Rabu, 27 Agustus 2014

Karakteristik Tipe Orang

Termasuk Tipe Apakah Saya dan Anda? Karakteristik Tipe Orang secara umum tipe diri orang dibagi menjadi empat, yaitu Sanguinis, Melankolis, Koleris, dan Phlegmatis 1. Sanguinis (Populer –> Pembicara) Kelebihan Tipe Sanguinis • Emosi - kepribadian menarik - pembicara yang baik - suka berbicara, biasanya memukau pendengar - menghidupkan suasana, rasa humor tinggi - emosional dan demostratif - antusias, ekspresif, penuh semangat, periang • Dalam Pekerjaan - suka membantu tugas orang lain - tampak hebat, kreatif dan inovatif - menarik perhatian orang lain untuk mengikutinya • Sebagai Teman - supel, mudah berteman (gaul), menyenagkan - mudah minta maaf - suka dipuji Kelemahan Tipe Sanguinis • bicara terus menerus (cerewet) • suka memonopoli • penyela (biasanya menyela pembicaraan orang lain) • menyimpang terlalu jauh dari kebenaran (suka membual) Menghadapi Tipe Sanguinis • kenali kesulitannya dalam menyeleseikan tugas • sadarilah bahwa mereka berbicara tanpa berpikir lebih dahulu dan terkadang menyinggung persaaan orang lain, tetapi sebenarnya dia hanya bercanda dengan ucapannya • sadari bahwa mereka menyukai variasi dan fleksibilitas (apa ya maksudnya ini??? hehehe) • bantu mereka agar tidak menerima lebih dari yang mereka bisa lakukan • pujilah mereka untuk segala sesuatu yang mereka capai • ingatlah bahwa mereka mudah emosi • berilah hadiah untuk event-event tertentu (bukan berarti mereka gampang disuap ya!!!!), misalnya sedang berulang tahun atau mendapatkan prestasi 2. Melankolis (Pemikir –> Sempurna) Kelebihan Tipe Melankolis • Emosi - perasaannya halus, sensitif, dalam - analitis, serius, tekun, dan idealis - kreatif, berbakat, rasa seninya tinggi - menyukai keindahan • Dalam Pekerjaan - perfeksionis, standart tinggi, orientasi jadwal - tertib dan terorganisir - senang: grafik, bagan, gambar, tabel (visual) • Sebagai Teman - hati-hati dalam berteman - setia, mudah terharu, mudah kasihan - menghindari perhatian, tidak suka menonjolkan diri - pendengar yang baik Kelemahan Tipe Melankolis • menekan perasaan • jika punya masalah yang berat, dia langsung down dan sering terlihat murung • terlalu pendiam • mudah depresi Menghadapi Tipe Melankolis • ketahuilah bahwa mereka sangat sensitif perasaannya dan mudah sakit hati (saya banget neh) • motivasi mereka saat mereka kurang optimis (siapa ya yang bisa memotivasi saya???) • mereka perlu bantuan agar tidak mudah tertekan • pujilah dengan tulus dan penuh kasih sayamg • beri kesempatan mereka jika memang sedang ingin sendiri saja • berusahalah untuk selalu menepati janji sesuai jadwal dengannya (sebab tipe orang Melankolis selalu ingin tepat waktu) 3. Koleris (Kuat –> Pelaku) • Emosi - berbakat pemimpin, dinamis dan aktif - suka perubahan, selalu memperbaiki kesalahan (introspeksi diri) - logis, tegas dan berkemauan kuat - bebas mandiri, tidak mudah menyerah - percaya diri, mampu dalam banyak hal • Dalam Pekerjaan - bergerak cepat dalam bertindak, berkembang, bersaing - orientasi pada target, pandai memecahkan masalah - mampu memberikan semangat kepada orang lain • Sebagai Teman - tidak terlalu tergantung teman - mau bekerja dan memimpin - mau ambil bagian dalam keadaan darurat Kelemahan Tipe Koleris • sok berkuasa • keinginannya selalu ingin dituruti • egois • suka mengatur Menghadapi Tipe Koleris • akui bahwa mereka memang berbakat memimpin • bersikeraslah melakukan komunikasi dua arah • sadari bahwa mereka tidak bermaksud menyakiti • sadari bahwa mereka tidak berbelas kasihan • berusahalah membagi tanggung jawab • mereka biasanya selalu benar 4. Phlegmatis (Damai –> Pengamat) • Emosi - rendah hati, tenang dan sabar - simpatik, baik hati, pendiam - mampu mengendalikan/menyembunyikan emosi - mudah bersyukur, mudah bahagia • Dalam Pekerjaan - mudah kompromi, mudah sepakat - menjadi penengah ketika ada masalah - menghindari konflik - kuat dalam tekanan • Sebagai teman - berhati-hati, tidak suka menyinggung orang lain - pendengar yang baik, punya banyak teman - mudah bergaul, menyenangkan dan rileks Kelemahan Tipe Phlegmatis • masa bodoh dengan orang lain • tidak punya kepastian/pendirian (plin-plan) • cuek • tidak peduli apa yang sedang dilakukannya Menghadapi Tipe Phlegmatis • sadarilah bahwa mereka memerlukan motivasi langsung • bantulah mereka menetapkan tujuan • jangan mengharapkan antusiasme • sadari bahwa mereka menunda-nunda pekerjaan karena itu bentuk kontrol mereka • paksalah mereka untuk membuat keputusan • motivasilah mereka untuk menerima tanggung jawab Termasuk Tipe Apakah Saya dan Anda?

