Senin, 08 September 2014

33 Kiat Khusyu dalam Sholat

33 Kiat Khusyu dalam Sholat Khusyu’ dalam sholat adalah sebuah keadaan yang sangat kita inginkan. Tetapi belum tentu kita dapat melaksanakannya dengan baik. Begitu banyak pula pertanyaan seputar khusyu’ ini bila kita mengikuti ceramah-ceramah atau pengajian. Bahkan sekarang ada yang menyelenggarakan pelatihan khusus sholat khusyu’. Semua itu tentunya dengan tujuan agar khusyu’ dapat dicapai. Sebagian kita juga dengan sangat antusias mencari penjelasan-penjelasan sekitar khusyu’ ini dari berbagai sumber. Berbagai pendapat dan cara pun sering terdengar agar kita mendapatkannya. Tak jarang kiat-kiat tersebut adalah hasil pengalaman pribadi saja atau diadopsi dari kalangan ummat lain yang juga mengenal pemusatan pemikiran dalam ibadahnya padahal belum tentu tindakan tersebut sesuai dengan bimbingan ajaran Islam. Sebut saja contohnya harus mengosongkan fikiran,menarik nafas dalam-dalam terlebih dahulu,mengulang-ulang lafaz niat atau memejamkan mata. Sebagai seorang muslim seharusnya kita dapat memperhatikan tuntunan ibadah seperti yang telah ditunjukkan oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sangat tidak logis kalau dalam urusan ibadah ini beliau membiarkan ummatnya dalam kekosongan dan ketiadaan contoh tauladan. Apalagi ini adalah urusan sholat yang sangat penting dan selalu harus dijalankan. Pasti terdapat penjelasan yang cukup terhadap kesempurnaan tata caranya,termasuk dalam hal kekhusyu’an dan cara untuk merealisasikannya. Jauh dari sekedar hasil perenungan manusia belaka atau adopsi dari ummat lainnya. Berikut ini beberapa bagian yang saya terjemahkan secara ringkas dari buku 33 sebab shalat khusyu’ yang disusun oleh Syaikh Muhammad Al Munajjid seorang ulama dan dai kontemporer Arab Saudi dan banyak menulis buku. Buku ini beliau lengkapi dengan dalil-dalil dan pengesahan hadits-haditsnya (takhrij) sehingga sangat menenangkan hati para pembaca yang selalu memperhatikan masalah keabsahan dalil dalam mengkaji suatu masalah. Hanya saja agar ringkas tidak dicantumkan disini. Bagi yang ingin merujuk dapat mentelaah buku tersebut. Perbuatan-perbuatan yang mengundang khusyu' dalam sholat. Sebagaimana diterangkan dalam dalil-dalil yang menggambarkan keadaan sholat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tuntunan secara langsung dalam sabdanya maka ada perbuatan -perbuatan yang harus dikerjakan sebelum atau saat dalam shalat dan sesudah sholat agar mengundang kekhusyu’an sholat kita yaitu : 1. mempersiapkan diri untuk melaksanakan sholat (lihat bahasannya pada tulisan ini). 2. thuma'ninah (secara tenang dan tidak tergesa-gesa). 3. mengingat mati. 4. tadabbur dan berinteraksi dengan ayat yang dibaca dan bacaan sholat lainnya serta membaca seayat demi seayat. 5. melantunkan bacaan dengan tartil dan suara yang dibaguskan. 6. menyadari bahwa Allah ta'ala merespon apa yang dimintanya dalam sholat. 7. sholat dengan menghadap batas (sutrah) dan mendekatinya. 8. meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri didada. 9. mengarahkan penglihatan kearah tempat sujud. 10. menggerakkan telunjuk saat tasyahhud. 11. membaca surat,dzikir dan doa yang bermacam-macam. 12. melakukan sujud tilawah bila tiba pada tempatnya. 13. membaca isti'adzah dari syaithan. 14. memperhatikan kondisi sholat para salaf. 15. mengetahui keistimewaan khusyu' dalam sholat. 16. sungguh-sungguh dalam doa pada tempatnya yang dibaca saat sholat khususnya ketika sujud. 17. membaca dzikir dzikir setelah sholat yang diajarkan Nabi. Menghilangkan penghalang penghalang khusyu' dan hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyuan. Selain mengerjakan hal-hal seperti yang sudah disebutkan diatas ada juga hal-hal yang harus kita hindari sehingga kekhusyu’an sholat kita tidak terganggu seperti : 1. menyingkirkan hal hal yang dapat mengganggu kekhusyuan orang yang sholat dari tempat sholat. 2. tidak mengenakan pakaian yang ada gambar hiasan tulisan warna yang dapat mengganggu khusyu. 3. tidak melaksanakan sholat sementara makanan yang diinginkannya sedang disiapkan dihadapannya. 4. tidak sholat dalam keadaan menahan sesak kencing atau buang air besar. 5. tidak sholat dalam keadaan mengantuk sekali. 6. tidak sholat dibelakang orang yang sedang bercakap-cakap atau orang yang sedang tidur. 7. tidak menyibukkan diri dengan meratakan tempat sujud. 8. tidak mengganggu orang lain dengan mengeraskan bacaannya. 9. tidak menoleh kearah lain. 10. tidak mendongak keatas. 11. tidak meludah kearah depan. 12. menahan diri sekuat tenaga dari menguap. 