Senin, 19 Januari 2015
Wanita dalam Al-Quran ( Karena Wanita Begitu Istimewa )
Wanita dalam Al-Quran ( Karena Wanita Begitu Istimewa )
Sewaktu membaca tulisan Ukhti Aghita, Maraji dinukil dari Majalah Al Mawaddah Edisi 1. Saya membaca sesuatu yang luar biasa. Yaitu Wanita dalam Al-Quran.
Kalau kita mau mencermati, sungguh wanita sangat dimuliakan dalam Islam saudara-saudaraku. Betapa banyak sudah buku-buku yang membedah habis mengenai wanita, karena memang wanita adalah makhluk yang unik dan istimewa. benar kan ? dalam Al-Qur’an saja dapat kita lihat betapa banyak hukum yang dikhususkan untuk wanita, hal ini bukan dikarenakan kaum wanita itu lemah dan banyak kekurangan. tetapi karena Allah sangat peduli dan sayang terhadap kita.
Berbagai pertanyaan yang seringkali muncul seperti, apakah ibadah kita bernilai setara dengan ibadah kaum laki-laki ? apakah kaum hawa dapat memperoleh kemuliaan setara dengan kaum adam ? padahal ada beberapa hal yang menghalangi kaum wanita untuk beribadah (sholat, puasa, dll). pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang kemudian membawa kita kepada keraguan dalam beribadah. dan Allah telah telah menjawab pertanyaan itu dalam Al-Qur’an, begitupun Allah juga telah menunjukkan kecintaannya pada wanita dan selalu mengutamakan wanita. Mengapa wanita begitu istimewa ?? Let’s check this out …
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.( Q.S. Al A’raaf : 26)
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Q.S. An Nuur : 31)
Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q.S. An Nuur : 60)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu ke luar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. (Q.S. Al Ahzab : 53)
Tidak ada dosa atas istri-istri Nabi (untuk berjumpa tanpa tabir) dengan bapak-bapak mereka, anak-anak laki-laki mereka, saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara mereka yang perempuan, perempuan-perempuan yang beriman dan hamba sahaya yang mereka miliki, dan bertakwalah kamu (hai istri-istri Nabi) kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.(Q.S. Al Ahzab : 55)
Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang (Q.S. Al Ahzab : 59)
Maha benar ALLAH dengan segala firman-NYA.
Adapun Rasulullah SAW, manusia termulia dan terbaik sepanjang masa pun mengakui dan sangat memuliakan wanita. ini buktinya :
Dari Abdullah bin ‘Amr radhiallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihiwassalam bersabda:
“Dunia ini adalah perhiasan/kesenangan dan sebaik-baik perhiasan/kesenangan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim,Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad)
Dalam lafazh lain:
“Sesungguhnya dunia ini adalah perhiasan dan tidak ada di antara perhiasan dunia yang lebih baik daripada wanita yang sholihah.” (HR. Ibnu Majah)
Dalam lafazh lainnya lagi:
“Sesungguhnya dunia ini seluruhnya adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang sholihah.” (HR. Ahmad)
Wanita dan Keindahan
Sudah menjadi sunnatullah bagi anak Adam diberikan kepada mereka berbagai kenikmatan yang mereka cintai dan dijadikan indah pandangan mereka dengannya di dunia ini sebagaimana dalam firman Alloh:
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran:14)
Ketika menyebutkan berbagai hal yang menjadikan kecintaan manusia dalam ayat ini Allah mendahulukan wanita sebelum yang lain, hal ini memberikan isyarat bahwa wanita menjadi sumber terbesar kenikmatan, kesenangan dan perhiasan hidup di dunia ini. Tidak terkecuali bagi Rasulullah Shalallahu ‘alaihiwassalam sebagai sosok manusia terbaik dan termulia, wanita adalah sesuatu yang paling beliau cintai di antara kenikmatan dunia yang lain, dan ini merupakan fitroh beliau sebagai manusia biasa.
Dari Anas radhiallahu ‘anhu ia berkata: “Rasulullah Shalallahu ‘alaihiwassalam bersabda: ‘Aku diberikan rasa cinta dari dunia terhadap para wanita dan wewangian dan dijadikan penyejuk mataku ada di dalam shalat.” (HR. Ahmad, dan Nasa’i. Di shohihkan oleh Syaikh Al Albani)
Walhasil, Allah telah menciptakan wanita sebagai perhiasan dan bahkan perhiasan terbesar dunia ini namun sekaligus ia juga merupakan fitnah terbesar di dunia ini yang pernah diciptakan Allah bagi kaum laki-laki.