Minggu, 17 Agustus 2014

Cinta Dan Benci Karena Allah

Jamaah Jum’ah rahimakumullah Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Azza wajalla, yang telah menganugerakan rasa cinta dan benci dihati para makhlukNya. Dan hanya Dia pulalah yang berhak mengatur kepada siapakah kita harus mencintai dan kepada siapa pula kita membenci. Jama’ah sidang Jum’ah rahimakumullah Cinta yang paling tinggi dan paling wajib serta yang paling bermanfaat mutlak adalah cinta kepada Allah Ta’ala semata, diiringi terbentuknya jiwa oleh sikap hanya menuhankan Allah Ta’ala saja. Karena yang namanya Tuhan adalah sesuatu yang hati manusia condong kepadanya dengan penuh rasa cinta dengan meng-agungkan dan membesarkannya, tunduk dan pasrah secara total serta menghamba kepadaNya. Allah Ta’ala wajib dicintai karena DzatNya sendiri,sedangkan yang selain Allah Ta’ala dicintai hanya sebagai konsekuensi dari rasa cinta kepada Allah Ta’ala. Jamah Jum’ah yang berbahagia. Dalam Sunan At-Tirmidzi dan lain-lain, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: أَوْثَقُ عُرَى اْلإِيْمَانِ الْحُبُّ فِي اللهِ وَالْبُغْضُ فِي اللهِ. (رواه الترمذي). “Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR.At Tirmidzi) Dalam riwayat lain, Rasulullah juga bersabda: مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ اْلإِيْمَانَ. (رواه أبو داود والترمذي وقال حديث حسن). “Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna Imannya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi, ia mengatakan hadits hasan) Jamaah Jum’ah yang berbahagia. Dari dua hadits di atas kita bisa mengetahui bahwa kita harus memberikan kecintaan dan kesetiaan kita hanya kepada Allah semata. Kita harus mencintai terhadap sesuatu yang dicintai Allah, membenci terhadap segala yang dibenci Allah, ridla kepada apa yang diridlai Allah, tidak ridla kepada yang tidak diridlai Allah, memerintahkan kepada apa yang diperintahkan Allah, mencegah segala yang dicegah Allah, memberi kepada orang yang Allah cintai untuk memberikan dan tidak memberikan kepada orang yang Allah tidak suka jika ia diberi. Jamaah Jum’ah yang dimuliakan Allah. Dalam pengertian menurut syariat, dimaksud dengan al-hubbu fillah (mencintai karena Allah) adalah mencurahkan kasih sayang dan kecintaan kepada orang –orang yang beriman dan taat kepada Allah ta’ala karena keimanan dan ketaatan yang mereka lakukan. Sedangkan yang dimaksud dengan al-bughdu fillah (benci karena Allah) adalah mencurahkan ketidaksukaan dan kebencian kepada orang-orang yang mempersekutukanNya dan kepada orang-orang yang keluar dari ketaatan kepadaNya dikarenakan mereka telah melakukan perbuatan yang mendatangkan kemarahan dan kebencian Allah, meskipun mereka itu adalah orang-orang yang dekat hubungan dengan kita, sebagaimana firman Allah Ta’ala: “Kamu tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling kasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekalipun orang orang itu bapak-bapak, anak-anak sauadara-saudara ataupun saudara keluarga mereka.” (Al-Mujadalah: 22) Jamaah Jum’ah yang berbahagia…… Jadi, para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in serta pengikut mereka di seluruh penjuru dunia adalah orang-orang yang lebih berhak untuk kita cintai (meskipun kita tidak punya hubungan apa-apa dengan mereka), dari pada orang-orang yang dekat dengan kita seperti tetangga kita, orang tua kita, anak-anak kita sendiri, saudara-saudara kita, ataupun saudara kita yang lain, apabila mereka itu membenci, memusuhi dan menentang Allah dan RasulNya dan tidak melakukan ketaatan kepada Allah dan RasulNya maka kita tidak berhak untuk mencintai melebihi orang-orang yang berjalan di atas al-haq dan orang yang selalu taat kepada Allah dan rasulNya. Demikian juga kecintaan dan kebencian yang tidak disyari’atkan adalah yang tidak berpedoman pada kitabullah dan sunnah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Dan hal ini bermacam-macam jenisnya di antaranya adalah: kecintaan dan kebencian yang dimotifasi oleh harta kekayaan, derajat dan kedudukan, suku bangsa, ketampanan, kefakiran, kekeluargaan dan lain-lain, tanpa memperdulikan norma-norma agama yang telah digariskan oleh Allah Ta’ala Jamaah Jum’ah yang berbahagia ... Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata “Bahwasannya seorang mukmin wajib dicurahkan kepadanya kecintaan dan kasih sayang meskipun mendhalimi dan menganggu kamu, dan seorang kafir wajib dicurahkan kepadanya kebencian dan permusuhan meskipun selalu memberi dan berbuat baik kepadamu.” Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah ... Sesuai dengan apa yang di katakan oleh Syakhul Islam Ibnu Taimiyah, marilah kita berlindung kepada Dzat yang membolak-balikkan hati, supaya hati kita dipatri dengan kecintaan dan kebencian yang disyariatkan oleh Allah dan RasulNya. Karena kadang orang-orang yang menentang Allah di sekitar kita lebih baik sikapnya terhadap kita dari pada orang-orang yang beriman kepada Allah, sehingga kita lupa dan lebih mencintai orang-orang kafir dari pada orang-orang yang beriman. Naudzubilla min dzalik. Jama’ah Jum’ah yang berbahagia ... Dalam pandangan ahlusunnah wal jamaah kadar kecintaan dan kebencian yang harus dicurahkan terbagi menjadi tiga kelompok: Orang-orang yang dicurahkan kepadanya kasih sayang dan kecintaan secara utuh. Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, melaksanakan ajaran Islam dan tonggak-tonggaknya dengan ilmu dan keyakinan yang teguh . Mereka adalah orang-orang yang mengikhlaskan segala perbuatan dan ucapannya untuk Allah semata. Mereka adalah orang-orang yang tunduk lagi patuh terhadap perintah-perintah Allah dan RasulNya serta menahan diri dari segala yng dilarang oleh Allah dan Rasulnya. Mereka adalah orang-orang yang mencurahkan kecintaan, kewala’an, kebencian dan permusuhan karena Allah ta’ala serta mendahulukan perkataan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam atas yang lainnya siapapun orangnya. Orang-orang yang dicintai dari satu sisi dan dibenci dari sisi lainnya. Mereka adalah orang yang mencampuradukan antara amalan yang baik dengan amalan yang buruk, maka mereka dicintai dan dikasihani dengan kadar kebaikan yang ada pada diri mereka sendiri, dan dibenci serta dimusuhi sesuai dengan kadar kejelekan yang ada pada diri mereka. Dalam hal ini kita harus dapat memilah-milah, seperti muamalah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam terhadap seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Himar. Saat itu Abdulllah bin Himar dalam keadaan minum khamr maka dibawalah dia kehadapan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, tiba-tiba sorang laki-laki melaknatnya kemudian berkata: “betapa sering dia didatangkan kehadapan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dalam keadaan mabuk.” Rasulullah bersabda: “janganlah engkau melaknatnya. Sesungguhnya dia adalah orang yang cinta kepada Allah dan RasulNya (Shohih Al-Bukhari kitab Al-Hudud). Pada hal jama’ah yang berbahagia, dalam riwayat Abu Dawud dalam kitab Al-Asyribah juz 4 yang dishahihkan oleh Al-Bani dalam shahih Al-Jami Ash Shaghir hadits nomer 4967 Rasulullah n melaknat khamr, orang yang meminumnya, orang yang menjualnya, orang yang memerasnya dan orang yang minta diperaskan, orang yang membawanya dan orang yang dibawakan khamr kepadanya. Ma’asyiral muslimin rahimakumullah ... adapun yang ketiga Orang–orang yang dicurahkan kebencian dan permusuhan kepadanya secara utuh. Mereka adalah orang yang tidak beriman kepada rukun iman dan orang yang mengingkari rukun Islam baik sebagian atau keseluruhan dengan rasa mantap, orang yang mengingkari asma’ wa sifat Allah ta’ala, atau orang yang meleburkan diri dengan ahlu bida’ yang sesat dan menyesatkan, atau orang yang melakukan hal-hal yang membatalkan keIslamannya. Terhadap orang ini wajib bagi kita untuk membenci secara utuh, karena mereka adalah musuh Allah dan RasulNya Shalallaahu alaihi wasalam. Sidang Jumah yang dimuliakan Allah Ada beberapa faktor yang dapat mengkokohkan kecintaan dijalan Allah, antara lain: Memberitahukan kepada orang yang dicintai bahwa kita mencintai karena Allah ta’ala. Diriwayatkan dari Abu Dzar Radhiallaahu anhu, bahwa ia mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ صَاحِبَهُ فَلْيَأْتِ فِيْ مَنْزِلِهِ فَلْيُخْبِرْهُ أَنَّهُ يُحِبُّهُ فِي اللهِ تَعَالَى. (رواه ابن المبارك في الزهد، 712). “Apabila ada seorang dari kalian mencintai temannya hendaklah dia datangi rumahnya dan mengkhabarinya bahwa ia mencintainya (seorang teman tadi) kerena Allah Ta’ala.” (HR.Ibnul Mubarok dalam kitab Az-Zuhdu, hal 712 dengan sanad shohih) Saling memberi hadiah Rasulullah bersabda dalam riwayat Abu Hurairah Radhiallaahu anhu: تَهَادَوْا تَحَابُّوْا. (رواه البخاري في الأدب المفرد 120 والبيهقي، 6/169، وسنده حسن). “Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Al-Bukhari dalam kitab Adabul Mufrod, hal 120 dan Baihaqi 6/169 dengan sanad hasan) Saling mengunjungi Rasulullah bersabda dalam riwayat Abu Hurairah . يَا أَبَا هُرَيْرَةَ! زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا. (رواه الطبراني والبيهقي، سنده صحيح). “Wahai Abu Hurairah! berkunjunglah engkau dengan baik tidak terlalu sering dan terlalu jarang, niscaya akan bertambah sesuatu dengan kecintaan.” (HR.Thabrani dan Baihaqi dengan sanad yang shahih) Saling menyebarkan salam. لاَ تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا وَلاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ، أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ. (رواه مسلم، 2/35). “Tidaklah kalian masuk Surga sehingga kalian beriman, tidakkah kalian beriman sehingga kalian saling mencintai, Maukah kamu aku tunjukkan tentang sesuatu yang apabila kalian melakukan-nya akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim 2/35). Meninggalkan dosa-dosa. Dalam hal ini Rasulullah bersabda: مَا تَوَادَّ اثْنَانِ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَوْ فِي اْلإِسْلاَمِ فَيَفْرُقُ بَيْنَهُمَا إِلاَّ بِذَنْبٍ يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا. (رواه البخاري في الأدب المفرد ص 84 وهو حديث حسن). “Tidaklah dua orang yang saling mencintai karena Allah atau karena Islam kemudian berpisah kecuali salah satu dari ke duanya telah melakukan dosa.” (HR. Al-Bukhari dalam kitabnya Al-Adab AlMufrad hal.84) Meninggalkan perbuatan ghibah (membicarakan sesuatu tentang saudaranya di saat tidak ada, dan jika saudaranya tersebut mendengarkan dia marah-marah atau tidak suka) Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan (ghibah) sebagian yang lain,sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentunya kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat:12) بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. Khutbah kedua إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. Jama’ah Jum’at yang berbahagia ... Kewajiban saling mencintai dijalan Allah bukanlah suatu perintah yang tidak membawa hasil apa-apa. Tetapi Allah memerintahkan sesuatu itu pasti ada buahnya dan hasilnya. Buah dan hasil dari saling mencintai di jalan Allah di antaranya adalah: Mendapatkan kecintaan Allah. Mendapatkan Kemuliaan dari Allah. Mendapatkan naungan Arsy Allah di hari kiamat, pada saat tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Merasakan manisnya iman. Meraih kesempurnaan iman. Masuk Surga Jama’ah Jum’ah yang berbahagia Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang tunduk patuh hanya kepada Allah. Semoga kecintaan dan kebencian kita selalu sesuai dengan apa yang telah disyariatkan oleh Allah dan RasulNya n. Apalagi yang kita harapkan kecuali mendapatkan kecintaan dari Allah, mendapatkan kemuliaan dari Allah, mendapatkan naungan ‘Arsy Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naunganNya, meraih manisnya Iman, mendapatkan kesempurnaan iman dan masuk ke dalam SurgaNya yang tinggi. Semoga Allah selalu memberkahi dan merahmati kita. Amiin. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. Oleh: Ramaisha Ummu Hafidz