13. tidak ikhtishar (meletakkan tangan dipinggang atau berkacak pinggang) dalam sholat. 14. tidak melakukan sadl yaitu membiarkan pakaian hingga menyentuh tanah atau mengenakan pakaian yang panjang dan longgar serta menyelimutkan tangannya didalam atau mengenakan pakaian yang besar dan longgar dan menyampirkannya jatuh kedepan dari kedua pundaknya. 15. tidak menyerupai hewan. Seperti yang sudah saya terangkan dalam pembukaan tulisan ini bahwa bila kita menginginkan dalil dari masing-masing hal yang harus dikerjakan atau yang harus dihindarkan diatas dapat langsung merujuk ke buku aslinya. Bila Allah subhanahu wata’ala mengizinkan insyaallah dalam kesempatan tulisan berikutnya dapat kita cantumkan dan membahasnya. Penting untuk kami sertakan juga dalam tulisan ini beberapa penjelasan dari hal-hal yang sudah disebutkan diatas semoga dapat membantu lebih memahaminya seperti penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan melakukan persiapan. Persiapan untuk melaksanakan sholat tersebut berbentuk hal-hal sebagai berikut: 1. Menjawab kalimat-kalimat adzan yang dilantunkan muadzin serta membaca doa yang disunnahkan setelah adzan yaitu: اللهم رب هذه الدعوة التامة والصلاة القائمة ، آت محمدا الوسيلة والفضيلة وابعثه المقام المحمود الذي وعدته 2. Berdoa antara adzan dan iqomah 3. Berwudhu dengan baik dan memulainya dengan basmalah serta berdoa setelah selesai mengerjakannya ( أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله اللهم اجعلني من التوابين واجعلني من المتطهرين ) 4. Menaruh perhatian pada siwak atau kebersihan dan kebaikan mulut yang akan menjadi jalan keluarnya lantunan Alqur’an karena Hadits yang diriwayatkan Al Bazzar : ( طهروا أفواهكم للقرآن ) ia berkata : setahuku tak ada sanad yang lebih baik dari sanad ini dari Ali – dalam Kasyful Astaar 1/242 dan komentar Al Haitsami : Rijalnya perawi-perawi yang tsiqah 2/99 , sementara Penilaian Al Albani : Sanadnya baik – dalam silsilah shahihah no 1213 5. menghiasi diri dengan pakaian yang baik lagi bersih sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala : ( يا بني آدم خذوا زينتكم عند كل مسجد ) sebab berhias dan menunjukkan kebersihan pakaian paling pantas ditujukan kepada Allah subhanahu wata’ala sebagaimana pula pakaian yang baik dan aromanya baik memberikan efek nyaman dan ketenangan jiwa pada pemakainya berbeda dengan pakaian tidur dan pakaian kerja. 6. Menyiapkan diri dengan menutup aurat 7. Mensucikan lokasi sholat 8. bersegera dan sengaja menunggu datangnya waktu sholat 9. meratakan shaf dan merapatkannya karena syaithan menyusup antara shaf yang renggang Apakah dibolehkan memejamkan mata demi membuat sholat lebih khusyu’ ? Sering sekali muncul pertanyaan apa hukumnya memejamkan mata dalam sholat apalagi dengan memejamkan mata sholat terasa lebih khusyu’? Jawabannya adalah bahwa perbuatan ini tidak sesuai dengan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebab memejamkan mata berarti membuat kita tidak melaksanakan sunnah memandang kearah tempat sujud atau kearah jari-jari seperti yang dijelaskan oleh Imam Ibnul Qayyim bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam doa ketika tasyahhud mengarahkan pandangannya ke jarinya dan pandangannya tidak pernah melewati batas arah tersebut.Kesimpulan ini didapat dari beberapa riwayat berikut: 1. Dalam sholat kusufnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengulurkan tangannya ketika melihat surga untuk mengambil setangkai anggur. 2. Juga ketika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam melihat neraka melihat perempuan pemilik seekor kucing didalamnya dan juga seorang pemilik tameng (mihjan). 3. Demikian pula hadits beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menolak seekor hewan yang hendak lewat dihadapannya. 4. Demikian pula riwayat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menolak seorang anak lelaki dan anak perempuan dan bahwa beliau menghalangi diantara dua orang anak perempuan. 5. Hadits beliau sedang sholat dan membalas salam dengan isyarat dan tentunya kearah orang yang dilihatnya. 6. Demikian pula hadits beliau sholat dan melihat syaithan kemudian mencekiknya. Maka hadits-hadits ini memberikan petunjuk kepada kita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak memejamkan matanya dalam sholat. Demikianlah beberapa bahasan yang berkaitan dengan cara meraih sholat yang khusyu’ dengan bimbingan dari perbuatan dan petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai contoh yang harus kita ikuti praktek sholatnya.Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar