melawan raksasa Jalut. Dengan air mata yang mengalir di pipi, anak kecil itu berhasil juga menyelesaikan pe-ernya yang hanya 10 soal selama 2 jam. Lalu ia pergi ke kamar tidur dengan wajah tertunduk seperti seorang petinju yang babak belur dihabisi lawan atau seperti sang kapten bola yang gagal mengeksekusi penalti di final kejuaraan sepakbola dunia. Ya, begitulah mereka yang kalah atau dikalahkan. Mereka yang mengerjakan sesuatu atas pesanan dan tak tersisa ruang untuk mengekspresikan dirinya. Harus sekarang! Dengan cara saya dan ukuran yang saya tetapkan. Di luar itu apapun yang dihasilkan tak masuk hitungan. Dengan rasa penasaran yang masih menggantung, ayah yang peduli itu menengok anaknya di tempat tidur. Ketika itu emosinya sudah reda dan dia merasakan sedikit rasa bersalah di dalam hatinya. Dia pun bertanya kepada anaknya, “Kakak, kenapa sih tadi seperti tidak punya perhatian kepada pelajaran? Ayah tahu kakak pintar tapi kenapa pe-er tidak dikerjakan? Kok 4×8 saja kakak tidak bisa jawab,” Anak kecil itu kemudian menjawab masih dengan mata yang sembab. “Ayah, waktu ayah menyuruh kakak mengerjakan pe-er, kakak sedang ngafalin hadits. Besok malam, malam minggu ada tampilan anak-anak TPA. Anak-anak ikhwan di kelompok kakak, harus menampilkan hafalan 20 hadits. Kakak yang ditunjuk sama ustadz untuk jadi pemimpinnya. Kelompok kakak 5 orang, masing-masing harus hafal 4 hadits. Tapi kakak kan yang jadi pemimpin?!, kalo ada teman yang lupa, kakak harus mengingatkannya. Supaya kelompok kakak dapat nilai yang bagus dari ustadz. Waktu ayah menyuruh kakak mengerjakan pe-er tadi, kakak sedang menghafal hadits, sudah 18 hadits ayah, tinggal dua lagi yang kakak belum hafal. Asalnya, kalau sudah hafal yang dua hadits itu, kakak langsung ngerjakan pe-er” katanya sambil menatap wajah ayahnya. Ayah yang termangu sejak tadi itu lalu segera memeluk anaknya dan berkata, “Maafkan ayah ya? Maafkan ayah yang sok tahu…” Dua bulan terakhir ini, saya mengikuti sebuah kegiatan yang diadakan oleh lembaga muslimah salman, yaitu sekolah pranikah. Kegiatannya sendiri lebih seperti perkuliahan yang diadakan satu minggu sekali. Materi yang diberikan bermacam-macam, mulai dari persiapan diri pranikah, prosesi pernikahan, hak dan kewajiban rumah tangga, psikologi adam hawa, kesehatan, sampai ke manajemen keuangan keluarga. Hari Sabtu kemarin merupakan acara penutupan dari rangkaian materi yang saya dapat selama delapan pekan terakhir tersebut. Pemberi materi pamungkasnya adalah Ust. Budi Prayitno. Banyak cerita menarik dari beliau sepanjang pertemuan terakhir tersebut yang cukup mengaduk-aduk emosi saya (memang paling seru kalo mendengar kisah seru kehidupan orang lain..apalagi yang mengharukan huhu) dan kali ini saya ingin membagi salah satu kisah yang diberikannya kala itu -yang membuat saya saeutik balilihan- ='( Tersebutlah Mas Eko dan Teh Dian, muda mudi kampus pada masanya. Sang jajaka insinyur lulusan institut ternama, sang mojang adalah bunga dari kampus yang sama, idola banyak pria. Ternyata Tuhan mempertemukan mereka sebagai jodoh satu sama lainnya, menikahlah mereka. Ketika ditanya "bagaimana mas eko rasanya mendapatkan bunga kampus?" Beliau menjawab, "wah perjuangannya luar biasa, persaingan ketat, tapi alhamdulillah saya yang terpilih" Tak bisa dipungkiri, rasa bangga selalu menyelimuti. 