Wanita Sholihah
Allah telah memberikan sebuah definisi wanita sholihah yang menjadi perhiasan dan kesenangan terbaik di dunia, sebagaimana dalam firman-Nya:
“…Maka wanita yang sholih, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Alloh telah memelihara (mereka)…” (QS. an-Nisa’:34)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihiwassalam juga memberikan gambaran wanita sholihah terbaik sebagaimana dalam hadits:
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata: “Nabi Shalallahu ‘alaihiwassalam ditanya : ’ Siapakah wanita yang paling baik?’ Beliau menjawab:
‘(Sebaik-baik wanita) adalah yang menyenangkan (suami)-nya jika ia melihatnya, mentaati (suami)-nya jika ia memerintahnya dan ia tidak menyelisihi (suami)-nya dalam hal yang dibenci suami pada dirinya dan harta suaminya.” (HR. Ahmad, al Hakim, an Nasa’i dan ath Thobrani dan di Shohihkan oleh al Albani).
Beliau Shalallahu ‘alaihiwassalam juga berwasiat untuk memilih wanita yang memiliki dien (agama) yang baik sebagai ukuran keshohihan seorang wanita, bukan kecantikan, kedudukan atau hartanya.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihiwassalam beliau bersabda:
“Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, kecantikannya dan karena dien (agama)-nya; maka pilihlah yang memiliki dien maka engkau akan beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ada beberapa hadist lain yang saya ambil dari berbagai sumber.Mari kita sedikit merenung tentang keistimewaan perempuan yang kadang-kadang kita lupakan. Ini saya lampirkan beberapa keistimewaan wanita menurut Hadist:
1. Doa wanita itu lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah SAW akan hal tersebut, jawab baginda , ” Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.”
2. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang soleh.
3. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, darjatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah .Dan orang yang takutkan Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.
4. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW) di dalam syurga.
5. Barangsiapa membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya) maka pahalanya seperti melakukan amalan bersedekah.Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail.
6. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.
7. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta sikap bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.
8. Apabila memanggil akan dirimu dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu terlebih dahulu.
9. Daripada Aisyah r.a.” Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.
10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutuplah pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pun pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
11. Wanita yang taat pada suaminya, maka semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya serta menjaga solat dan puasanya.
12. Aisyah r.a berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita?” Jawab Rasulullah SAW “Suaminya.” ” Siapa pula berhak terhadap lelaki?” Jawab Rasulullah SAW, “Ibunya.”
13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta kepada suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dikehendaki.
14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam syurga terlebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).
15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya,maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.
16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah.
17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.
18. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.
19. Apabila semalaman seorang ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT.
Semoga bisa menjadikan pelajaran bagi kita, entah itu seorang perempuan ataupun laki-laki. Ambil maknanya. Maka daripada itu, hargailah seorang wanita..Jagalah istri anda, anak2 anda, apalagi Ibu anda!!!
Senin, 12 Januari 2015
Kisah Cinta Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah Az-Zahra
Inilah kisah cinta suci antara Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra. Cinta sahabat Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra memang luar biasa indah, cinta yang selalu terjaga kerahasiaannya dalam sikap, kata, maupun ekspresi. Hingga akhirnya Allah menyatukan mereka dalam sebuah ikatan suci pernikahan.
Konon, karena saking teramat rahasianya, setan saja tidak tahu urusan cinta diantara keduanya. Sudah lama Ali terpesona dan jatuh hati pada Fatimah, ia pernah tertohok dua kali saat Abu Bakar dan Umar melamar Fatimah. Sementara dirinya belum siap untuk melakukannya.
Namun, kesabaran beliau berbuah manis, lamaran kedua orang sahabat yang sudah tidak diragukan lagi keshalihannya tersebut ternyata ditolak oleh Rasulullah. Hingga akhirnya Ali memberanikan diri, dan ternyata lamarannya yang mesti hanya bermodal baju besi diterima oleh Rasulullah.
Di sisi lain, Fatimah ternyata juga sudah lama memendam cintanya kepada Ali. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah keduanya menikah, Fatimah berkata kepada Ali,
"Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta kepada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya",
Ali pun bertanya mengapa ia tak mau menikah dengannya, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya.
Sambil tersenyum Fatimah Az-Zahra menjawab, "Pemuda itu adalah dirimu".
Diceritakan, Ali Bin Abi Thalib waktu itu ingin melamar Fatimah, putri nabi Muhammad saw. Tapi karena dia tidak mempunyai uang untuk membeli mahar, maka ia membatalkan niat itu. Ali segera berhijrah untuk bekerja dan mengumpulkan uang. Pada saat Ali sedang bekerja keras, ia mendengar kabar kalau Abu Bakar ternyata melamar Fatimah. Wah, bagaimana agaknya perasaan Ali, wanita yang sudah dia inginkan dilamar oleh seseorang yang ilmu agamanya lebih hebat dari dia. Tetapi Ali tetap bekerja dengan giat.
Lalu setelah beberapa lama Ali mendengar kabar kalau lamaran Abu Bakar kepada Fatimah ditolak. Ali tertegun dan sedikit bergembira tentunya, kata Ali “waah, saya masih punya kesempatan ”. Setelah mendengar kabar itu, Ali bekerja lebih giat lagi agar cepat mengumpulkan uang dan segera melamar Fatimah. Tapi tak lama setelah itu, Ali mendengar kabar kalau Umar Bin Khatab melamar Fatimah. Wah, sekali lagi Ali mendahulukan orang lain, bagaimana perasaannya? Tapi tak berapa lama Ali mendengar kalau lamaran Umar bin Khatab ditolak. betapa senangnya Ali, mendengar kabar itu.
Tapi tak lama, kesenangan itu kembali pudar karena terdengar kabar lagi, ternyata Utsman bin Affan melamar Fatimah. ini sudah yang ketiga kalinya, kata Ali “mungkin kali ini diterima. Kalaulah Usman tidak melamar Fatimah secepat ini, InsyaAllah tidak lama lagi saya akan melamar Fatimah, tapi , apa hendak dikata , adakah mau mengalah?".
Dan sekali lagi, tidak berapa lama dari itu, kabar ditolaknya lamaran Utsman bin Affan pun terdengar lagi, betapa bahagianya Ali. Semangat Ali untuk melamar Fatimah pun berkobar lagi, dan semangat itu didukung oleh sahabat-sahabat Ali. Kata sahabatnya “ pergilah Ali, lamar Fatimah sekarang, tunggu apa lagi? kamu kan sudah bekerja keras selama ini, kamu juga sudah mengumpulkan harta dan cukup untuk membeli mahar. tunggu apa lagi? Tunggu yang ke4 kalinya? baik cepat!”
Dengan segera Ali memeberanikan diri untuk menghadap ke Nabi Muhammad saw. dengan tujuan melamar Fatimah, dan sahabat-sahabat tahu? lamarannya diterima!
Ternyata memang dari dulu Fatimah az-Zahra sudah mempunyai perasaan dengan Ali dan menunggu Ali untuk melamarnya. Begitu juga dengan Ali, dari dulu dia juga sudah mempunyai perasaan dengan Fatimah az-Zahra. Tapi mereka berdua sabar menyembunyikan perasaan itu sampai saatnya tiba, sampai saatnya Ijab Kabul disahkan. Walaupun Ali sudah merasakan kekecewaan 3 kali mendahulukan orang lain, akhirnya kekecewaan itu terbayar juga.
“Jodoh memang tidak kemana”,dari cerita itu, lebih memperjelas lagi kan bahwa “Cinta itu, mengambil kesempatan , atau mempersilakan yang lain”
Cinta adalah hal fitrah yang tentu saja dimiliki oleh setiap orang, namun bagaimanakah membingkai perasaan tersebut agar bukan Cinta yang mengendalikan Diri kita, Tetapi Diri kita yang mengendalikan Cinta. Mungkin cukup sulit menemukan teladan dalam hal tersebut disekitar kita saat ini. Walaupun bukan tidak ada.. barangkali, kita saja yang tidak mengetahuinya. Dan inilah kisah dari Khalifah ke-4, Suami dari Putri kesayangan Rasulullah tentang membingkai perasaan dan bertanggung jawab akan perasaan tersebut “Bukan janj-janji”
Akhirnya Ali pun menikahi Fatimah az-Zahra
Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan sahabat-sahabatnya tapi Nabi berkeras agar ia membayar bakinya, Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakar, Umar dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah.
Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti. Ali adalah gentleman sejati.,“Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang.
Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti Ali.
Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian. Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fatimah berkata kepada Ali,
“Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda”
Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau menikah denganku? dan Siapakah pemuda itu”
Sambil tersenyum Fatimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”
Dalam riwayat lain diceritakan:
Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah keduanya menikah, Fatimah berkata kepada Ali:
Fatimah : “Wahai suamiku Ali, aku telah halal bagimu, aku pun sangat bersyukur kepada Allah karena ayahku memilihkan aku suami yang tampan, sholeh, cerdas dan baik sepertimu”.
Ali : “Aku pun begitu wahai Fatimahku sayang, aku sangat bersyukur kepada Allah akhirnya cintaku padamu yang telah lama kupendam telah menjadi halal dengan ikatan suci pernikahanku denganmu.”
Fatimah : (berkata dengan lembut) “Wahai suamiku, bolehkah aku berkata jujur padamu? karena aku ingin terjalin komunikasi yang baik diantara kita dan kelanjutan rumah tangga kita”.
Ali : “Tentu saja istriku, silahkan, aku akan mendengarkanmu…”.
Fatimah : “Wahai Ali suamiku, maafkan aku, tahukah engkau bahwa sesungguhnya sebelum aku menikah denganmu, aku telah lama mengagumi dan memendam rasa cinta kepada seorang pemuda, dan aku merasa pemuda itu pun memendam rasa cintanya untukku. Namun akhirnya ayahku menikahkan aku denganmu. Sekarang aku adalah istrimu, kau adalah imamku maka aku pun ikhlas melayanimu, mendampingimu, mematuhimu dan menaatimu, marilah kita berdua bersama-sama membangun keluarga yang diridhoi Allah”
Sungguh bahagianya Ali mendengar pernyataan Fatimah yang siap mengarungi bahtera kehidupan bersama, suatu pernyataan yang sangat jujur dan tulus dari hati perempuan sholehah. Tapi Ali juga terkejut dan agak sedih ketika mengetahui bahwa sebelum menikah dengannya ternyata Fatimah telah memendam perasaan kepada seorang pemuda. Ali merasa agak sedih karena sepertinya Fatimah menikah dengannya karena permintaan Rasul yang tak lain adalah ayahnya Fatimah, Ali kagum dengan Fatimah yang mau merelakan perasaannya demi taat dan berbakti kepada orang tuanya yaitu Rasul dan mau menjadi istri Ali dengan ikhlas.