Pandangan Cinta Dalam Islam - Mencintai Karena Allah

Pandangan Cinta Dalam Islam - Mencintai Karena Allah 3 Maret 2013 pukul 19:56 Berikut adalah kumpulan Tweet tentang Pandangan Cinta Dalam Islam oleh Imints Fasta Islam memandang cinta seperti iman. Karena mencintai adalah bagian dari sifat orang yg beriman Karena Cinta adalah Iman maka harus diungkapkan dengan lisan, diyakini di hati dan dibuktikan dengan tindakan Mengucapkan Cinta pada orang yg kita cintai itu sunnah, Karena Rosulullah menganjurkannya. Namun ada aturannya.. Pengucapan cinta ditujukan kepada yg sudah halal | kepada teman yg dikagumi kesolehannya | kepada orang tua. Tentunya cinta karena Allah Islam sangat menjaga kesucian cinta shingga tidak ada pacaran sebelum menikah. Maka jangan kotori dirimu dengan cinta yg tak halal bagimu Tak perlu pacaran | jodoh sudah diatur | yg terpenting kita menata diri menjadi orang yg baik Insya Allah jodoh kita pun baik Cinta dalam islam berhulu iman, bermuara taqwa, yg mengalir ketulusan dan kejujuran. Yg berpegang pada kesetiaan dari sejuta pengorbanan Cinta bukan karena dorongan nafsu akan tetapi datangnya dari iman di dalam diri yg mengedepankan akhlak mulia dan ketaqwaan pada Allah Cinta atas dasar nafsu takkan mendatangkan kebahagiaan dan ketenteraman di jiwa, kecuali kesengsaraan dan kehinaan yg berkepanjangan Mencintai seseorang karena ketaqwaan kita pada Allah adalah sebenar-benarnya cinta. Disinilah letaknya kebahagiaan dalam cinta Hakikat dari cinta itu pemberian seutuhnya dirimu kepada yg kau cintai sehingga tak ada satu pun yg tersisa dari dirimu Karena hakikat cinta adalah pemberian seutuhnya dirimu pada pasanganmu maka tidak ada yg perlu ditutup-tutupi lagi darimu Jika telah menikah, milikmu adalah milik pasangan halalmu | tidak ada yg harus disimpan-simpan | harus saling terbuka Jika seorang lelaki mencintai seorang wanita maka melamarnya untuk dijadikan isteri adalah bentuk dari pembuktian cintanya Pacaran itu ujung-ujungnya hanya menyakiti wanita dan mendekatkan diri pada kemaksiatan yg lebih besar | akhirnya wanita yg dirugikan Jika menyukai, segera menikahi. Kalau belum mampu, cukuplah mencintai dalam diam. Demi menjaga kesucian dirimu dan kesucian dirinya Ali dan Fatimah adalah contoh dari orang yg mencintai dalam diam. mereka saling mencinta namun mereka menjaga hingga indah pada waktunya Jika kita tidak bisa memiliki orang yg kita cintai dalam diam, yakinlah bahwa Allah telah mempersiapkan yg terbaik untuk kita Allah akan memberikan pasangan jiwa yg sesuai dgn perangai kita | jika ingin dapat yg baik, jadilah orang baik | (baca QS An-Nur: 26) Adapun bila pasangan kita buruk maka itu adalah ujian bagi kita untuk menjadi hamba-Nya yg sabar. Dan surgalah tempat mereka yg bersabar Ingatlah bahwa cinta sejati hanyalah milik Allah.. Cinta manusia hanya akan membuatmu terluka. Maka cintailah manusia karena Allah Jika kita mencintai seseorang karena Allah maka kita akan bisa memaafkan kesalahan yg dilakukan olehnya | Manusia tak luput dari salah | Setiap orang yg kau cintai pasti akan memiliki kesalahan Cintailah sekedar saja kerna bisa jadi engkau akan benci. Bencilah sekedar saja kerna bisa jadi kau akan cinta (Maksud hadits) Mencinta sekedar saja tidak akan membuatmu merasa kehilangan yg teramat sangat saat orang yg kau cintai meninggalkanmu Mencintai dengan berlebihan akan membuatmu begitu sakit saat yg kau cintai pergi meninggalkanmu | Di dunia tak ada yg abadi Hanya cinta Allah yg abadi maka cintailah cintamu karena-Nya agar cintamu abadi hingga dipertemukan di akhirat kelak Cinta karena Allah adalah cinta yg membuat engkau semakin dekat dengan Allah. Bersamanya engkau bisa merasakan manisnya iman Carilah cinta yg bersama-Nya bertambah keimananmu dan yg bisa memuliakan dirimu dan menjaga kehormatanmu Cinta sejati yakni cinta yg dapat membawamu menuju tepian hakiki, yakni surga yg mengalir sungai-sungai Sebesar apa pun cinta kita kepada Allah, lebih besar cinta-Nya kepada kita. Maka jagalah kesucian cinta dengan menaati aturan-Nya semoga kita semua adalah hamba-hamba yg mampu menjaga kesucian diri dengan menjunjung tinggi aturan cinta dalam islam