9 tahun pernikahan tak selalu berjalan indah seperti di awal, mereka belum juga dikaruniai keturunan. Belum lagi cobaan itu terlewati, datang pula ujian lainnya : Teh Dian divonis menderita penyakit lupus. Akan tetapi ujian-ujian itu malah membuat kebersamaan semakin terasa. Penyakit lupus ini tak ramah, mulai menyerang rahim sang istri tercinta. Sampai akhirnya 9 tahun penantian menjadi orang tua ditamatkan dengan harus diangkatnya rahim dari teh dian. "uterina, nama anak kita yang pertama yaa" diucapkannya sambil tersenyum pada teh dian ketika uterus sang istri telah diangkat melalui operasi. =( Belum selesai sampai di situ, beberapa waktu kemudian bagian otak pun mulai terganggu oleh sang penyakit, hingga harus dilakukan operasi pemasangan selang pada bagian kepala (saya sendiri bingung seperti apa dan kenapanya.. bahkan untuk membayangkannya saja tak tega). Karena sudah berhubungan dengan otak tentu saja kesadaran pun ikut terganggu. Akhirnya rumah pun mulai ditata seperti rumah sakit, untuk merawat inap teh dian sang istri pujaan. Dengan kondisi istri yang sudah tak bisa lagi "berbakti", tentu saja mengundang banyak pertanyaan di hati orang-orang. Pak ust. Budi pun sempat bertanya kepada Mas Eko "Mas, ga ada niatan untuk cari istri lagi?" kemudian dijawab "Wah Kang Budi, Dian itu lagi sakit, saya ga mau nambah satu lagi sakit di hatinya karena saya mencari istri lagi" (krik..krik.. udah mulai kasuat-suat hati saya denger jawaban ini) "Hmm.. lalu gimana perasaannya setiap hari berhadapan dengan orang sakit mas?" "Ahh kan Kang Budi sendiri yang pernah bilang sama saya, kalau kita menengok orang yang sakit, 70000 malaikat akan mendoakan kita. Nah kebayang kang, saya setiap malem meluk orang sakit, setiap malam 70000 malaikat mendoakan saya. alhamdulillah" Subhanallah.. ketegaran luar biasa, kecintaan luar biasa. Balilihan lah saya ketika itu, sambil sedikit di tahan, da malu atuh banyak orang =P *saya memang paling mudah terharu ketika mendengar kisah tentang kehilangan atau kisah cinta yang tulus dari seseorang terhadap pasangannya. Seperti waktu baca blognya kang fanny yang baru saja ditinggal oleh sang istri tercinta atau ketika nonton film ps : i love you. huhuhuhu.. mengharu biru.* Kalau kata ust. Budi sendiri hikmah dari kisah ini adalah betapa ketika akan menikah kita "memilih" pasangan yang terbaik untuk kita, akan tetapi di masa yang akan datang kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengannya. Seorang bunga kampus yang sehat dan menawan hati pun di masa yang akan datangnya bisa menjadi penyakitan yang butuh perhatian "lebih". Harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi.. ya harus siap.... hmmm sudah siapkah saya??? *kalo ga disiap-siapin mah ga akan siap-siap, betul?* hihi =) mari bersiap-siap =) bismillah ... Posted by anggun oktari at 20:51 Labels: curahan hate, kisah pemilih pilihlah Si Petruk Tujuh Belasan Di Mal.. BERITA - metropolis.infogue.com - Mau kemana hari libur tujuh belasan nanti? Jujur sajalah, pasti banyak warga Jakarta langsung terbayang mal sebagai tujuan berplesir di setiap hari libur. Lha, mau kemana lagi? Mal memang sudah jadi tempat pelarian orang urban. Setelah 63 tahun negeri ini merdeka, Petruk dan teman-temannya pun mulai doyan ke mal.. Tidak percaya? Coba tengok Plaza Semanggi. Sejak 11 Agustus, pengunjung bisa menemui Si Jangkung Petruk sampai Si Ganteng Arjuna. Jumat petang kemarin misalnya, Si Petruk menyapa pengunjung, Selamat petang, selamat datang di Plaza Semanggi dalam pertunjukkan Wayang Goes to Mall 2008..! Nah, Petruk dan para punakawan itu hadir dalam wujud kulit, wayang kulit. Sore itu mereka tampil dalam lakon Kumba Karna Pahlawan Sejati, menyesuaikan dengan tema