Namun Ali memang sungguh pemuda yang sangat baik hati, ia memang sangat bahagia sekali telah menjadi suami Fatimah, tapi karena rasa cintanya karena Allah yang sangat tulus kepada Fatimah, hati Ali pun merasa agak bersalah jika hati Fatimah terluka, karena Ali sangat tahu bagaimana rasanya menderita karena cinta. Dan sekarang Fatimah sedang merasakannya. Ali bingung ingin berkata apa, perasaan didalam hatinya bercampur aduk. Di satu sisi ia sangat bahagia telah menikah dengan Fatimah, dan Fatimah pun telah ikhlas menjadi istrinya. Tapi disisi lain Ali tahu bahwa hati Fatimah sedang terluka. Ali pun terdiam sejenak, ia tak menanggapi pernyataan Fatimah.
Fatimah pun lalu berkata, “Wahai Ali suamiku sayang, Astagfirullah, maafkan aku. Aku tak ada maksud ingin menyakitimu, demi Allah aku hanya ingin jujur padamu, saat ini kaulah pemilik cintaku, raja yang menguasai hatiku.”.
Ali masih saja terdiam, bahkan Ali mengalihkan pandangannya dari wajah Fatimah yang cantik itu.
Melihat sikap Ali, Fatimah pun berkata sambil merayu Ali, “Wahai suamiku Ali, tak usah lah kau pikirkan kata-kataku itu, marilah kita berdua nikmati malam indah kita ini. Ayolah sayang, aku menantimu Ali”.
Ali tetap saja terdiam dan tidak terlalu menghiraukan rayuan Fatimah, tiba-tiba Ali pun berkata, “Fatimah, kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu, kau pun tahu betapa aku berjuang memendam rasa cintaku demi untuk ikatan suci bersamamu, kau pun juga tahu betapa bahagianya kau telah menjadi istriku. Tapi Fatimah, tahukah engkau saat ini aku juga sedih karena mengetahui hatimu sedang terluka. Sungguh aku tak ingin orang yang kucintai tersakiti, aku bisa merasa bersalah jika seandainya kau menikahiku bukan karena kau sungguh-sungguh cinta kepadaku. Walaupun aku tahu lambat laun pasti kau akan sangat sungguh-sungguh mencintaiku. Tapi aku tak ingin melihatmu sakit sampai akhirnya kau mencintaiku.”.
Fatimah pun tersenyum mendengar kata-kata Ali, Ali diam sesaat sambil merenung, tak terasa mata Ali pun mulai keluar air mata, lalu dengan sangat tulus Ali berkata lagi, “Wahai Fatimah, aku sudah menikahimu tapi aku belum menyentuh sedikit pun dari dirimu, kau masih suci. Aku rela menceraikanmu malam ini agar kau bisa menikah dengan pemuda yang kau cintai itu, aku akan ikhlas, lagi pula pemuda itu juga mencintaimu. Jadi aku tak akan khawatir ia akan menyakitimu. Aku tak ingin cintaku padamu hanya bertepuk sebelah tangan, sungguh aku sangat mencintaimu, demi Allah aku tak ingin kau terluka… Menikahlah dengannya, aku rela”.
Fatimah juga meneteskan airmata sambil tersenyum menatap Ali, Fatimah sangat kagum dengan ketulusan cinta Ali kepadanya, ketika itu juga Fatimah ingin berkata kepada Ali, tapi Ali memotong dan berkata, “Tapi Fatimah, sebelum aku menceraikanmu, bolehkah aku tahu siapa pemuda yang kau pendam rasa cintanya itu?, aku berjanji tak akan meminta apapun lagi darimu, namun izinkanlah aku mengetahui nama pemuda itu.”
Airmata Fatimah mengalir semakin deras, Fatimah tak kuat lagi membendung rasa bahagianya dan Fatimah langsung memeluk Ali dengan erat. Lalu Fatimah pun berkata dengan tersedu-sedu,“Wahai Ali, demi Allah aku sangat mencintaimu, sungguh aku sangat mencintaimu karena Allah."
Berkali-kali Fatimah mengulang kata-katanya. Setelah emosinya bisa terkontrol, Fatimah pun berkata kepada Ali, “Wahai Ali, Awalnya aku ingin tertawa dan menahan tawa sejak melihat sikapmu setelah aku mengatakan bahwa sebenarnya aku memendam rasa cinta kepada seorang pemuda sebelum menikah denganmu, aku hanya ingin menggodamu, sudah lama aku ingin bisa bercanda mesra bersamamu. Tapi kau malah membuatku menangis bahagia. Apakah kau tahu sebenarnya pemuda itu sudah menikah”.