˚ﷲ♥♥MENCINTAI KARENA ALLAH˚ﷲ♥♥

بِسْـــــــمِ أللَّهِ ألرَّحْمَنِ ألرَّحِيْ Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Azza Wajalla, yang telah menganugerakan rasa cinta dan benci dihati para makhluk-Nya. Dan hanya Dia pulalah yang berhak mengatur kepada siapakah kita harus mencintai dan kepada siapa... pula kita Cinta yang paling tinggi dan paling wajib serta yang paling bermanfaat mutlak adalah cinta kepada Allah Ta’ala semata, diiringi terbentuknya jiwa oleh sikap hanya menuhankan Allah Ta’ala saja. Karena yang namanya Tuhan adalah sesuatu yang hati manusia condong kepadaNya dengan penuh rasa cinta dengan meng-agungkan dan membesarkanNya, tunduk dan pasrah secara total serta menghamba kepadaNya. Allah Ta’ala wajib dicintai karena DzatNya sendiri, sedangkan yang selain Allah dicintai hanya sebagai konsekuensi dari rasa cinta kepada Allah Subhana Wa Ta’ala. Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda : “Tali iman yang paling kuat adalah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.” (HR. At-Tirmidzi). “Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna Imannya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi). Dari dua hadits di atas kita bisa mengetahui bahwa kita harus memberikan kecintaan dan kesetiaan kita hanya kepada Allah semata. Kita harus mencintai terhadap sesuatu yang dicintai Allah, membenci terhadap segala yang dibenci Allah, ridla kepada apa yang diridlai Allah, tidak ridla kepada yang tidak diridlai Allah, memerintahkan kepada apa yang diperintahkan Allah, mencegah segala yang dicegah Allah, memberi kepada orang yang Allah cintai untuk memberikan dan tidak memberikan kepada orang yang Allah tidak suka jika ia diberi. Dalam pengertian menurut syariat, dimaksud dengan al-hubbu fillah (mencintai karena Allah) adalah mencurahkan kasih sayang dan kecintaan kepada orang –orang yang beriman dan taat kepada Allah ta’ala karena keimanan dan ketaatan yang mereka lakukan.Sedangkan yang dimaksud dengan al-bughdu fillah (benci karena Allah) adalah mencurahkan ketidaksukaan dan kebencian kepada orang-orang yang mempersekutukanNya dan kepada orang-orang yang keluar dari ketaatan kepadaNya dikarenakan mereka telah melakukan perbuatan yang mendatangkan kemarahan dan kebencian Allah, meskipun mereka itu adalah orang-orang yang dekat hubungan dengan kita, sebagaimana firman Allah Ta’ala: “Kamu tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling kasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang orang itu bapak-bapak, anak-anak sauadara-saudara ataupun saudara keluarga mereka.” (QS. Al-Mujadalah:22) Jadi, para sahabat, tabi’in, serta pengikut mereka di seluruh penjuru dunia adalah orang-orang yang lebih berhak untuk kita cintai (meskipun kita tidak punya hubungan apa-apa dengan mereka), dari pada orang-orang yang dekat dengan kita seperti tetangga kita, orang tua kita, anak-anak kita sendiri, saudara-saudara kita, ataupun saudara kita yang lain, apabila mereka itu membenci, memusuhi dan menentang Allah dan RasulNya dan tidak melakukan ketaatan kepada Allah dan RasulNya maka kita tidak berhak untuk mencintai melebihi orang-orang yang berjalan di atas al-haq dan orang yang selalu taat kepada Allah dan rasulNya. Demikian juga kecintaan dan kebencian yang tidak disyari’atkan adalah yang tidak berpedoman pada kitabullah dan sunnah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Dan hal ini bermacam-macam jenisnya di antaranya adalah: kecintaan dan kebencian yang dimotifasi oleh harta kekayaan, derajat dan kedudukan, suku bangsa, kecantikan, kefakiran, kekeluargaan dan lain-lain, tanpa memperdulikan norma-norma agama yang telah digariskan oleh Allah Ta’ala Ada beberapa faktor yang dapat mengkokohkan kecintaan dijalan Allah, antara lain: 1]. Memberitahukan kepada orang yang dicintai bahwa kita mencintai karena Allah Subhana Wa Ta’ala. Diriwayatkan dari Abu Dzar Radhiallaahu anhu, bahwa ia mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: “Apabila ada seorang dari kalian mencintai temannya hendaklah dia datangi rumahnya dan mengkhabarinya bahwa ia mencintainya (seorang teman tadi) kerena Allah Ta’ala.” (HR. Ibnul Mubarok dalam kitab Az-Zuhdu, hal 712 dengan sanad shahih) 2]. Saling memberi hadiah. Rasulullah Saw bersabda dalam riwayat Abu Hurairah Radhiallaahu anhu: “Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Al-Bukhari dalam kitab Adabul Mufrod, hal 120 dan Baihaqi 6/169 dengan sanad hasan) 3]. Saling mengunjungi. Rasulullah bersabda dalam riwayat Abu Hurairah Radhiallaahu anhu: “Wahai Abu Hurairah! berkunjunglah engkau dengan baik tidak terlalu sering dan terlalu jarang, niscaya akan bertambah sesuatu dengan kecintaan.” (HR.Thabrani dan Baihaqi dengan sanad yang shahih) 4]. Saling menyebarkan salam. Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda : “Tidaklah kalian masuk Surga sehingga kalian beriman, tidakkah kalian beriman sehingga kalian saling mencintai, Maukah kamu aku tunjukkan tentang sesuatu yang apabila kalian melakukan-nya akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim 2/35). 5]. Meninggalkan dosa-dosa. Dalam hal ini Rasulullah bersabda: “Tidaklah dua orang yang saling mencintai karena Allah atau karena Islam kemudian berpisah kecuali salah satu dari ke duanya telah melakukan dosa.” (HR. Bukhari) 6]. Meninggalkan perbuatan ghibah. Allah Subhana Wa Ta'ala berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan (ghibah) sebagian yang lain,sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentunya kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat:12) Kewajiban saling mencintai dijalan Allah bukanlah suatu perintah yang tidak membawa hasil apa-apa. Tetapi Allah memerintahkan sesuatu itu pasti ada buahnya dan hasilnya. Buah dan hasil dari saling mencintai di jalan Allah di antaranya adalah: * Mendapatkan kecintaan Allah. * Mendapatkan Kemuliaan dari Allah. * Mendapatkan naungan Allah di hari kiamat, pada saat tidak ada naungan kecuali naungan Allah. * Merasakan manisnya Iman. * Meraih kesempurnaan Iman. * Masuk Syurga. Ada sebuah bait: ♥ Cintailah Dia Hanya Karena Allah ♥ Mencintai seseorang atau suatu kadang bisa membuat kita lupa makna hakikat dari apa yang kita cintai, siapa yang pernah menciptakannya, menjadikannya hadir di dunia ini, membuatnya ada tampil seperti sekarang ini. Adalah Allah yang telah menjadikannya Tampan dan Manis, Imut-imut dan Lugu, Penuh Kharisma dan Wibawa, inilah yang bisa meruntuhkan dinding-dinding keangkuhan kita pada makhluk yang namanya laki-laki. Tapi ketahuilah kita tak akan pernah rugi kalau mencintainya karena Allah, karena sampai kapanpun, apapun cuma Allah yang kelak akan membukakan hatinya untuk kita, menyayangi kita, dan peduli tentang kita. Maka dari itu, cintai dia karena Allah. Maka kita Tidak akan kecewa sampai kapanpun...^__^ Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang tunduk patuh hanya kepada Allah. Semoga kecintaan dan kebencian kita selalu sesuai dengan apa yang telah disyariatkan oleh Allah dan RasulNya. Apalagi yang kita harapkan kecuali mendapatkan kecintaan dari Allah, mendapatkan kemuliaan dari Allah, mendapatkan naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda: Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu Pemimpin yang adil; Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah semasa hidupnya; Seseorang yang hatinya senantiasa terpaut dengan Masjid; Dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah kerena Allah; Seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan yang cantik dan berkedudukan untuk berzina tetapi dia berkata, “Aku takut kepada Allah!”; Seorang yang memberi sedekah tetapi dia merahasiakannya seolah-olah tangan kanannya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kirinya; dan seseorang yang mengingat Allah di waktu sunyi sehingga bercucuran air matanya. (HR. Bukhari dan Muslim). Dan selalu meraih manisnya Iman, mendapatkan kesempurnaan Iman dan masuk ke dalam Syurga-Nya yang tinggi. Semoga Allah selalu memberkahi dan merahmati kita. Aamiin... Semoga bermanfaat Insya Allah... Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir قبل أن تكتب لي الحلال (Sebelum Engkau Halal BagiKu) https://www.facebook.com/pages/Sebelum-Engkau-Halal-BagiKu/138509376220354 JOIN PAGE https://www.facebook.com/pages/Untukmu-Calon-Imamku-yang-Tertulis-Di-Lauhul-Mahfudz/169617539766615 JOIN PAGE:Istikharah Cinta https://www.facebook.com/pages/Istikharah-Cinta/196481140380700 JOIN PAGE ღTasbih Muslimah Di Atas Sajadahღ https://www.facebook.com/pages/%E1%83%A6Tasbih-Muslimah-Di-Atas-Sajadah%E1%83%A6/218383708193379 JOIN PAGE https://www.facebook.com/pages/Muslimah-Sholehah/162855667087038 (Sebelum Engkau Halal BagiKu) Di Persilahkan Bagi yg Mau Tag,tag sendiri ataupun Share, Bantu saudara kita yg mau minta tag.