kemerdekaan negeri ini. Lha kalau di gedung kesenian, itu-itu saja yang nonton. Kalau di mal bisa curi perhatian banyak orang, walaupun sekadar ditoleh enggak masalah. Lagipula, orang sekarang kan memang wisatanya ke mal tho? ujar Hendra Wijaya, pelaksana acara dari Wayangkom, komunitas pecinta segala hal berbau wayang. Hendra mengaku, sejak tahun 2006, dia sudah menawarkan proposal acara wayang itu ke berbagai mal lain di Jakarta, namun kerap ditolak. Di Plaza Semanggi, pertunjukkan wayang itu masih bisa dinikmati sampai tanggal 18 Agustus nanti, pukul 14.00. Pengunjung juga bisa menyaksikan pameran 100 karakter wayang kulit dan komik-komik wayang di areal atrium. Sang dalang, Asman Budi Prayitno, akan membawakan cerita lakonnya dalam bahasa persatuan kita, Bahasa Indonesia. Memang, mal kini sudah seperti bermetamorfosa menjadi tempat untuk segala aktivitas, terutama yang berpretensi untuk to see or to be seen, melihat dan dilihat. Mal tak lagi hanya tempat belanja, namun juga sudah menjadi taman bermain anak-anak, ruang pameran, arena kampanye organisasi lingkungan, panggung musik gratisan, galeri seni, museum dadakan, sampai panggung wayang kulit seperti tadi. Menurut Denny Maruhum Pasaribu, Marketing Communications Manager Plaza Semanggi, mal kini harus lebih berani menampilkan pertunjukkan yang berakar dari budaya Indonesia sendiri. Justru unik dibandingkan mal di negara lain. Jadi jangan Doraemon atau Batman terus yang dikasih tempat di mal, ujar Denny. Angklung dan Batik Lain lagi di Pondok Indah Mal (PIM). Menyambut tujuh belasan, hadir pertunjukkan angklung dari Saung Angklung Mang Udjo dan peragaan busana bertema Catwalk of Independence di lantai dasar PIM II. Peragaan busana ini diikuti oleh beragam merek internasional, seperti Masari, Braun Buffel, sampai Mont Blanc. Pada sesi acara yang sama itu, pakaian-pakaian batik juga akan banyak ditampilkan. Yang membanggakan, brand-brand internasional bersedia berdampingan dengan batik. Artinya, batik kini sejajar dengan busana dari first line boutique," kata Deputy Mall Manager PIM Eka Dewanto. Di PIM I dan north sky walk, pengunjung bisa bernostalgia melalui beragam benda tempo dulu. Mulai dari pameran mobil kuno Ford A 1928 dan Chevy Impalla, sampai sepeda ontel kuno. Lalu mencicipi beragam hidangan tradisional dari kue apem sampai nasi kucing angkringan, diiringi musik keroncong. Hingga 24 Agustus tersedia cemilan jadul (zaman dulu) dari Cemal Cemil: coklat rokok, gulali, harum manis, juga es lilin. Masih di lorong yang sama, dijual pula buku-buku kuno dan komik-komik wayang dengan berbagai lakon cerita. Di sini, pengunjung bisa membeli buku serial Asraman Kopingho sampai koran kuno edisi di tahun 1960-an, Star Weekly, yang dijual Rp 25.000 per eksemplar. Pameran Lukisan Mau nonton pameran lukisan? Datanglah ke Senayan City. Sampai dengan 31 Agustus mendatang pengunjung bisa menikmati lukisan karya I Nyoman Gunarsa (64), bertema Gerak Merah Putih Keemasan. Pengunjung juga bisa nonton pertunjukkan musik tradisional Bali, Rindik Bambu Bali. Nah, jika ingin menikmati acara yang diadakan oleh dan untuk masyarakat, datanglah ke Jalan Kali Malang, Jakarta Timur dan Jalan Jaksa, Jakarta Pusat. Saksikan seru dan meriahnya lomba balap karung, makan kerupuk dan lainnya yang diikuti warga Jalan Jaksa, warga asing, dan turis yang sedang berkunjung ke Jakarta. Kami menyediakan hadiah yang lucu untuk pemenang lomba, kata Helmy Zain, penyelenggara lomba. Di tepi Kali Malang ada lomba panjat pinang dan gebuk bantal di