Ali menjadi bingung, Ali pun berkata dengan selembut mungkin, walaupun ia kesal dengan ulah Fatimah kepadanya ”Apa maksudmu wahai Fatimah? Kau bilang padaku bahwa kau memendam rasa cinta kepada seorang pemuda, tapi kau malah kau bilang sangat mencintaiku, dan kau juga bilang ingin tertawa melihat sikapku, apakah kau ingin mempermainkan aku Fatimah?, sudahlah tolong sebut siapa nama pemuda itu? Mengapa kau mengharapkannya walaupun dia sudah menikah?”.
Fatimah pun kembali memeluk Ali dengan erat, tapi kali ini dengan dekapan yang mesra. Lalu menjawab pertanyaan Ali dengan manja, “Ali sayang, kau benar seperti yang kukatakan bahwa aku memang telah memendam rasa cintaku itu, aku memendamnya bertahun-tahun, sudah sejak lama aku ingin mengungkapkannya, tapi aku terlalu takut, aku tak ingin menodai anugerah cinta yang Allah berikan ini, aku pun tahu bagaimana beratnya memendam rasa cinta apalagi dahulu aku sering bertemu dengannya. Hatiku bergetar bila ku bertemu dengannya. Kau juga benar wahai Ali cintaku, ia memang sudah menikah. Tapi tahukah engkau wahai sayangku, pada malam pertama pernikahannya ia malah dibuat menangis dan kesal oleh perempuan yang baru dinikahinya”
Ali pun masih agak bingung, tapi Fatimah segera melanjutkan kata-katanya dengan nada yang semakin menggoda Ali, ”Kau ingin tahu siapa pemuda itu? Baiklah akan kuberi tahu. Sekarang ia berada disisiku, aku sedang memeluk mesra pemuda itu, tapi kok dia diam saja ya, padahal aku memeluknya sangat erat dan berkata-kata manja padanya, aku sangat mencintainya dan aku pun sangat bahagia ternyata memang dugaanku benar, ia juga sangat mencintaiku…”
Ali berkata kepada Fatimah, “Jadi maksudmu…?”
Fatimah pun berkata, “Ya wahai cintaku, kau benar, pemuda itu bernama Ali bin Abi Thalib sang pujaan hatiku”.
Subhanallah, Betapa Indahnya Kisah Cinta antara Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra. Maha Suci Allah, Dia-lah yang mengatur segalanya. Dia-lah yang telah mengatur jodoh, rezeki, pertemuan, dan maut dari setiap insan di dunia.
Pesan Rasulullah kepada Fatimah az-Zahra
Ayahanda yang penyayang terus merenung puterinya dengan pandangan kasih sayang, "Puteriku, maukah engkau kuajarkan sesuatu yang lebih baik daripada apa yang kau pinta itu?"
"Tentu sekali ya Rasulullah," jawab Siti Fatimah kegirangan.
Rasulullah saw. bersabda, "Jibril telah mengajarku beberapa kalimah. Setiap kali selesai shalat, hendaklah membaca 'Subhanallah' sepuluh kali, 'Alhamdulillah' sepuluh kali dan 'Allahu Akbar' sepuluh kali. Kemudian ketika hendak tidur baca 'Subhanallah', 'Alhamdulillah' dan 'Allahu Akbar' ini sebanyak tiga puluh tiga kali."
Ternyata amalan itu telah memberi kesan kepada Siti Fatimah. Semua kerja rumah dapat dilaksanakan dengan mudah dan sempurna meskipun tanpa pembantu rumah.
Itulah hadiah istimewa dari Allah buat hamba-hamba yang hatinya senantiasa mengingat-Nya.
Cerita ini adalah dikisahkan menurut penceritaan yang mudah untuk difahami,mudah-mudahan bermanfaat.
"Jika kamu memelihara dirimu dari suatu perkara yang haram karena Allah swt. diatas wanita yang dicintaimu dengan banyak bersabar. Insya Allah, Allah akan menghalalkannya untukmu atas kesabaranmu karena Allah"
Rabu, 07 Januari 2015
UNTUK MU TEMAN SATU TEMPAT DUDUK
Assalamualaikum ,
Kamis 08 januari 2015
Dear Diary,
Hari ini seperti biasa nya di suasana kelas yang ramai , semua pada sibuk dengan urusan mereka masing2 . semua pada ada pasangan duduk , tapi tidak dengan ku dari hari senin kemaren aku duduk dewek an . pasangan duduk ku entah kenapa selalu pindah ketempat lain , entah apa merasa tidak senang duduk dengan ku atau karena apa , rasanya aku tidak punya salah sama dia , aku hanya bisa sabar karena teman yang baik tidak mungkin salaing membenci. Allah maha tau , ya walau pun menyakitkan disaat semua orang bisa berbicara dengan pasangan duduk nya aku tidak , karena hanya duduk sendiri . aku merasa sedih baru kali ini dapat teman duduk yang selalu pindah2 seakan akan tidak nyaman duduk dengan ku, dulu aku selalu menjadikan teman satu duduk itu seperti teman karib , tapi ini rasanya tidak , aku sedih .
PENGALAMAN " COBAAN, UJIAN, TEGURAN, ATAU BAHKAN KASIH SAYANG ALLAH KEPADA KU" KECELAKAAN
Rabu,07 Januari 2015
Assalamualaikum. Wr.Wb
Dear Diary,
Hari ini aku ingin berbagi cerita kepada kalian tentang pengalaman ku. Kalian tau bagimana rasa nya jalan dengan kaki yang gak biasanya, ya itu terjadi pada diri ku, setelah kejadian tabrakan itu , kaki ku keseleo . banyak teman – taman yang bertanya kenapa tak jarang ada yang ngeledek. Tapi itu tidak apa – apa aku masih bersyukur karena masih diberi Allah keselamatan walau harus menahan sakit nya . terkadang aku berpikir mungkin kah ini cobaan , ujian, atau mungkin teguran bagi ku karena aku banyak melakukan dosa , tapi aku selalu berpikir ini bentuk kasih sayang Allah , karena Allah gak mau aku jadi hambah yang sombong. Allah selalu melindungiku, bayangkan jika waktu itu aku tidak tertolong , tapi Allah selalu melidungiku , buktinya aku hanya diberi rasa sakit yang ringan hanya di kaki dan di pinggang. Tapi kenapa Ya Allah bayangan kejadian tabrakan itu selalu menghampiri di ingatan ku , aku sangat takut jika mengingat itu . kejadian nya sangat membuat aku down . kemarin seharian aku menangis karena sakit , karena melihat orang tua ku khawatir , maklum ini kecelakaan yang ke sekian kali nya yang terjadi kepada ku. Kadang rasa sakitnya tapi ada waktu ketika itu sangat sakit sekali tak ada yang menolong , hanya Engkau ya Allah yang maha menolong . paginya aku memutuskan untuk sekolah . aku pun bertemu dengan orang itu, orang yang dulu sangat memperhatikan aku yang sangat takut aku kenapa2. Ku pikir dia akan mendoakan ku tapi apa dia malah bertanya “ mati dak kau”. Sungguh ucapan yang sangat memilukan . setelah itu dia malah nanya proposal maulid nabi . tak perduli bagaimana keadaan ku yang penting dia hanya mementingkan kepentingannya . aku berpikir “ ya Allah disaat seperti ini dia malah memilih nanya itu , tapi gak apa2 aku selalu ingat bahwa suatu kejahatan tidak boleh di balas dengan kejahatan “ .Andai dia tau aku tabrakan karena aku ngeprint proposal itu , mungkin kah dia masih mau tanya proposal itu . hampir setiap kali kerja ku tidak pernah di hargai , ingin rasanya aku mengundurkan diri dari rohis , tapi berat rasanya mau ngomong sama pak mustafid . beliau adalah orang sudah baik sama aku , bahkan aku sudah menganggap beliau sebagai bapak ku. Ini juga sudah menjadi tugas ku . jika aku mengabaikannya berarti aku bukan orang yang amanah.
Aku selalu menganggap ini semua biasa saja . aku harus sabar menghadapi ini aku ingat perkataan uztazah oki “ Allah memberi kita cobaan bukan karena ia benci tapi karena Ia sayang kepada kita, jika kita berputus asa maka hilang lah rahmat Allah, namun ketika kita bersabar maka kasih sayang Allah akan selalu bersama kita , ingat bahwa Allah itu tidak mungkin memberi cobaan kepada hambah nya di luar batas kemampuan hambah nya.
Untuk bisa menjadi hambah yang dicintai Allah kita harus bersabar dalam setiap cobaan yang diberikan kepada kita. Ingat bahwa didunia ini tak ada yang abadi . ini juga karena salah ku , karena banyak pikiran , suasana hati lagi sedih karena pas di sekolah pas dikelas aku melihat kedekatan dia dengan orang lain , ya Allah ternyata begini rasa nya mencintai dalam diam , sakit ketika melihat , mendengar kata orang mereka jadian . tapi aku tidak biasa melakukan apa2 siapa sih aku . tapi mencintai dalam diam lebih baik karena hanya Allah dan aku yang tau , ya Allah tak bisa dipungkiri kalau aku cemburu melihat kedekatan mereka . Dia laki2 sholeh , baik, paham ilmu agama dan dari nya aku mengenal banyak ilmu2 agama . wahai Allah sang pembolak- balikan hati manusia hanya engkau yang maha tau yang terbaik bagi hambah jauh kan lah dari rasa cemburu ini karena ini rasa yang tak pantas hanya Engkau yang patut dicintai , dan tidak ada cinta antar lawan jenis sebelum pernikahan. Aku teringat kata 2 ustazah oki tentang cerita cinta dalam diam antara sayyidina Ali Bin Abi Tholib dan putri Rasullah saw Fatimah AZ-ZAHRAH dimana mereka saling mencintai dalam diam, yang senantiasa menjaga pandangan mereka