Rabu, 13 Agustus 2014

pandangan tentang pacaran

Hukum Pacaran Menurut Agama Islam Beserta Dalilnya Assalamu'alaikum Wr. Wb Memang larangan mengenai pacaran di dalam Islam tidak dibahas secara gamblang. Mungkin itulah salah satu faktor yang mengakibatkan kebanyakan orang awam tidak dapat menerima atas hukum pelarangan pacaran ini. Namun, dalam dunia dakwah islam, larangan pacaran adalah hal yang sudah sangat dimengerti, maka aneh sekali manakala ada seseorang yang mengaku sebagai aktivis dakwah islam, namun ia tetap melakukan pacaran. Meskipun tidak dijelaskan secara gamblang, namun banyak sekali dalil yang dapat dijadikan sebagai rujukan untuk pelarangan aktifitas pacaran tersebut. Telah sama-sama kita ketahui bahwa Islam adalah agama yang mengharamkan perbuatan zina, termasuk juga perbuatan yang MENDEKATI ZINA. "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra, 17 : 32) Apa saja perbuatan yang tergolong MENDEKATI ZINA itu? Diantaranya adalah: saling memandang, merajuk atau manja, bersentuhan (berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, dll), berdua-duaan, dll. Karena unsur-unsur ini dilarang dalam agama Islam, maka tentu saja hal-hal yang di dalamnya terdapat unsur tersebut adalah dilarang. Termasuk aktifitas yang namanya "PACARAN" Hal ini sebagaimana telah disebutkan dalam hadits berikut: Dari Ibnu Abbas r.a. dikatakan: "Tidak ada yang ku perhitungkan lebih menjelaskan tentang dosa-dosa kecil dari pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Allah telah menentukan bagi anak Adam bagiannya dari zina yang pasti dia lakukan. Zinanya mata adalah melihat (dengan syahwat), zinanya lidah adalah mengucapkan (dengan syahwat), zinanya hati adalah mengharap dan menginginkan (pemenuhan nafsu syahwat), maka farji (kemaluan) yang membenarkan atau mendustakannya." (HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim) Dalil di atas kemudian juga diperkuat lagi oleh beberapa hadits dan ayat Al-Qur'an berikut: "Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali bersama mahramnya." (HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim) "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah seorang laki-laki sendirian dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaitan." (HR. Imam Ahmad) "Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (Hadist Hasan, Thabrani dalam Mu'jam Kabir 20/174/386) "Demi Allah, tangan Rasulallah SAW tidak pernah menyentuh tangan wanita (bukan mahram) sama sekali meskipun dalam keadaan memba'iat. Beliau tidak memba'iat mereka kecuali dengan mangatakan: "Saya ba'iat kalian." (HR. Al-Bukhari) "Sesungguhnya saya tidak berjabat tangan dengan wanita." (HR. Malik, Nasa'i, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad) Telah berkata Aisyah r.a. "Demi Allah, sekali-kali dia (Rasul) tidak pernah menyentuh tangan wanita (bukan mahram) melainkan dia hanya membai'atnya (mengambil janji) dengan perkataaan." (HR. Al-Bukhari dan Ibnu Majah). "Wahai Ali, janganlah engkau meneruskan pandangan haram (yang tidak sengaja) dengan pandangan yang lain. Karena pandangan yang pertama mubah untukmu. Namun yang kedua adalah haram." (HR. Abu Dawud, Ath-Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-Albani) "Pandangan itu adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Maka barang siapa yang memalingkan (menundukan) pandangannya dari kecantikan seorang wanita, ikhlas karena Allah, maka Allah akan memberikan di hatinya kelezatan sampai pada hari Kiamat." (HR. Imam Ahmad) Dari Jarir bin Abdullah r.a. dikatakan: "Aku bertanya kepada Rasulallah SAW tentang memandang (lawan-jenis) yang (membangkitkan syahwat) tanpa disengaja. Lalu beliau memerintahkan aku mengalihkan (menundukan) pandanganku." (HR. Imam Muslim) "Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidak-lah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (merendahkan suara) dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik." (QS. Al-Ahzab, 33 : 32) Demikianlah yang dapat saya tulis, semoga bermanfaat. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

pandangan islam mengenai sms an dengan lawan jenis

SMSAN DENGAN LAWAN JENIS assalamu'alaikum... Berkirim sms, chatting dan telepon antara laki-laki dan perempuan secara umum diperbolehkan untuk hal-hal yang tidak dilarang agama, seperti dalam hal pekerjaan, pendidikan, perdagangan dan lain-lain. Hal itu dibolehkan karena masing-masing orang membutuhkan informasi untuk menjalin hubungan bisnis atau menyampaikan informasi kepada orang lain, hanya kebetulan orang yang dihubungi tersebut adalah lawan jenis. Jadi, wanita dibolehkan mengirim sms atau menelepon temannya yang bukan mahram untuk hal-hal yang tidak dilarang dan tidak bertentangan dengan agama, demikian pula sebaliknya. Tetapi pembolehan ini sebatas kebutuhan tersebut saja. Dengan kata lain, komunikasi via sms, telepon, email dan sebagainya hukumnya bisa menjadi haram apabila: 1. dilakukan secara terus-menerus (berulang kali); 2. melibatkan hati dan perasaaan suka pada lawan jenis; 3. menggunakan suara yang mengandung unsur kemesraan; 4. mengarah kepada perbuatan zina; dan 5. (bagi wanita) tanpa sepengetahuan suami. Mengapa suatu hal yang asalnya boleh bisa menjadi terlarang? Jawabannya: laki-laki dan perempuan memiliki daya tarik syahwat antara satu dengan yang lain. Seseorang yang mengirim sms atau menelpon lawan jenis untuk suatu keperluan pada awalnya melakukannya dengan cara biasa-biasa saja, namun setelah hal itu dilakukan secara terus-menerus setan pun mulai memainkan peran menjadi orang ketiga di antara mereka. Setan dengan giat menggoda, memengaruhi, menghiasi dan mempoles seolah-olah hubungan tersebut baik. Bila godaan ini dibiarkan, maka cepat atau lambat setan akan menuai hasil dari usahanya. Allah Swt. berfirman, yang terjemahannya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang nampak dari padanya”. (QS. An-Nuur : 30-31) Dakwah pada Lawan Jenis Islam mengajak umatnya untuk berdakwah menuju iman dan peningkatan ketakwaan kepada manusia tanpa membeda-bedakan suku dan jenis kelamin. Berdakwa melalui sms, internet dan sebagainya diperbolehkan agama. Namun semua itu harus sesuai dengan tata cara yang telah digariskan dalam agama. Adapun chating, sms, email, dan lain-lain, bila bertentangan dengan agama sudah pasti dilarang. Maka tidak ada alasan bagi seseorang untuk chatting dengan isteri atau suami orang lain, karena setan lebih halus dari virus. Kalau memang isteri atau suami orang itu mau didakwahkan, maka harus dilakukan di depan umum atau di depan mahram atau muhrimnya. Semoga niat baik kita untuk berdakwah diterima oleh Allah Swt, menjadikan diri kita semakin bertakwa dan menjadi pintu hidayah bagi orang yang kita ajak kepada Islam. Wallahu Ta’ala a’lam. smga bermanfaat... wassalam...

sms an dengan lawan jenis

Konsultasi » Bagaimana Bersahabat /Berteman dengan Lawan Jenis? Syifa Al Wafa – Senin, 30 Rabiul Awwal 1429 H / 7 April 2008 05:25 WIB Berita Terkait Assalamu’alaikum…. Saya punya beberapa sahabat, dan salah satu dari mereka adalah seorang lelaki. Saya sudah menganggap dia seperti kakak kandung saya sendiri, beliau pun menganggap saya seperti itu. Di satu sisi teman- teman saya yang lain menganggap kalau kita mempunyai hubungan khusus. Padahal sama sekali tidak… Pertanyaan saya: 1.Apakah saya salah mempunyai sahabat ikhwan? 2.Bagaimana menjelaskan kepada teman-teman saya agar mereka bisa memahami saya? Terima kasih… Wassalamu’alaikum… Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Adik Syifa, wah…Ibu dalam satu sisi ikut bersyukur bahwa Adik ternyata punya sahabat yang banyak. Ini menunjukkan bahwa Adik punya kemampuan bergaul yang baik. Ternyata salah satu sahabat Adik Syifa adalah ikhwan/ laki-laki. Pertanyaan Adik apakah boleh bersahabat dengan ikhwan menurut Ibu, boleh saja punya kenalan dari seluruh penjuru dunia termasuk laki-laki (ikhwan) maupun perempuan (akhwat). Allah menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku adalah untuk saling mengenal. Namun ingat, ada batas-batas pergaulan kalau itu menyangkut hubungan dengan lawan jenis. Kalau ada batas-batas yang berlebihan, misalnya ”lebih intens”, ”lebih dekat”, dan kecenderungan yang lain, maka wajar jika muncul persepsi yang negatif. Sebenarnya persepsi orang lain muncul karena masuknya informasi-informasi inderawi pada mereka; mungkin dari mendengar, melihat dan sebagainya. Nah, ibaratnya gajah di pelupuk mata tak tampak, tetapi kuman di seberang lautan tampak, ada baiknya Adik Syifa banyak mencari umpan balik dari orang lain tentang sikap-sikap pergaulan Adik selama ini. Jangan biarkan muncul peluang su’udzon pada orang lain. Ada sebuah kisah Rasulullah SAW suatu waktu berjalan bersama salah satu isteri beliau. Di tengah jalan bertemu dengan sahabat. Ketika sahabat ini telah berpapasan dengan Rasulullah SAW maka tiba-tiba beliau berbalik dan memberitahu sahabat tadi bahwa wanita yang bersama beliau adalah isteri Rasululullah SAW. Mengapa ini beliau lakukan? Ya, karena Rasulullah SAW tidak ingin sahabat tadi su’udzon. Subhanallah..!!! Adik syifa, batas-batas pergaulan perempuan dengan laki-laki misalnya menutup aurat, tidak berkhalwat/ berduaan, tidak berbicara lembut/ usahakan tegas dalam berbicara, menjauhi ikhtilat. Memang kadang derivasinya banyak, seperti sering telpon, sms, chating, yang kemudian menimbulkan fitnah. Yang Adik perlu lakukan bukan sekedar penjelasan pada teman-teman namun juga perlu diikuti dengan bukti-bukti nyata. Menurut Ibu jangan membuka peluang terjadinya fitnah. Syariatkan menjelaskan bahwa mendekati zina saja tidak boleh, apalagi berzina. Salah satu zina hati adalah memikirkan, zina mata adalah memandang, dan seterusnya. Semoga Adik tidak salah paham dengan penjelasan Ibu di atas. Ibu yakin Adik Syifa tahu batas-batas pergaulan. OK? Sukses dan tetap shalihat! Wallahu a’lam bissshawab. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Ibu Urba...

lagu untuk ku

Tanpa Judul Saat ku merasa sedih Kaulah palung hati Saat ku merasa piluh Kaulah pelengkap hidupku Berjanji padaku Kaukan temaniku Disetiap jejak Langkah langkah ku Jika Kau sayangi aku Mengerti diriku Bila Kau Cintai aku Tetaplah disisiku Kau tak akan terganti Tetap dalam hati Kau yang mengisi Lembar Hati ku Mungkin Ku tak pandai Merangkai kata kata Namun Ku ingin Dirimu Percaya Bahwa Hanyalah Dirimu lah yang buat Diriku Bahagia Mungkin Laguku ini Hanya yang bisa Ku persembahkan Kepada Dirimu Karena Setiap Bait Laguku ini Tersimpan Nama mu *** 

Senin, 11 Agustus 2014

cinta tanah air

CINTA TANAH AIR SEBAGIAN DARI IMAN, BENARKAH ? حُبُّ اْلوَطَنِ مِنَ اْلإِيْمَانِ “Cinta tanah air adalah sebagian dari iman” hadist ini adalah hadist maudhu’ sebagaimana disebutkan dalam kitab Silsilatu Ahaaditsu Ad-Dhaifah wal Maudhuah wa Atsarus Sayyi fil Ummah karya Syaikh Al-Bany Hadits ke 36. Edisi terjemahan, Silsilah Hadits Dhaif dan Maudhu jilid-1, cetakan Gema Insani Press. Imam Jalaluddin as-Suyuthi juga menjelaskan bahwa hadist ini derajadnya tidak diketahui [ad-Durar al-Muntatsirah Fii al-Ahaadiits al-Musytahirah karya imam Jalaluddin as-Suyuthi, tahqiq Syaikh Muhammad Luthfi ash-Shabbagh, hal.110, no.190] Banyak orang yang memakai hadist maudhu’ ini untuk memompa rasa patriotisme dan nasionalisme bangsa Indonesia. Dengan keyakinan bahwa hadis ini datang dari Rasulullah , ummat islam banyak yang membela mati-matian batas-batas negerinya tanpa memperdulikan diatas aturan apa negeri tersebut dibangun. Jika negeri tersebut dibangun atas dasar islam dan berusaha menerapkan syari’at islam disetiap lininya, maka wajib bagi ummat islam untuk membelanya. Akan tetapi jika negeri tersebut dibangun bukan diatas syari’at islam, melainkan syari’at kekufuran, maka bagi seorang muslim haram membela peperangan tersebut, karena peperangan yang tidak dijalan Allah adalah dijalan toghut. Di dunia ini hanya ada dua jalan, sabilullah dan sabilut toghut, tidak ada jalan yang ketiga. Allah Ta’ala berfirman : الَّذِينَ آَمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, Karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah. [ an Nisa’ : 76 ]. Ibnu Katsir menjelaskan : Orang-orang yang beriman berperang dalam ketaatan pada Allah dan keridhoan-Nya, dan orang-orang kafir berperang dalam ketaatan pada syetan. [ tafsir Ibnu Katsir ayat 76 ]. Jelaslah disini, jika seseorang cinta tanah air secara membabibuta, ia serahkan jiwa dan raga serta berperang karenanya tanpa berfikir pada kelompok manakah ia berperang, maka ia hanya akan dimanfaatkan setan untuk mengutkan kelompoknya. Cinta tanah air Islam Islam mengajarkan pada kita bahwa setiap bumi yang dikuasai ummat islam dan diterapkan syari’at islam adalah negeri islam. Dimanapun dan kapanpun berada. Tidak dibatasi warna kulit dan suku. Atau juga dibatasi oleh petak-petak tanah yang ditentukan oleh manusia. Dan jika ada sebuah syari’at islam diterapkan di negeri Islam kemudian diserang oleh musuh-musuh islam, wajib bagi ummatnya untuk membelanya. Dimulai dari yang terdekat yaitu rakyatnya, dan jika tidak mampu kewajiban tersebut meluas pada seluruh ummat islam di dunia. Ibnu Taimiyah berkata : فَالْعَدُوُّ الصَائِلُ الذِي يُفْسِدُ الدِيْنَ وَالدُّنْيَا لاَ شَيْءَ أَوْجَبُ بَعْدَ الْإِيْمَانِ مِنْ دَفْعِهِ Musuh yang menyerang yang merusak din dan dunia (ummat islam) tidak ada yang lebih wajib setelah iman kecuali menolaknya. [ Majmu’ fatawa 4/608 ] Bahkan empat imam madzhab sepakat jika musuh masuk negeri Islam tidak ada lagi ijin bagi seorang yang berhutang kepada yang dihutangi, anak kepada orang tuanya, istri kepada suaminya karena jihad pada waktu tersebut fardhu ‘ain. Hari ini, ketika bumi-bumi Islam dirampas oleh orang-orang kafir karena menerapkan syari’at Islam, wajib bagi setiap muslim untuk membelanya dengan berbagai kemampuan yang dimiliki. Lihatlah, bagaimana orang-orang Israel telah menjajah Palestina, Amerika dan sekutunya memerangi Afganistan dan Iraq, serta yang terbaru adalah merampas kembali Lembah swat dari kaum muslimin, maka wajib bagi kaum muslimin untuk membantu mereka. Jika masalahnya ketidakmampuan kita untuk pergi kesana, maka dengan harta atau minimal dengan do’a-do’a kita. Ibnu Taimiyah berkata : إِذَا دَخَلَ العَدُوُّ بِلاَدَ الْإِسْلاَمِ فَلاَ رَيْبَ أَنَّهُ يَجِبُ دَفْعُهُ عَلَى الْأَقْرَبِ فَالْأَقْرَب، إِذْ بِلاَدُ الْإِسْلاَمِِ كُلُّهَا بِمَنْزِلَةِ البَلْدَةِ الْوَاحِدَةِ، وَأَنَّهُ يَجِبُ النَفِيْرُ اِلَيْهِ بِلاَ إِذْنِ وَالِدٌ وَلاَ غَرِيْمٌ Jika musuh telah masuk negeri Islam, maka tidak diragukan lagi wajib untuk menolaknya dimulai dari yang dekat. Karena semua negeri Islam kedudukannya sebagaimana satu negeri. Dan bahwasanya wajib untuk pergi kemedan jihad tanpa izin orang tua,orang hutang pada yang dihutangi. [ Majmu’ fatawa 4/608 ]. Inilah yang disebut cinta tanah air Islam. Yaitu dengan membelanya jika diserang, membangun negerinya dengan amar ma’ruf dan nahyu munkar, serta selalu menasehati pemimpinnya jika menjauh dari syari’at islam. Jadi standartnya bukan sebuah isme tertentu, dengan menuduh orang yang tidak cocok dianggap tidak cinta tanah air, jelas ini adalah pemikiran picik. Akan tetapi standartnya adalah syari’at Islam. Siapa yang cinta dan perusak tanah air Kalau kita perhatikan di sekeliling kita justru yang merusak tanah air sebenarnya orang-orang yang menggembar – gemborkan paham nasionalis. Yaitu mereka yang menyatakan dirinya sebagai pembela tanah air, pembela persatuan dan kesatuan. Bukankah kesyirikan dan kemaksiatan, kasus korupsi, proyek pembabatan hutan, pencemaran lingkungan, penindasan, kesewenang-wenangan dan yang lainnya dilakukan oleh mahluk yang menamakan dirinya nasionalis?, yang tiap tanggal 17 agustus khidmat merayakan hari kemerdekaan. Politikus yang gigih membela paham cinta tanah air. Padahal cinta tanah air tanpa didasari ilmu yang benar hanya akan menimbulkan kerusakan. Allah Ta’ala berfirman : ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). [ QS. Ar Ruum : 41 ] Imam At Tobari menjelaskan : Telah nampak kemaksiatan dimuka bumi dan lautnya disebabkan tangan manusia melanggar apa yang telah Allah larang darinya. [ Tafsir At Tobari pada ayat tersebut ]. Maka jelaslah, mereka bukan pencinta tanah air tetapi pecinta sistem yang berlaku pada tanah air tersebut.. Karena sistem yang mereka cintai memeberikan keleluasaan untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan dengan hukum yang berpihak pada kerakusan. Dengan penegak-penegak hukum yang bisa disogok. Mereka menyerukan pada rakyat untuk mencintai negeri ataupun negara dengan paham nasionalismenya, menyerukan persatuan, sampai menyebarkan hadis palsu. Tujuannya bukan kesejahteraan dan keadilan rakyat tapi keuntungan pribadi, kelompok atau golongan. Nasionalisme hanya dijadikan alat saja. Sementara itu penegak-penegak syariat Islam dianggap sebagai perusak, pemecah persatuan, pengacau dll. Padahal menegakan syariat adalah refleksi dari cinta kepada Allah sekaligus refleksi rasa cinta pada manusia. Manusia sebagai mahluk yang bermartabat tidak boleh ditindas, dizahalimi. Manusia harus diselamatkan baik dalam kehidupan dunia dan akhirat. Juga refleksi dari cinta pada bumi tempat berpijak agar terpelihara dari kerusakan dan azab Allah. Allah sebutkan mereka itu dalam alqur’an وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ (*) أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لَا يَشْعُرُونَ Dan bila dikatakan kepada mereka:”Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.”Ingatlah, Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. [ QS. Al Baqarah : 11-12]. Yang dimaksud kerusakan disini, ditafsirkan oleh Ibnu katsir dengan kekufuran dan perbuatan maksiat. Maka alasan orang-orang nasionalis untuk menyejahterakan Indonesia dengan melanggengakan berbagai kekufuran, kesyririkan dan kemaksiatan melalui dinas pariwisata dan yang lainnya, jelas tidak akan menjadi baik. Bahkan sebaliknya akan bertambah sengsara karena mereka telah melanggar aturan-aturan Allah Ta’ala. Manusia diturunkan ke muka bumi untuk menjadi Khalifah, ia wajib menjadi pengatur dan pengelola bumi. Setiap muslim di manapun tinggal di bumi ini harus menunjukkan cintanya pada bumi tempat mereka berpinjak. Cinta pada tanah air tidak identik dengan acara cium mencium bendera atau upacara bendera. Tetapi harus dibuktikan dengan kerja nyata. Dalam kehidupan sehari-hari muslim yang mencintai tanah air akan selalu menjaga lingkungannya baik di darat, di laut maupun udara dari keruksakan. Ajaran Islam melarang umatnya untuk merusak hidup dan kehidupan. Cinta tanah air Indonesia bukan dengan selalu melantunkan nyanyian “padamu negeri” atau “indonesia raya” dan yang lainnya. Atau dengan memeriahkan peringatan 17 Agustus yang kadang bertentangan dengan syari’at Islam. Atau dengan menangis-nangis saat pengibaran bendera merah putih. Tetapi cinta tanah air hanya dengan mengembalikan aturan hidup pada aturan Allah Ta’ala saja. Dengannya perdamain, keadilan, kesejahteraan, dan kebahagiaan pasti akan terwujud. Tanpanya hanya akan terjadi kesengsaraan yang takpernah ada ujungnya. [amru]