atas sungai yang amat meriah. Wanita Penderita Lupus Punya Cerita Dahulu dia adalah seorang gadis yang energik dan supel. Semasa di kampus dia aktif dalam berbagai kegiatan. Semua orang kagum pada jiwa sosialnya. Semua orang percaya bahwa keindahan hidup telah digenggamnya. Hingga suatu ketika semua berganti! Seorang dokter memberitahukan kepadanya bahwa dia terkena lupus. Dia terkejut, karena sungguh mengerti apa yang disampaikan dokter. Itu adalah sebuah penyakit yang membuat tubuh penderitanya bereaksi secara berlebihan terhadap rangsangan dari sesuatu yang asing dan membuat terlalu banyak antibodi atau semacam protein yang malah ditujukan untuk melawan jaringan tubuh sendiri. Dia membayangkan hari-hari yang akan dilaluinya dengan penyakit itu. Dia dan keluarganya berikhtiar luar biasa menghadapi cobaan ini. Pengobatan dengan glukokortikoid menjadi sebuah kekerapan dalam hidupnya. Dia sangat paham bahwa glukokortikoid tersebut hanya sedikit mengurangi efek dari penyakitnya, dan malah menimbulkan efek negatif lainnya. Dengan alasan itu dia sadar bahwa impiannya untuk menikah sebagaimana layaknya wanita lain merupakan impian yang nyaris muskil. Namun kehendak Allah tidak pernah bisa diduga! Seorang pria menghampiri hidupnya. Bukan seorang pria biasa, melainkan seorang pria yang dengan apa yang dimilikinya bisa mendapat wanita mana saja yang dia mau. Seseorang yang menarik secara fisik dan berada secara materi. Buat gadis itu, hadirnya pria itu merupakan keberuntungannya. Pria itu menjadikannya seorang wanita. Akhirnya mereka menikah. Dan sang suami menjadi sahabatnya yang paling utama dalam menghadapi penyakit lupus itu. Akan tetapi, cobaan masih saja diberikan oleh Yang Mahakuasa. Penyakit itu dan proses pengobatan yang kian sering akhirnya telah merenggut harta hidupnya yang lain; penglihatan. Dia mengalami kerusakan retina. Dan tidak cukup di situ, dia divonis tidak bisa menjadi seorang ibu. Seseorang bertanya kepada sang suami, "Tidak berniat menikah lagi?" Dengan marah dia menjawab, "Istri saya sakit! Dan, saya tidak ingin menambahnya dengan rasa sakit yang lain!" Wanita itu cukup sadar akan kebutuhan suaminya walau tidak pernah tahu anjuran-anjuran bagi suaminya untuk menikah lagi di luar. Perasaan tidak sempurna itu membuatnya berkata kepada sang suami di suatu ketika, "Abang, sebaiknya kamu menikah lagi? Kamu tahu saya tidak bisa memberikan sesuatu yang sepatutnya diberikan seorang istri. InsyaAllah, pengadilan agama akan mengizinkanmu dengan melihat kondisi saya yang seperti ini. Dan saya rela." Sang suami diam. Lalu menjawab, "Mengapa adik berkata demikian? Tolong jangan pernah mengulangi permintaan itu! Itu sungguh membuat saya sedih, seolah-olah adik menganggap apa yang lakukan selama ini bukanlah sesuatu yang tulus." Wanita itu akhirnya tidak pernah lagi menyinggung soal itu lagi. Pada titik itu dia merasa sempurna; dicintai tanpa syarat oleh seseorang. Itu adalah sebuah harta yang demikian langka yang tidak dimiliki oleh semua orang. Dia sadar bahwa Allah tidak pernah sia-sia dalam menetapkan sesuatu. Allah memberinya penyakit sebagai ganti Allah mendatangkan seorang yang demikian indah hatinya. Allah menarik penglihatannya tetapi dia tahu sang suami yang menjadi matanya, dan baginya itu jauh di atas sempurna. Dan dia tahu masih banyak hal-hal indah dibalik cobaan-cobaan yang diterimanya. Dia bersyukur! "Maka, sungguh dibalik setiap kesulitan itu terdapat kemudahan. Sungguh, dibalik setiap kesulitan itu terdapat kemudahan." (QS. Al-Insyiroh: 5-6)