dari zina hinggah akhirnya Allahpun pertemukan mereka dalam ikatan suci pernikahan , barulah mereka mengungkapkan isi hati mereka bahwasannya mereka saling mengagumi dari dulu. Subhanallah sungguh kisah cinta yang sangat aku damba kan , andai itu terjadi pada ku. Ya Allah semoga aku senantiasa beristiqomah di jalan mu senantiasa menjaga hati, mata, tangan, pikiran, kaki dari perbuatan zina , kira nya aku mendambakan laki2 sholeh maka aku pun harus berusaha menjadi wanita sholeha, seperti janji Allah” laki2 sholeh untuk perempuan yang sholeha begitupun sebaliknya” . aku teringat ceramah ustadz Maulana bahwasanya laki2 yang mencintai mu dia tidak akan menyakiti mu, menghancurkanmu, merendahkan mu , tapi ia senantiasa melindungi mu , membawa mu kejalan yang benar , dia akan senantiasa menjaga pandangan nya dari mu karena tidak mau dirimu berdosa. Ya aku teringat masa lalu ku dulu, ku pikir dia orang yang baik mencintai ku karena Allah, tapi apa tidak dia malah menyakiti ku ,meremehkan. itu sudah cukup menunjukan bahwa itu hal yang tidak baik. Aku bersyukur Allah jauhkan aku dari nya karena aku sadar dia tidak baik untuk ku. Aku teringat dengan vidio yang dia kasih ke aku bahwasanya wanita itu seperti mutiara yang tersimpan dalam kerang di dasar lautan hanya orang2 yang memiliki keinggin keras yang bisa mendapatkan nya , yang tidak sembarang orang dapat melihatnya , jamgan menjadi muslimah seperti bunga yang indah yang bebas dipandang oleh semua mata. Ya Allah aku sadar diri ini sangat jauh dari kata sholeha tapi aku berusaha menjadi muslimah sejati , semoga aku senantiasa beristiqomah di jalan mu Ya Allah . ya laki2 sholeh itulah yang memberikan aku video itu , terkadang aku cemburu dengan nya cemburu dengan sifatnya , sikapnya apalagi dia banyak disenangi oleh kawan2 . andai aku seperti dia . aku teringat dengan suatu hadist” bahwasanya cintai sesuatu itu seadanya jangan berlebihan karena suatu saat dia akan menjadi musuh mu, dan membencilah sesuatu apa adanya karena bisa jadi dia akn menjadi sesuatu yang sangat kamu cintai”. Yang baik menurut kita belum tentu baik di mata Allah , yang buruk bagi kita belum tentu buruk di mata Allah . so buat sahabat2 sekalian ketika mencintai janganlah berlebihan soalnya itu akan berbahaya, sebab yang dicinta pasti akan pergi, ingat loh sob setiap yang bernyawa pasti mati. So cintailah sesuatu karena Allah semata, ketika yang dicinta pergi maka tidak akan kecewa karena orang yang mencintai karena Allah tidak mengenal loh arti kata “PATAH HATI” atau yang lagi trend sekarang “GALAU”. Bagi mereka seindah indah nya rencana ran cana Allah lah yang paling indah , percayalah semua akan indah pada waktu nya . so mecintailah dalam diam ya walaupun terkadang menyakitkan tapi itu menjaga diri mu.
Mungkin itulah cerita ku , semoga bisa diambil manfaat bagi kita remaja2 islami dalam mengatasi cobaan dan cinta , tak bisa dipungkiri di masa remaja cinta sering datang , cinta itu fitrah jangan dibenci, tergantung kita bagaimana menyikapinya , so harus pandai2 menjaga hatinya ikhwan dan akhwan .
WASSALAMUALAIKUM.WR.WB
BY. DWI KURNIAWATI
Senin, 05 Januari 2015
Cinta dalam Sepucuk Surat
Cinta dalam Sepucuk Surat
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Palembang, 15 Rabiul Awal 1432 H (18 Februari 2011 M)
Kepada Yang Terindu
Muhammad, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam
Di
Tempat terindah tak terlukiskan
Asyhadu allaa ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadarrasulullah.
Allahumma shalli’alaa sayyidina Muhammad, wa’alaa ali sayyidina Muhammad.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dengan adanya penyelenggaraan Surat Cinta Untuk Rasulullah, dengan ini aku berjuang untuk merangkai huruf demi huruf, kata demi kata, dan kalimat demi kalimat, agar dapat menarik perhatian darimu ya Rasulullah yang mulia, perhatian agar surat ini mengantarkanku bertatap denganmu kelak di syurga. Ini salah satu cara, bukanlah satu-satunya. Aku ingin menunjukkan betapa akupun mencintai dan merindukanmu sebagaimana saudara-saudaraku yang lainnya.
Aku ingin bercerita bagaimana awal kukenal namamu. Sedari kecil telah mengaji seperti anak-anak yang lain, walaupun putus-putus karena ustadz dan ustadzah yang datang dan hilang silih berganti (duhai diri dan para pejuang dakwah, ada tempat yang luput dari target medan juang!) serta lokasi masjid yang jauh disertai tantangan dimana harus melewati anjing-anjing yang galak (aku pernah dikejar anjing berpuluh-puluh jumlahnya, alhamdulillah Allah Melindungi dengan menyembunyikanku di dalam selokan dari tanah dan anjing-anjing itu tidak melihatku yang terpejam ketakutan…), akhirnya kuketahui siapa kekasih Allah yang begitu mulia dan disebut-sebut dalam bacaan sholat yang kuhafal. Lelaki biasa yang luar biasa, sungguh indah dirimu hai pujaan hati semua muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat. Aku malu mengaku umatmu, sedang akhlakku terkadang bertolak dengan akhlakmu. Ya, suatu saat aku mudah terpancing emosi, aku putus asa, aku jatuh cinta, aku berpikir negatif tentang qada’ dari-Nya, aku mengeluh, aku pamrih, dan sikap lain yang jauh dari contoh yang engkau tunjukkan pada kami. Maaf ya Rasul…teringat tentang dirimu yang mencegah malaikat Jibril, yang ketika itu menawarkan padamu untuk membalas perbuatan kaum yang melemparimu dengan batu dan kotoran. Ya Allah, jika dirimu adalah aku, dengan hati riang akan kuanggukkan kepala mempersilahkan Jibril membalas sakitku. Hatimu begitu lembut, dengan bijak lidahmu berayun lantas lepaskan nada “Mereka belum mengerti”. Ya Allah, aku menangis malu…
Di awal menutup aurat, aku belum mengenal dalam siapa dirimu. Dahulu, tak pernah terlintas di pikiranku untuk menutup rambut dan kulit-kulitku dengan kain berwarna-warni. Tak pernah. Alhamdulillah dengan jilbab Allah mendekatkanku pada orang-orang yang lebih mengenalmu, Allah mendekatkanku pada dirimu… Hingga kisah berjudul “Detik-detik Wafatnya Rasulullah” yang tercetak dalam lembaran dakwah suatu hari mampir di genggaman tanganku. Aku terpana membacanya, paragraf demi paragraf kulewati dengan air mata yang tak sedikit. Terbayang betapa cintamu kepadaku, ah…terlalu naïf aku mengaku umatmu. Kuharap engkau mau menerimaku. Cintamu kepadaku, kepada kami, umatmu, terlihat dari saat malaikat Izroil hendak menarik ruh-mu yang agung atas kehendak-Nya yang Maha Kuasa, lirih suaramu menyebut kami… Allahu Rabbi, terbuat dari apalah hatimu duhai Muhammad rasulullah? Aku sungguh malu…
Yaa Rasulullah, yang kurindu… Engkau membuatku tersipu dengan baiknya perlakuanmu pada isteri-isterimu. Alangkah sempurna dirimu sebagai seorang panutan bagi manusia. Engkaulah sebaik-baik anak berbakti, sebaik-baik suami penyabar, sebaik-baik ayah penyayang, sebaik-baik pemimpin yang bertanggung jawab lagi adil, dan semua teladan baik ada padamu. Tidak ada alasan bagiku untuk tidak mencintaimu dan membuktikan cintaku dengan mengikuti sunahmu, mengikuti apa yang engkau sampaikan dari Allah.
Tak banyak yang kupunya untuk merasa pantas mendapatkan syafa’at darimu nanti , meski demikian tak ada kata putus asa untuk berharap semoga diri yang hina ini diberikan kesempatan untuk mendapatkan gelar sebagai umatmu, yang selalu berusaha mencintai-Nya dengan sepenuh cinta yang kupunya dalam hati.
Demikianlah curahan hati yang ingin disampaikan kepada dirimu, duhai kekasih Pemilik hatiku. Sungguh keinginan persuaan denganmu tak sepadan dengan amal-amal yang minim dikantungi oleh seorang biasa ini. Atas perhatian dan cinta yang engkau beri, wahai engkau nabi akhir zaman yang lembut hati lagi indah akhlaknya, aku haturkan terima kasih berjuta dan bermilyar-milyar jumlahnya (ini murni tanpa korupsi ya Rasul ^_^).
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Duhai dikau pemuda shalih.
Aku memang tak tahu banyak tentang tapak demi tapak jalan hidupmu.
Tapi sedikit tentangmu
membuatku kagum.
Begitu tinggi derajat cinta mu pada Tuhan kita.
Dan mungkin.. Begitu sebaliknya, cinta Nya melimpah padamu duhai pemuda ..
Kisah mu berpengaruh bagi iman para umat muslim yang mendengar..
Ah..
Dikau pemuda shalih..
Andai bisa kau bagi cinta mu pada Rabb dan rasulullah padaku..
Aku tak akan menolak..
Agar aku bisa merasakan
Bagaimana dahsyatnya cinta kepada Rabbul Izzaty..
Tapi Dia. Sang Maha Berkuasa. Hanya mengijinkan ku mendengar kisahmu sedikit sahaja.
Tak lebih dari mulut ke mulut..
Uhibbukum fillah ..
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un..
1:1000 mungkin ukh
tapi Allah Yang Lebih Tau
"ikhwan impian"
amin amin amin ya Rabb..
Langganan:
Postingan (Atom)